Mantan in Cell No. 7

Judul : Mantan in Cell No. 7
Bentuk : Game "Mempermainkan MANTAN" dari judul film diganti memakai kata "mantan" lalu dibuat cerita singkatnya.
Genre : Crime Romance
Tema : Masih ada cinta untuk mantan kekasih
Penyelenggara : Divergent Writers DivergentWriters_ID (Udah lama sih sebenernya, tapi lupa dipublikasi. Jadi, ini sekalian direvisi.)

Judul film asli : Miracle in Cell No. 7
Negara asal : Korea Selatan
Sutradara : Lee Hwan-kyung
Produksi : Fineworks (2013)
Pemeran : Park Shin-hye

***

Mantan in Cell No. 7

Mendekam seorang pria berseragam jingga pada lantai yang dingin. Jeruji besi bagai kandang binatang buas membatasi kebebasannya. Angka '7' terpampang di atas gemboknya yang terkunci rapat. Bau lembap menyelimuti mimpi buruknya. Dinding yang sudah retak nan terkelupas bagaikan kanvas karya seni abstrak oleh para pendahulunya.

Rambut gondrong terkepang kecil-kecil di seluruh kepalanya, terlihat jelas karena ia terus menunduk. Wajah kusut tersangka kriminal itu terbenam di balik kedua lututnya. Tato ular boa terukir melingkar di sepanjang lengan kanannya yang memeluk kedua betisnya.

Tersenyum lebar, aku memandangi nasibnya. Setelah semua kejahatan yang telah ia lakukan padaku, akhirnya ia mendapatkan ganjarannya. Masih teringat jelas dalam benakku, bagaimana ia mempermainkan cintaku. Belum pulih luka yang pernah disayatkannya pada hatiku. Namun anehnya, melihatnya tersiksa seperti ini, leherku justru ikut tercekik.

Ting ... Ting ....

Cincin perak yang melingkar di jari manisku kuketuk-ketukkan ke sebatang jerujinya. Bukan pemberiannya, cincin pertunangan ini dari pria lain yang hadir setelah ia mencampakkanku, Yongki Jurdain.

Ia mendongak. Mata memarnya menatapku tajam. Terkekeh aku mencemoohnya dalam hati, Sudah sulit membuka kelopak mata, masih ingin memelototiku? Lucu!

"Sheena ...," panggilnya lemah dengan suara serak.

Terseok-seok, ia mendekatiku yang sedang berdiri di depan selnya. Kakinya dekil dan kapalan tanpa alas kaki. Kuku-kuku hitam tangannya mencengkeram pergelanganku melewati sela jeruji hitam.

"Bukan aku pelakunya! Sshhh ...," geramnya seraya meringis kesakitan dengan bibir yang masih bonyok meninggalkan darah kering.

Terhirup bau mulutnya bercampur asam keringat tubuhnya yang entah sudah berapa lama tidak dibasuh. Kutarik lenganku dari sentuhan menjijikan itu. Jemari kotor itu terus berusaha menggapaiku, hingga aku melangkah mundur dan menepisnya.

"Aku tidak membunuhnya!" jeritnya parau seraya menggebrak jeruji besi.

"Oh, ya?" ledekku sinis. Kulipat kedua tanganku di depan dada seraya memberikan kesempatan untuknya berbicara.

Dengan seluruh tubuh gemetar, ia berusaha menjelaskan, "Yongki ... sshhh ... sudah tidak bernyawa saat aku datang. Lalu ..., sshhh ... komplotannya tiba-tiba menyerangku, aku tidak melawan. Sshhh .... Tidak ada yang kulukai selain kamu, Sheena. Kamu percaya padaku, 'kan?"

"I knew," sahutku singkat lantas tersenyum miring.

"Tolong, Sheena, bantu aku ... sshhh ... mengungkap kebenarannya! Kumpulkan bukti-buktinya! Please ...."

"Apa untungnya buatku, hah?" cibirku tak acuh.

"Masih ingat janji cintaku? Sheena, aku---."

"Bullshit!" potongku skeptis.

Brang ....

Jeruji besi ditendangnya keras dengan kaki kapalannya. Nanah menyembur dari sela-sela jemari kakinya. Mual, aku membayangkan perihnya. Sempat-sempatnya, ia mengumpat kasar sembari meringis kesakitan.

"Okay! Sheena ..., dengar!" Ia mencoba menggapai lenganku lagi dengan tangan gemetar. "Kita memang sudah lama putus, tapi ... sshhh ... mendengar kabar, bahwa kamu dengan Yongki akan menikah, I was jealous ...."

"Oh, itu alasanmu?" Akhirnya, ia mengakuinya. Jantungku berdegup kencang mendengar kata-kata yang ingin sekali kudengar.

"Fuc---sshhh .... Bukan begitu, Sheena." Matanya mulai berkaca-kaca. "Aku memang membencinya karena akan menikahimu. Tapi, aku tidak ... sshhh ... berencana membunuhnya! Aku hanya ingin menyingkirkan si brengsek itu darimu!"

"Do you still love me?" todongku mematikan. Aku mengulum kedua pipiku untuk menyembunyikan perasaan. Say 'yes'! Say 'yes', please! harapku.

"Aishhh ...." Kedua tangan kotornya meremas kepangan di atas kepalanya seraya membungkuk. Lantas, dibenturkan kepalanya pada jeruji besi, tetapi hanya punggung tangannya yang terantuk, cerdik.

Tidak ada sepatah kata lagi diucapkannya. Kenapa ia tidak menjawab? Ayolah, jawab 'iya'! Hatiku mulai terhempas untuk yang kesekian kalinya. Hawa panas seperti akan membakarku.

"Jawab jujur, Ken!" sodokku tak menyerah.

"He'eh," gumamnya pelan.

Kuberanikan diri untuk melangkah maju. Dengan lembut, kuraih jemarinya yang terus menutupi wajahnya. Ia menyambutnya, menggenggamku erat. Bibirku tak tahan lagi untuk tidak tersenyum.

"Apa? Tidak dengar," tanyaku sekali lagi dengan lebih lembut.

"Yes, I love you, Sheena Parker," jawabnya lirih seraya menatapku penuh harap. "Cuma aku yang pantas menikahimu, bukan si brengsek itu. Jadi, Sheena, bebaskan aku secepatnya, please!"

Bulir-bulir air mata mulai menitik dari kedua mata memarnya. Namun, aku tidak boleh iba. Inilah yang aku inginkan. Kuharap, dia benar-benar jujur---mencintaiku---agar tidak sia-sia aku melakukannya.

"Okay! Good reason!" Dengan kasar, aku menghempaskan genggamannya, lantas menjauh.

"Sheena?" panggilnya heran ketika aku membuka tas selempangku.

Tape recorder yang sedari tadi kusembunyikan di dalam tas kumatikan mode rekamnya. Akhirnya, aku berhasil mendapatkan pernyataannya. Tertawa lebar, aku memamerkan barang bukti itu kepadanya. Dengan bukti rekaman ini, aku dapat memastikan kepada mereka, bahwa dialah pelakunya.

"Kamu merekamnya? Dasar licik!" geramnya seraya menggebrak-gebrak jerujinya. "Hapus rekaman itu, Jalang! Kamu menjebakku! Anj---."

"Aku tunggu kamu dibebaskan lima tahun lagi, Ken!" janjiku mengabaikan kemarahannya. "Bye!"

Aku berbalik sembari tersenyum lebar, mengibaskan rambut lurusku yang tergerai panjang. Dengan langkah angkuh, aku meninggalkan sel nomor tujuh. Ketukan sepatu high heels-ku menggema di lorong gelap penuh tahanan.

"Tunggu, Sheena! Bebaskan aku secepatnya! Sheena Parker! Arrgh ... sial!" Masih dapat terdengar pekikannya dari jauh, hingga aku berbelok ke luar.

Maaf, aku harus mengambinghitamkan kamu, Ken, batinku menjerit. Senyumku memudar seiring dengan menjauhnya langkahku. Jantungku berdenyut nyeri. Sekuat tenaga, aku harus menahan perasaanku. Lima tahun tidak akan terasa lama. Because I did it to be with you, Kenny Jankerson.

*** TAMAT ***

Cast :
- Park Shin-hye sebagai Sheena Parker

- Jang Keun-suk sebagai Kenny Jankerson

- Jung Yong-hwa sebagai Yongki Jurdain.

Jakarta bawahan sedikit, 5 Januari 2018
~ Mar2iva ~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top