Cerita Wanita Tua
Di dahiku tergurat garis-garis kenangan,
menyimpan pukau-pukau di masa lampau
Kala keresahan (gelisah) adalah kawan
dan penerimaan (pasrah) adalah lawan
Di pipiku terbenam kerut-kerut sengkarut,
menimbun keputusan-keputusan yang carut marut
Hingga rahangku kalut, tak mampu berkedut,
sebab rasa apa pun sudah tak lagi patut
Tapi rambutku yang menipis di pelipis,
masih menyimpan angan
Bahwa kelak tubuhku rubuh menjadi ribuan serpihan
Dan dari tiap serpihan, cahaya berkelindan
Menjelma matahari,
hanya supaya aku bisa merasa lagi
***
Mei 2020
Merasa mati rasa
Oh ya, beberapa puisi di sini (dan dari antologi-antologi puisiku yang lain) bisa dilihat di Instagram @nellaneva.arts juga, ya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top