2. Rumor Belaka

Awan mengarak dari langit bandung utara melewati gedung kampusnya hingga lama-lama menggelap. Sepertinya akan hujan lagi di sore hari. Untung dalam kesempatan apa pun Riani selalu membawa payung, entah itu untuk perlindungan diri yang sebenarnya atau dalam artian lain.

Namun, kenangan akan hujan membawanya pada setiap cuplikan dua manusia di atas motor yang membelah derasnya air turun. Demi menikmati sesi romantis menggelikan yang suka ada di drama, Riani menyingkirkan ego diri untuk berhujan-hujanan dengannya.

Melihat lagi hujan datang di seperempat tahun akhir, Riani tidak bisa menghilangkan memori yang hampir pudar. Tambah dengan kemunculan Jehian di klub yang sama dengannya. Semua sisa-sisa kenangan yang ingin ia kubur mengingatkannya lagi.

Riani tahu, dalam momentum apa saja selama mereka masih menimba ilmu di kampus yang sama, ia akan tetap bertemu Jehian. Namun, paling tidak intensitas pertemuan itu tidak akan sesering jika mereka pada akhirnya kebentok di organisasi yang sama juga.

Oh ayolah! Cowok sekelas Jehian kenapa repot-repot masuk klub anti cinta?

Bukannya apa, tetapi Riani tahu Jehian bukan semacam orang yang mau repot mengurus hal sepele seperti cinta. Ketika mengakhiri hubungannya dengan Riani pun, pemuda itu tidak mengatakan apa apa dan meninggalkannya.

Jadi, apa yang dicari Jehi-

"Riani!"

Lamunannya terpotong begitu kedua tangan menyergap bahu. Ia melirik ke atas, mendapati wajah cengengesan teman sekelas yang merasa berhasil telah mengagetkannya.

Dia menempatkan diri tanpa permisi di sebelah Riani dan berujar, "Bengong wae! Moal geura pindah?"

"Bentar, belum beberes," balas Riani malas. Lantaran bukannya membereskan buku yang masih di atas meja, ia malah menidurkan diri di sana.

"Buru atuh, kelasna jauh."

Mau tidak mau Riani menggerakkan bagian-bagian tubuhnya yang terdiam patuh sejak perkenalan sekaligus ajaran singkat dari dosen. Setelah melalui proses orientasi kampus yang merepotkan, awal perkuliahan berlangsung monoton. Selalu berputar antara dua hal itu sehingga dirinya harus berkali-kali mengulang perkenalan.

Belum lagi adat baru yang tidak sering ada di SMA dulu, mengenai berpindah kelas setiap usai mata kuliah. Bisa-bisa Riani yang sudah tak berisi semakin tidak ada isinya.

Namun, patut Riani syukuri, selama proses perpindahan kelas dan mata kuliah, ia tidak bertemu cowok tak tahu malu itu. Fakultas Dirgantara yang seratus persen berbeda dari Ilmu Bahasa memiliki peluang pertemuan sangat kecil. Hanya jika mereka perlu ke gedung kuliah umum, mungkin Riani bisa melihat hidungnya.

Tapi buat apa aku lihat-lihat ke sana?!

Riani memandang dari seberang plang besar Fakultas Dirgantara kemudian melengos dengan matanya yang sinis. Salah memang jika Riani tidak menyukai fakultas tersebut hanya karena seseorang di dalamnya. Salahkan saja cowok pintar, tapi gak punya hati di sana, batinnya dendam.

"Ri, denger gak, ada yang rame-rame di situ?" ucap Della, teman sekelas Riani, tiba-tiba. Dia ikut memandang Fakultas Dirgantara penasaran.

Riani langsung menggeleng. Bagaimana mendengar yang sedang hangat tentang Fakultas Dirgantara jika ia saja tidak pernah menganggap fakultas itu ada.

"Yeu, kamu mah." Gadis yang memiliki kuncir di atas kepala mendorong bercanda bahu Riani dengan telapak tangan. "Katanya mah ada yang confess di situ," tambah Della dengan nada ala penggosip.

"Terus yang anehnya apa?"

Della agak menatap heran sosoknya yang tidak tahu apa-apa. "Tau, kan? Di sini ada organisasi ... eta aduh yang ada cinta-cintaan."

"Klub anti cinta?" tebak Riani.

Jentikan jari lantas terdengar bersamaan dengan sahutan Della. "Nah, eta! Jadi yang confess teh nembak ka anak anti cinta tea, kan lucu." Dia terkikik sendiri seolah-olah baru mendengar lelucon yang paling menggelikan.

Namun, berbeda bagi Riani yang turut berada dalam klub anti cinta tanpa sepengetahuan seluruh teman sekelasnya. Ia mengernyit dalam tidak mengerti kenapa ada yang mau menyatakan cinta pada seseorang yang jelas-jelas anti. Walau nama We Don't Need Love tampaknya terus dikenal dengan klub anti cinta, paling tidak mahasiswa ITT menyadari artinya.

"Terus gimana?" tanya Riani yang kini penasaran.

"Teuing, gak tau jadian atau enggak, kalau jadian makin lucu."

"Gak mungkin sih," kata Riani cepat membalas. Ia ingat peraturan lain yang dibagikan Kak Windu beberapa hari lalu.

2. We could life alone without girl/boyfriend.

Jelas sangat tidak mungkin menurutnya. Akan tetapi, penjelasan Kak Windu yang sedikit Riani dengarkan juga mengatakan, "Jika suatu hari kalian bisa move on atau punya hubungan lagi, cuma peraturan kesatu yang berlaku selama kalian di sini."

Kalau begitu, sudah berapa orang yang lulus WDNL?

Riani menunduk diam memperhatikan catatan di gawainya. Barisan catatan itu memuat daftar kegiatan yang perlu dijalani setiap anggota baru WDNL, sekaligus kiat-kiat melupakan cinta katanya.

Tidak membahas cinta, rasa, dan suka dengan konteks pasangan selama 5 hari.

Sulit, celetuk Riani dalam hati. Ia kemudian menatap lesu teman yang telah membawanya dalam pembicaraan tentang cinta. "Ngomong cinta sama anak klub cinta? Bodoh itu mah." Riani tidak bermaksud menyindir perbuatan Della padanya, lagi pula gadis itu tidak tahu organisasi mana yang ia ikuti, tetapi perihal kejadian ramai yang katanya sedang hangat diperbincangkan.

Orang yang nekat itu bodoh.

"Lha, Riani tungguan!"

Della mengejar langkahnya yang tertinggal perempuan berambut gelombang sedada. Ketika dia berlari kecil, kuncir ekor kudanya melompat-lompat lucu. Riani yang melihat itu hanya menutup mulut, menahan tawanya yang mau keluar.

"Tapi ya meureun mereka udah pedekatean lama, kan ada pepatah 'orang akan tetap punya rasa kalau terus dihadapkan bersama-sama'."

Riani memejam mata sembari menggeleng-geleng kecil. Rupanya ia masih harus mengikuti alur pembahasan Della tentang rumor pernyataan cinta orang.

"Iya sih, kalau jadian, itu yang nembak bisa dapat predikat meluluhkan hati seorang anti cinta," Sampai detik ini Riani tidak mendengar kabar dari kakak-kakak tingkatnya yang mungkin terlibat dalam rumor tersebut. Entah juga siapa di antara seniornya yang bisa terkenal sebagai anggota klub anti cinta di luar sana. Riani justru tidak ingin sampai seperti itu.

"Bener! Cuma hebat sih kata aku ada klub anti cinta sagala, kan sekarang mah lagi meujeuh-meujeuhna suka ka batur terus bobogohan, tapi ini malah anti," tutur Della memancarkan kekaguman.

Della tiba-tiba menengok Riani. Tampak sekali kernyitan di dahinya menumpuk, lalu dia mengajukan tanya, "Ari klub anti cinta itu teh ngapain aja?"

Klub anti cinta, bersembunyi dalam rumor cerita kampus ITT belaka. Banyak yang mengatakan itu hanya kumpulan mahasiswa gamon alias gagal move on yang tidak menerima kenyataan. Sebagian lagi mengatakan, klub anti cinta hanyalah kedok sebuah organisasi kampus berbasis intelijen yang harus dirahasiakan. Pihak kampus pun tidak menganggap serius rumor yang ada.

Namun, bagaimana dengan Riani yang nyatanya berada dalam klub itu sendiri? Ia tidak ingin mengaku pada siapa pun tentang organisasi yang dipilihnya. Cukup rasa malu dan frustrasinya tersimpan dalam klub rapat-rapat.

Belum lagi tentang sang mantan yang ada juga. Bisa-bisa lebih menghebohkan dari sekadar menyatakan cinta kepada seorang anti.

Riani meregangkan kedua tangannya ke atas. Percikan air dari pancuran besar beberapa kali mengenai wajahnya yang tampak lelah. Mengembalikan kesegaran semangat tadi pagi kemudian matanya yang berbentuk almon tipis melirik Della sembari menyeringai. "Tebak."

______________

.

.

.

Bersambung

Jumlah kata: 1115

Kamus Nyunda:

1. Bengong wae! Moal geura pindah?

Bengong aja! Gak segera pindah?

2. Buru atuh, kelasna jauh

Cepat, kelasnya jauh

3. Meujeuh-meujeuhna suka ka batur terus bobogohan

Aktif-aktifnya suka ke teman terus pacaran

Mah, teh, tea : Penanda fokus
Eta : Itu
Meureun : Mungkin
Teuing : Gak tau
Sagala : semua (dalam konteks kalimat di atas = segala)
Ari : Kalau

Kamus Nginggris:

1. We could life alone without girl/boyfriend.

Kita bisa hidup sendiri tanpa pacar

______________

Ada yg kurang sreg 🤔
Temen riani nyunda amat, untung munculnya dikit

Belum ketemu mantan lagi, coolyeah dulu

Review and comment hehe

Sekian dan Terima kasih

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top