Perempuan
pada suatu persimpangan:
perempuan bebas berjalan
tanpa dibegal payudara
tanpa suitan menggoda-goda
pada suatu jalan setapak:
perempuan bukanlah permak
yang hanya guna bila beranak-pinak
yang kala dididik hanya akan berontak
pada suatu jalan buntu:
perempuan seyogianya empu
yang memburu, yang mengampu
pilihannya, sendiri pun dia mampu
tapi tembok-tembok itu masih kaku
menahannya dengan sahut-sahut kelu,
"Ingat kodratmu!"
***
April 2020
Lanjutan dari puisi 'Wanita'
Sedang gusar dengan tembok-tembok konstruksi sosial yang misoginis
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top