13
Iki sudah ada di depan kelas dan ia mendengar suara perempuan menangis dan ia kenal dengan suara itu. Kemudian ia masuk dan melihat Icha menelungkupkan kepalanya di atas mejanya. Ia bingung haruskan ia menyapanya, namun karena ia merasa khawatir pada Icha kemudian menghampiri Icha.
" Icha " panggil Iki yang sekarang sudah duduk di depan mejanya Icha. Icha diam dan menutupi wajahnya dengan buku yang ada di meja karena ia tak ingin matanya yang sembab habis nangis dilihat Iki. " Icha lo kenapa sih" panggil Iki yang kedua kalinya.
Namun Icha masih tidak meresponnya." Icha" teriak Iki seraya mengambil buku yang digunakan Icha untuk menutupi wajahnya. Icha sontak terkejut dan bangun .
Iki melihat Icha yang terlihat matanya sembab . "Lo kenapa cha cerita sama gue" tanya Iki yang mengkhawatirkannya. Icha menundukkan kepalanya ia bingung mau mengatakannya pada Iki. Apakah ia harus menceritakannya pada Iki dan meminta bantuannya karena hanya Iki yang dapat membantunya dan saat ini .
Selain itu Helda tidak ada karena ia sedang sibuk menyalin jawaban bahasa Arab di perpustakaan. Dan tidak mugkin ia meminta bantuan padanya karena jika Helda menolongnya ia akan mendapatkan hukuman dari pak Yayan guru bahasa Arab.
Dan ia memutuskan akan menceritakannya pada Iki walaupun ia sangat malu. " ki" Icha memanggilnya." Ya , ada apa Icha ada masalah apa sampai kamu nangis kaya gini" tanya Iki dan menatap mata Icha mencari jawaban di mata nya Icha.
" Ki , a-aku lagi PMS" kata Icha mencoba menjelaskan masalahnya pada Iki sambil menunduk. Dan itu membuat Iki membulatkan matanya terkejut mendengar penjelasan Icha. " ya terus apa masalahnya" tanya Iki dengan canggung dan tidak berani menatap mata Icha.
" a-aku tembus " setelah mengatakan itu menangis melepaskan rasa malunya .'ya Allah kayanya aku salah ambil keputusan karena aku sangat malu . Apa yang harus aku lakukan' alibi Icha.
Iki menggaruk kepalanya yang tidak gatal ia bingung harus ngapain. Apakah dia harus lari dari sini meninggalkan Icha sendirian disini sambil menangis . Atau menolongnya dan harus ngorbanin harga dirinya.
Iki pergi ke bangku dan mengambil jaketnya dan kembali menghampiri Icha. " Icha bangun " perintah Iki. "Buat apa itu " tanya Icha yang melihat jaket Iki ditangannya. " uudah lo bangun aja dan pake jaket ini terus lo pergi ke toilet dan tunggu gue disana.
" tapi aku takut di toilet sendirian." Kata Icha kerena ia anak yang penakut ia saat ke toilet akan minta temenin Helda terus . Juga di rumah ia minta di temenin mamanya. " astagfirullah ni anak penakut banget apa gue ikut sama lo ke dalam toilet , gue nggak papa sih . Malah gue seneng " ujar Iki sembari ingin tertawa liat kelakuan Icha.
Icha mencubit lengan Iki dengan kencang. " aww Icha jangan disini dong nanti di liat orang kita di toilet aja yuk" kata Iki yang membuat Icha nambah kencang mencubitnya. " apaan sih " kata Icha yang terlihat kesal dengan Icha.
" udah-udah dong , mau di tolongin nggak " mencoba melepas tangan Icha dari lengannya. Icha melepaskan tangannya." Cepat kamu pakai jaket aku dan ingat tunggu aku di toilet" Icha memakai jaket Iki dan pergi berlari menuju toilet. Dan Iki pergi menuju kantin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top