BAB 15: DIPECAT
Gavi sudah tidak tahan, dari tadi tangannya mengepal, ia merasa kalau dirinya dipermainkan oleh Ranum, ia mengenal Ranum sebagai sosok yang baik terhadap teman-temannya namun di sisi lain ia ternyata suka bercanda yang konyol bahkan merugikan perusahaan.
"Tindakan kamu tidak bisa dibenarkan lagi Ranum, terpaksa saya memecat kamu. Sekarang kamu leluar dari perusahaan saya!" bentak Gavi. Suara Gavi memenuhi ruangan, Ranum terkejut.
"Maaf Pak, saya undur diri." Ranum lalu menunduk, keluar dari ruangan Gavi. Di hatinya campur aduk pun terjadi, antara ia dendam dengan Tania sampai ia bingung apakah teman-temannya yang mengadukan dia.
"Dera!" teriaknya memenuhi seisi supermarket ketika ia melihat Dera.
Dera yang sedang berjalan lalu terkejut, tak biasanya Ranum memanggil dengan keras dirinya, wajah Ranum tampak merah padam, angkara murka terlihat jelas dari wajahnya, Dera sudah tahu Ranum akan memarahinya.
"Lo yang negur Tania ya? Ngadu soal gue ya?"
"Iya, kenapa?"
"Gue dipecat!"
"Karyawan-karyawan lain nggak masuk karena lo! Dan dia juga bisa dipecat karena lo! Lo tahu nggak kasihan mereka! Mereka juga bisa kena marah sama Pak Gavi!"
"Lo tahu dari mana gue abis dimarahi Pak Gavi?!"
"Dari muka lo tuh! Muka yang selalu memberi perintah nggak jelas! Lo pikir gue tunduk sama lo terus? Nggak dong! Lo kenapa sih? Sampai bisa bikin candaan kayak gini? Mau lo apa?" Dera memarahi Ranum dengan sangat tajam.
Seisi supermarket mendengar debat kusir mereka. Mereka saling bersitegang dan membuat beberapa anak kecil berkumpul. Anak-anak kecil itu malah bernyanyi yang membuat semakin panas Ranum. "Orang gila, orang gila."
Suara ledekan itu membuat Ranum marah bukan main, ia mendorong salah satu anak lalu berlari dari supermarket. Supermarket semakin ramai, Ranum tiba-tiba berpapasan dengan Thomas. Ranum pun memelik Thomas.
:Eh ada apa?" Thomas kebingungan, kekasihnya tiba-tiba memeluknya dengan pelukan dahsyat, tidak biasanya dia begini. "Kamu kenapa?"
"Aku dipecat. Banyak karyawan yang bolos karena aku."
"Bolos? Kenapa bisa?"
"Karena aku bercanda dengan mereka. Bilang kalau hari ini libur, aku mencoba mencari kebahagiaan dengan sensasi jadinya seperti ini."
"Ya ampun."
"Aku dimaki-maki Pak Gavi! Aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Aku pulang dulu."
"Hei Ranum! Hei!" Thomas memanggil Ranum dengan sangat keras. Ranum benar-benar pergi, menghilang dari hadapan Thomas. Thomas berteriak kencang tidak bisa menerima keadaan. Thomas seperti dipermainkan oleh keadaan yang sangat menyiksa. Ia mulai kelimpuhan harus apakah dia untuk membalas dendam dan juga menenangkan hati Ranum. Ia pun masuk ke dalam, ada amnak kecil menangis yang ditenangkan ibunya sementara Dera tidak enak.
Seorang ibu memarahi Dera "Itu teman kamu ke mana? Kok kab
ur setelah dorong anak orang."
"Dia dipecat."
"Terus gimana pertanggungjawaban dia?"
"Saya ambil plester untuk mengobati luka nak itu, sebentar, ibu yang sabar ya. Tenang."
Si ibu ternyata rekan si ibu yang anaknya didorong, ia tidak terima perlakuan karyawati yang berada di supermarket itu. Dera yang sekarang harus menanggung beban, tanggung jawab Ranum tidak ada lagi di supermarket ini namun lucunya ia membuat Dera menjadi seorang yang bodoh yang dirinya tidak bisa bertanggung jawab. Seakan-akan yang mendorong anak kecil itu adalah dia. Ia semakin membenci Ranum yang lebih tua darinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top