BAB 29: THOMAS YANG MUAK
Thomas dan Ranum bermain peran, Thomas pura-pura sedang bekerja di kamar, memeriksa laporan. Thomas tampak tersenyum-senyum ketika Ranum mengetuk pintu kamar. Ranum pun masuk ketika Thomas memerintahkan. Ranum masuk dengan lingerie yang ia telah pakai. Ranum tampak seksi. Ranum menari-nari di depan Thomas.
"Cumbui sekretarismu Thomas," pinta Ranum sambil mengedipkan sebelah matanya kepada atasan pura-puranya.
Thomas tidak tahan dengan wajah sensual Ranum. Thomas segera menghampiri Ranum. Mencumbu daun telinga Ranum, menjilatinya. Thomas menepuk pantat Ranum, meremasnya. Ranum mendorong Thomas ke dinding. Ranum tersenyum ketika Thomas menciumi hidung Ranum. Ranum tak tahan dengan wajah Thomas yang menurutnya keras. Ia tarik Thomas, ia biarkan Thomas menidihnya. Dilepasnya celana Thomas, tampak kejantanan Thomas berdiri tegak.
Ranum meliuk-liuk di atas kasur sementara Thomas ia biarkan menghentak-hentaknya. Thomas seperti menaiki kuda, ia melucuti pakaian bagian atas dan bawah Ranum lalu ia hentak-hentakan lagi, keras. Ranum tampak menukmati permainan Thomas.
***
Gavi melihat laporan dengan wajah yang murung, kesedihannya belum lepas dengan hilangnya satu milyar dari kas perusahaan. Samapi-sampai ke rumah Tania saja ia haris membawa laporan. Itu sangat mengintimidasinya. Kesedihan yang tidak akan bisa tergantikan. Ia sudah berjuang mengumpulkan uang namun orang tidak bertanggung jawab mengambil uang yang ia telah kumpulkan. Dirinya terkena badai kegalauan di dalam hatinya kalau mengingat bagaimana susahnya ia membangun perusahaan ini.
"Gav, jangan sedih." Tania selalu berkata demikian setiap ia melihat Gavi seperti galau. Ia terenyuh melihat Gavi kehilangan arah.
"Ya, aku benar-benar buntu dan harus bagaimana bingung sekali."
"Jangan khawatir, aku ada di sini. Kita minum sirup aja yuk."
Mereka berdua lalu mengambil sirup di meja rumah Tania. Mereka berdua berciuman, lalu bersulang dengan mereka berdua. Setelah mereka minum mereka berpelukan, kemudian Tania mencoba menenangkan Gavi yang suka kambuh rapuh dalam beberapa kali.
***
Membahagiakan Ranum adalah impian Thomas sejak beberapa lama, sekarang ia tinggal mengutusi masalah yang belum selesai, bertemu dengan sepupunya dan berusaha mengusir mereka.
"Malam ini mereka aku harus pulang, aku sudah bahagia dengan Ranum namum kebahagiaanku belum lengkap," bisiknya setelah mengantar Ranum pulang.
Thomas datang ke rumahnya dengan mengendarai motor lalu berhenti. Thomas turun dari motor lalu masuk ke dalam rumah. Di rumah sepupunya sedang menonton TV dengan sang suami. Thomas tampak gusar, ia lalu berbicara langsung tampak basa-basi.
"Sepertinya kalian harus segera meninggalkan rumah ini, saya nggak bisa biarin kalian tinggal lama-lama di sini."
"Nggak bisa? Kenapa? Ada apa Thom?" tanya Tia.
"Saya merasa terganggu dengan kehadiran kalian. Terserah kalian mau bilang saya egois apa bagaimana, tapi nyatanya saya sudah tidak tahan dengan kalian yang seolah-olah tidak menghargai keberadaan saya."
"Justru kami ke sini menganggap kamu Thom! Kami minta bantuan kamu berarti kami butuh kamu!"
"Tapi akibatnya orangtua kalian ketergantungan dengan saya! Kalian pikir enak tiap hari memikirkan orangtua saya dan orangtua kalian yang ternyata menanggung beban di pundak saya! Saya menderita! Saya bisa gila karena kalian!"
Runa tampak pucat melihat wajah Thomas. "Keluar kalian! Semua harus pergi! Saya tidak bisa mengimbangi kalian! Kesehatan mental saya terganggu! Tidak! Tidaaaak!" Thomas berteriak membanting barang-barang.
Runa mengajak istrinya ke kamar untuk pergi "Kami pergi Thom! Tapi kamu jangan cari kami lagi! dasar kamu songong! Tidak tahi adab!"
Tia ke kamar membangunkan Bima lalu ia disuruh bersiap-siap, digendongnya Bima. Satu keluarga itu pergi meninggalkan Thomas. "Semoga Tuhan mengampunimu Thom!" ucap Tia.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top