#1
Aku hanya bisa menghela napas berkali-kali, saat bayangan Kevin melintas di mataku. Entah kapan aku bisa segera melupakan orang yang aku cintai, yang tiba-tiba mundur dengan alasan terlalu aneh , mama tidak nenyetujui hubungan kita, ujarnya sendu di senja hari beberapa bulan lalu.
Aku tidak bisa memaksanya untuk melanjutkan hubungan yang telah kami jalani selama 2 tahun, karena mamanya dalam kondisi sakit. Kevin anak pertama ia tulang punggung keluarga, mamanya hanya ingin kevin selalu didekatnya karena penyakit paru-parunya semakin parah.
Tapi alasan itu tetap terasa aneh, jika hanya ingin menunggui mamanya yang sakit haruskah mengorbankan hubungan kami, atau mungkin ada yang lain tapi ia tak berani mengatakan tapi rasanya tak mungkin, Kevin laki-laki yang sangat pendiam, berhubungan serius dengan wanita pun baru denganku. Banyak hal aneh yang aku rasakan, tapi rasanya tak mungkin jika aku mengejar-ngejarnya dan bertanya mengapa semua harus berakhir, rasanya aku terlalu murah jika harus mengejarnya dan menarik-narik tangannya, ah aku tak biasa dengan drama.
Aku kembali menghela napas, saat aku lihat hadiah terakhir yang ia berikan, squisi karakter kucing, sederhana memang tapi entah mengapa aku sangat ingin benda itu dari Kevin, mungkin karena bisa aku remas berulang saat aku melamun.
"Aku masih mencintaimu, " ujar Kevin sesaat sebelum punggungnya menjauh dan tak pernah kembali lagi setelah itu.
Aku tenggelamkan diriku dalam kesibukan kantor, aku jadi gila kerja, tujuanku hanya satu, segera melupakan semua kenangan tentang Kevin. sampai aku lupa apa itu artinya mencinta, karena hatiku di bawa pergi oleh Kevin, semuanya hingga tak tersisa sedikitpun.
****
Mama selalu menatap sedih tiap aku pulang larut dari kantor, aku semakin menenggelamkan diri dari kesibukan yang semakin tak wajar sampai akhirnya meraih jabatan sebagai direktur, di kantor milik adik mama. Dan itu tidak mudah, meski memang sebenarnya aku sudah disiapkan sejak jauh hari oleh om ku untuk menggantikannya, mengingat om tidak punya anak. Namun tetap tidak mudah meraih jabatan itu.
****
Sampai suatu saat...
"Inaaaa...Inaaaaaa, " teriakan Putri tiba-tiba mengagetkanku saat ia menerobos masuk ke ruanganku, sampai sekretarisku sempat bingung karena ada tamu tak diundang. Putri selalu begitu jika ada sesuatu selalu mendadak dan tidak melalui prosedur yang benar.
"Inaaaaa Inaaaaa, Kevin meninggal tadi pagi, " tangisan Putri pecah, sambil terus ia bercerita bahwa sebenarnya Kevin pun sedang sakit paru-paru sama dengan mamanya, tak lama setelah mama Kevin meninggal, penyakit Kevin pun makin parah, Kevin memutuskanku karena tak ingin aku terbebani karena sakitnya, begitu cerita Putri padaku.
Telingaku semakin mendengung mendengar cerita Putri, aku hanya merasa bahwa di kejauhan Kevin melambai dengan senyum.
Aku semakin larut dalam lamunan, lalu menangis sejadinya, hari sudah sangat larut saat aku dipapah oleh beberapa stafku untuk pulang. Aku tetap larut dalam kenangan tentang Kevin.
****
Mama menyelimuti tubuhku setelah aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis dihadapan mama.
Aku rasakan usapan mama di rambutku.
"Tidurlah Ina, mama tahu ini menyakitkan, tapi ini takdir Tuhan yang harus kamu terima dengan ikhlas," bisik mama dan air mataku mengalir deras.
****
Aku terbangun saat aku merasakan usapan lembut di rambutku, aku menoleh ke sekelilimg kamarku dan tak menemukan siapapun, aku menjerit dalam hati. Menutup wajahku yang kembali basah dengan air mata.
Aku ikhlas Kevin, pergilah dengan tenang....
****
Putri ke rumah keesokan harinya dan mendapati tubuhku yang demam tinggi.
"In, kamu sakit?" tanyanya aneh.
"Kamu nanya apa ngigo, ngerti gini masih nanya," ujarku sebal.
"Ah Ina, aku kawatir kamu tahu, semalam aku nelpon nggak kamu angkat," terlihat wajah Putri yang kawatir.
"Memang aku matikan, aku ingin tidur nyenyak," sahutku sekenanya.
"Pulanglah Put, aku ingin sendiri, terlalu menyakitkan cara Kevin pergi," ujarku akhirnya kembali berderai air mata.
Putri memelukku, ia tahu betul bagaimana perasaanku pada Kevin. Aku tak tahu lagi, apakah ke depannya aku akan bisa memulai dengan yang lain, cinta jadi hal semu bagiku. Entah berapa tahun aku akan bertahan sendiri.
Aku tahu takkan mudah memulai dengan yang lain.
****
(Januari 2019)
Revisi 26 Oktober '19 (13.24)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top