7. Permainan Dimulai
The Rules of We Don't Need Love Club
1. Don't talk about L̶O̶V̶E̶! [✔❓]
2. We could life alone without girl/boyfriend, we are only friend!
Putus dengan pacar seharusnya bukan akhir dari dunia, jika tidak terlalu mengandalkan sosok yang pernah menyimpan hati itu. Karena pada akhirnya status pacar hanyalah cara untuk memperbolehkan sepasang teman memiliki hubungan cinta. Bagi WDNL, ada atau tidaknya pacar tidak berarti besar, toh hidup akan terus berlanjut meski tidak ada sosok tersebut.
Klub We Don't Need Love menetapkan tidak ada yang namanya teman khusus laki-laki atau perempuan melainkan cuma teman. Hampir banyak yang berspekulasi bahwa di klub anti cinta bisa bertemu pengganti kekasih lama, tetapi faktanya tidak ada yang berhubungan lebih dari teman hingga saat ini.
Mungkin sekarang akan ada perubahan, ujar Windu dalam hati. Dia menatap kartu megacash dan beralih pada sekumpulan muda-mudi di depan. Tampak sekali ekspresi yang jauh beda saat mereka masuk WDNL di hari pertama. Meski pertemuan mereka masih di bawah sepuluh, perbandingannya terlihat jelas bagaimana di rabu pertama semua terlihat lesu dan tidak ada gairah, tetapi sekarang setelah memasuki taman hiburan bergengsi di Bandung, semuanya tampak gembira.
List to do in WDNL
- Tidak membahas cinta, rasa, dan suka dengan konteks pasangan selama 5 hari. [⁉️]
- Hangout keroyokan.
"Organisasi lain mah pergi diklat, ari kita malah pergi main, makin suka sama WDNL!" seru Denada yang terus menyengir sejak masuk Trans Studio Bandung.
Gadis lain yang Windu kenal dipanggil Ulil pun menyahut, "Eh, he'eh anjir, kasihan yang lieur-lieur pelatihan, pulang-pulang capek hati sama badan."
Ulil sedikit oleng disenggol perempuan berkerudung di sebelahnya. Dia mendekatkan diri ke dua gadis tadi. "Awas jangan up story, entar pada ngiri." Setelahnya mereka tertawa bersama, tetapi tertahan ketika cowok lumayan jangkung tidak jauh dari mereka ikut berbicara.
"Biarin aja ngiri, tau-tau malah gabung WDNL." Celetukan laki-laki bernama Iqbal justru membuat mereka berempat menciptakan gelombang tawa yang besar. Windu dari kejauhan hanya menggeleng-geleng, tetapi turut senang dengan kegembiraan yang mereka rasakan.
Namun, tidak semua merasakan kegembiraan penuh yang sama. Dia melirik Riani yang hanya beberapa meter berdiri di sebelahnya, tampak tidak ingin maju mengikuti sesama anggota baru di sana. Windu jelas tahu alasannya, masih tentang kejadian luar biasa yang ada di klub anti cinta.
Windu menghela napas berat. "Perubahan yang ini ... terlalu rumit," gumamnya pelan. Dia yang tadi hanya menatap Riani muram, agak terkejut ketika gadis tersebut menoleh padanya. Tanpa yang lain sadari mereka saling mendekat dan bersinggungan bahu.
"Jadi, gimana cara kamu tau alasan Jehian?" tanya Windu merendahkan suaranya.
Riani menutup mulutnya untuk menghalangi pandangan yang bisa membaca gerak bibir lalu ia berbisik, "Karena Kakak gak mau kasih tau, aku harus memperhatikan Jehian dari sosmednya sampai tingkah dia pas kumpul!"
Windu balas berbisik, "Tapi, kalau gitu kamu jadi berurusan sama dia lagi."
"Mau gimana lagi? Dia orangnya gak blak-blakan ngomong, cuma suka kasih makna tersirat dari kelakuannya atau ... Kakak mau kasih tau biar aku gak langgar peraturan klub?"
Pemuda yang matanya berbentuk phoenix langsung menyipit kepada Riani. Tengah dahinya tiba-tiba berdenyut meminta dipijat. Windu mengabaikan permintaan Riani sementara waktu sambil menariknya ke depan, memimpin rombongan. Dari belakang keduanya hanya terlihat bersebelahan, tetapi Windu ternyata berbisik lagi sangat pelan.
"Saya cuma bisa bantu buat mantan kamu tidak tenang."
Riani menoleh cepat, kepalanya agak mengangkat untuk melihat wajah Windu dengan raut tidak mengerti. "Maksudnya?"
Namun, Windu tidak menjawab pertanyaan Riani dan malah menghadap belakang, berseru pada yang lain. "Mau naik yang ecek-ecek dulu apa langsung yang seram nih?"
Melihat Windu secara sengaja mengabaikannya, Riani hanya bisa cemberut sendiri. Kadang kala ada satu dua hal yang ia temukan antara Jehian dan Windu begitu sama. Soal keduanya yang tidak langsung menjabarkan sesuatu dengan jelas, entah pakai kata tersiratlah atau perilaku khususlah. Memang mereka kira Riani anak pramuka, diberi kode-kode seperti ini.
Ia lumayan kesal juga ketika malam sebelum hari WDNL jalan-jalan, Windu memberinya peringatan tentang pencarian alasan Jehian. Seolah-olah pencarian untuk urusannya sendiri adalah misi dengan tenggat waktu tertentu, ia disuruh segera menyelesaikannya.
Kak Windu WDNL:
Oy, Riani, nyari alasan Jehiannya jangan lama-lama yah
Saya gak bisa nahan Tanisha lama-lama buat gak lihat biodata anggota
-
Riani:
YA KENAPA GAK KASIH TAU AJA YG KAKAK TAU KE AKU!
Sama seperti pengabaian tadi, Windu tidak membalas pesan putus asa Riani. Ia kebingungan kenapa harus sebelum Tanisha bisa melihat biodata mereka. Dugaannya seputar Tanisha yang terlalu ketat mengikuti aturan dan mungkin akan sangat marah jika kisah Jehian Riani terungkap.
Saat gadis itu asyik melamun sendiri, Windu yang menghadap belakang sengaja bertemu pandang dengan Jehian. Pemuda yang hampir sama tinggi dengannya tepat menatap ke arah mereka. Akan tetapi, Windu hanya berpura-pura tidak peduli pada sikap pemuda tersebut dan kembali bercengkerama dengan anggota lain.
______________
Yamaha Racing Coaster.
Nama yang unik untuk wahana mengerikan bagi para penakut kecepatan dan ketinggian. Berbeda dari roller coaster pada umumnya, sensasi dari melaju cepat di atas wahana yang berada di luar ketinggian gedung mall bisa membuat jantung lepas saat naik. Bukan cuma melaju saja, tetapi bermanuver mundur juga tanpa memberikan jeda bagi yang menaiki wahana dan semua anggota WDNL menatap wahana tersebut dengan berbagai minat.
Tanisha, salah satunya, perempuan itu langsung berseru, "Yang gak naik jajanin cilok di luar!"
Meskipun cilok paling mahal sekitar sepuluh ribu tiga isi, anggota lain tetap tidak ingin menerima taruhan membelanjakan satu klub, sehingga mereka berbondong-bondong di belakang Tanisha. Antusiasme itu juga bagian dari jiwa adrenalin mereka yang tertantang menaiki wahana.
Sebelum antrian makin panjang, Windu turut menarik Riani yang tidak masuk ke barisan. Namun, tertahan karena satu lagi tangan menghentikan niatnya. Dia melihat Jehian yang berdiri di tengah dirinya dan Riani sembari menatap datar.
Baik Riani dan Windu sama-sama kaget dengan tingkah tiba-tiba Jehian langsung mengirimkan sinyal mata. "Apa dia tau kalau saya tau?"
"Mana aku tau!" Mata Riani langsung melotot sekejap begitu mengerti maksud ekspresi Windu.
Masa secepat ini dia cemburu? batin Windu tak percaya dengan perkiraannya sendiri.
Riani pun berdeham, kedua tangan yang membelit di antaranya terlepas. Ia melihat Jehian dan berusaha berkata tanpa emosi, "Ada apa, Je?"
Jehian menaikkan alisnya sebentar saat mendengar panggilan Riani yang berbeda. Bola matanya bergerak cepat menyadari dua orang lainnya tengah menunggu balasan. "Kamu yakin naik ini?" tanya Jehian kikuk.
Begitu wajah Riani terkejut mendengar pertanyaan Jehian, Windu diam-diam tersenyum mengerti. Dia pun ikut berbicara, "Kenapa Riani gak yakin naik ini, emangnya dia takut?"
Tentu saja, cuma kamu yang tau ketakutan Riani di sini.
Laki-laki yang lebih muda ragu-ragu membuka mulut sebelum telunjuknya naik mengarah ke wajah Riani. "Wajahnya pucat, jangan naik wahana ini kalau kurang sehat."
Riani langsung meraba-raba wajahnya, Windu juga segera memperhatikan muka gadis yang kini memakai topi beret memang tampak pucat. Sayangnya jawaban yang Jehian berikan juga masuk akal sehingga tidak bisa menjebaknya dalam pertanyaan lain lagi. Windu juga dari awal melihat Riani sempat menenggak ludah saat menatap wahana, tetapi dirinya tidak memperhatikan sejauh Jehian.
Gadis tersebut mengelak, "Aku biasa aja! Wajahku emang pucat."
Jehian mengangkat tangannya menuju jari-jemari Riani, mungkin akan merasakan tangan yang bergetar hanya dengan sekali lihat. Windu yang menangkap pergerakan itu segera berkata, "Pucatnya beda sama orang sehat, udah kamu diam sini aja!" Kemudian Windu menarik pergelangan tangan Jehian yang hendak memegang Riani. "Kamu weh yang duduk sebelahan sama saya."
Jehian mengernyit bingung ketika dia benar-benar terseret Windu bahkan tak memberinya kesempatan melihat Riani yang sama-sama terbengong. Pengalihan yang dibuat Windu memang berlangsung cepat, tetapi efek yang membuat sepasang mantan saling melongo tetap bertahan.
"Kating gelo," celetuk Riani.
______________
.
.
.
Jumlah kata: 1243
Bersambung
Kamus-kamusan
1. Mah: Penanda fokus kata
2. Ari: Kalau
3. Lieur: Pusing
Beneran jalan-jalan kan 🤣
Jadi windu riani mulu, besok jehian maju ah
Pengen ganti header :( tapi sama apaan
Jangan lupa tinggalkan jejak ya hahah
Sekian dan Terima kasih
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top