Nostalgia
ada pagi yang selalu kuingat lekat
sepanjang jalan setapak di belakang gereja,
kala embun masih belia:
tempat kami berjalan dan menambat permohonan
tempat tangan kecilku menggapai, memegang ayahku
tempat kaki remajaku berlari, mengejar sepupu kecilku
tempat orang-orang berdoa, selagi aku sudah lupa caranya
Tuhan, mengapa manusia bersikeras bahagia?
kini, usai senyap menahun, kuceritakan langit-langit
tentang isakan yang gemercik, dalam angan terjaga,
pelataran gereja di Yogyakarta itu masih sama
mengajakku berpulang ke:
tempat lututku bersimpuh di bawah teduh
tempat lenganku bebas, tak lagi kebas
tempat kakiku mengejar sisa-sisa pijar
tempat doa-doa yang menguar bersama silam terbakar
tapi tertambat di benak, di dongeng anak, di sajak-sajak
Tuhan, barulah dalam rengkuh-Mu, kami bisa bahagia
***
November 2019
Rindu kampung halaman
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top