4. Asumsi
Ketika Mina tiba di kantor agensinya pagi ini, ia mendapati dua buket bunga diletakkan di meja resepsionis. Lina, front office kantor BG Agency memanggil namanya ketika melihatnya berbelok menuju lift.
"Mbak Mina, ini buat Mbak," ucapnya sambil menunjuk dua buket bunga di sana. Mina mengernyitkan dahinya melihat itu.
"Saya nggak berulang tahun hari ini, Lina," ucapnya santai sambil mengeluarkan ponsel dari tas tangan untuk memeriksa catatan di kalender. "Juga bukan tanggal ulang tahun Mina Gauri yang tersebar di internet. Mungkin buat Meena GirlZ."
Ada dua orang Mina di agensi Mas Bobby, satu Mina Gauri yang model panggung peraga, satu lagi Meena, anggota grup vokal GirlZ yang terdiri dari 5 orang perempuan muda berusia antara 16-20 tahun. Meski Mina jarang berpapasan dengan Meena, ia sering mendengar jika alasan Marina—nama asli Meena—menggunakan nama panggung itu karena banyak orang yang bilang jika wajahnya mirip dengan Mina Gauri. GirlZ baru saja debut beberapa bulan yang lalu dengan mini album mereka yang berjudul Kembang Gula, meski Mina belum pernah mendengarkan lagu tersebut, entah mengapa ia sangat yakin jika lagu-lagu yang ada di album tersebut tidak sesuai dengan seleranya.
Mas Bobby bersikeras agar anak-anak asuhnya di agensi ini tidak menggunakan nama asli dan tanggal lahir asli mereka sesuai kartu identitas penduduk demi menjaga privasi dan menghindarkan mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Data tersebut bisa membahayakan mereka jika jatuh pada tangan orang-orang tertentu dan tentu saja akan membawa dampak buruk bagi reputasi artis-artisnya di kemudian hari. Karena alasan itu, tanggal lahir Mina yang tersebar di internet dan diketahui oleh banyak orang bukanlah tanggal lahirnya yang asli. Mina sendiri tidak merasa keberatan dengan hal tersebut karena ia punya lebih banyak haters ketimbang fans, jadi tidak akan ada yang bersusah payah mengadakan acara untuk merayakan ulang tahun palsunya.
Itu sebelum Mina mengetahui tentang akun Mina_sama dan melihat foto-foto dokumentasi mereka untuk merayakan ulang tahun Mina beberapa bulan lalu. Mereka mengumpulkan uang pribadi untuk membeli kantong sampah dan melakukan bakti sosial bersih-bersih pantai bersama. Mereka juga membagikan nasi kotak pada orang-orang yang secara kebetulan berada di pantai tersebut dan mengatakan bahwa aksi mereka hari itu serta nasi kotak tersebut dari Mina. Mengapa Mina tidak mendengar tentang kegiatan tersebut sebelumnya, mungkin karena ia tidak terlalu menggubris apa yang media katakan tentangnya dan memilih hidup tanpa ketergantungan pada media sosial. Meski begitu, Mina jadi sering diam-diam mengintip kegiatan akun Mina_sama, mungkin seminggu dua kali untuk mengetahui hal-hal nyentrik apa saja yang kali ini mereka lakukan untuk menunjukkan rasa sayang mereka pada dirinya.
"Bener buat Mbak Mina Gauri kok pesannya tadi," Lina bersikukuh. "Bawa aja, Mbak. Mau saya ambilkan vas isi air?"
Mina menghela napas sebelum mengucapkan, "Tidak perlu, makasih Lina."
Mina merasa tersentuh dengan kepedulian para penggemarnya, tetapi ia bukan penyanyi, aktris atau grup idola remaja yang bisa memiliki semua fasilitas tersebut dari penggemar. Mina mungkin tidak jauh lebih tua dari GirlZ, tetapi ia sudah berada di dunia ini lama sekali dan rasanya secara mental ia menjadi lebih tua dari usia yang sebenarnya. Mina dengan terpaksa mengambil buket bunga tersebut dari Lina dan membawanya ke atas, ke ruangan Mbak Elena tempat mereka akan berdiskusi untuk pemotretan dengan majalah Glam yang pada pertemuan sebelumnya ia kacaukan karena ia tidak suka dengan desain pakaian Ivanovic.
Mina melemparkan buket bunga tersebut ke meja kopi di ruangan Mbak Elena sambil menjatuhkan diri ke sofa. Mbak Elena sedang di dapur membuat kopi dan titip beli gorengan di warung seberang kantor mereka ke Mas Hendra, OB di agensi ini. Mina makan seperti orang lain pada umumnya jika tidak ada pemotretan atau jadwal peragaan busana. Tetapi ia hanya makan dua kali sekali beberapa hari menjelang acara dan tidak makan sama sekali pada hari H untuk menjaga agar pakaian buatan desainer yang berukuran paling kecil bisa muat di badannya.
Beberapa helai kelopak bunganya sampai tercerabut dan jatuh berhamburan di lantai, selembar surat dalam amplop warna biru muda juga ikut jatuh. Mina yang tidak menyadari ada benda tersebut terselip di antara bunganya buru-buru mengambil dan merobek ujungnya. Sebuah pin atau medali kecil seukuran kuku manusia meluncur dari dalam menuju pangkuan Mina bersamaan dengan selembar kartu ucapan. Mina mengambil pin tersebut, mengamatinya di bawah sinar matahari pagi yang menerobos masuk ke ruangan ini dari jendela besar di belakang meja. Meski kecil, medali tersebut terasa berat dan dingin dalam genggamannya. Mungkin benda sekecil ini terbuat dari emas murni, karena sensasinya sama seperti ketika Mina memakai kalung berlian sponsor dari Stephanie&Co. Mina mengenali logo di bagian tengah plat tersebut, lambang Kerajaan Jepara kuno, sebelum nama dan jabatan administrasi daerahnya diubah menjadi Karesidenan oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa penjajahan. Mina membuka kartu ucapan di dalamnya, hanya ada satu baris kalimat di dalam, sepertinya ditulis dengan menggunakan rugos, dilihat dari teksturnya yang timbul dan ada beberapa titik dari huruf a yang hilang atau luput tergosok dari stikernya.
Selamat atas debutnya yang ke-6 tahun hari ini, Kanjeng Putri.
Mina mengernyitkan alis membaca frasa terakhir. Kanjeng Putri, Mina mendengkus geli. Orang-orang disekitarnya memanggil Mina pelakor, kuntilanak, perempuan es, dan julukan aneh lainnya. Mina tidak pernah marah dengan kelakuan orang-orang tersebut, tapi entah mengapa bagi Mina panggilan Kanjeng Putri justru paling membuatnya sakit hati. Seolah mengejeknya, di saat dia hanyalah rakyat biasa dan bukan keturunan bangsawan Jepara.
Mina buru-buru menyimpan kedua benda tersebut ke dalam tas tangannya ketika dilihatnya sekelebatan bayangan di depan pintu. Mbak Elena sudah kembali membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan sepiring gorengan panas. Mina jadi teringat alasan kenapa Mbak Elena dan yang lainnya di kantor ini melarang Mina masuk dapur karena ia memecahkan teko Royal Sealy China Japan edisi terbatas milik Tante Oka yang harganya hampir sama mahal dengan cincin berlian sponsor milik Mina.
Mbak Elena yang jeli langsung memandang ke arah buket bunga di atas meja. Beliau mengambil salah satu diantaranya setelah meletakkan nampan—yang tidak berisi kartu dan medali aneh. Mina mencuci tangannya dengan antiseptik sebelum mencomot tahu isi dari atas piring dengan antusias. Pagi ini ia belum sarapan ketika berangkat ke kantor. Mbak Elena membaca kartu yang tertera di dalam buket tersebut. Melihat ekspresi wajahnya, Mina bahkan tidak perlu bertanya siapa yang mengirimkan itu.
"Sore ini mereka mau ada acara di Joglokebon Resto & Kopi buat merayakan hari debutmu yang ke-6 tahun." Mina tahu siapa yang Mbak Elena maksud dengan 'mereka', para anggota komunitas Mina_sama. Setelah kejadian CCTV itu, sekretaris Mas Bobby mengontak orang yang berada di balik akun tersebut dan mereka sempat mengobrol. Mina tidak perlu tahu persisnya obrolan tersebut, tetapi dia yakin mereka pasti menandatangani semacam perjanjian untuk tidak membocorkan rahasia pertemuan mereka pada siapapun, dan diminta agar menjaga privasi Mina, serta berjanji agar tidak melibatkan nama Mina dalam situasi-situasi yang kurang menguntungkan.
"Jadi, mbak mau suruh aku datang?" Tanya Mina seraya meraih salah satu cangkir dan menyesap kopi encernya. Americano memang paling pas diminum pagi-pagi begini.
"Kamu nggak harus datang. Kamu bisa telepon ke pihak restoran dan membebankan tagihan mereka ke akun kartu kreditmu sebagai bentuk terima kasih atas dukungan mereka padamu." Mbak Elena bersandar di sofa seberang Mina. "Mereka juga nggak mengisyaratkan untuk mengundang kamu, mereka cuma minta izin untuk kumpul-kumpul."
Mina teringat salah satu anak grup idola juniornya menyewa truk makanan untuk fansnya yang menunggu di luar arena saat dia sedang syuting film pertamanya. Mina punya banyak uang, membelikan fansnya makan bukanlah sesuatu yang sukar. Hanya saja, ia masih memikirkan surat yang memanggilnya Kanjeng Putri dan memberi emblem kuno. Mungkin pengirimnya bukan orang yang sama dengan seseorang yang berada di balik akun Mina_sama.
"Gimana?" tanya Mbak Elena ketika Mina butuh waktu lama untuk berpikir.
"Aku setuju, Mbak. Atur aja gimana bagusnya." Mina tersenyum sangat manis seolah tidak baru saja melamun.
Mina harus mencari tahu makna medali itu.
P.S
Kalau teman-teman menyadari, judul-judul bab di cerita ini semuanya berima. Kalau ada yang berhasil menebak judul selanjutnya, nanti saya bisikin spoiler bab 5 di dm.
Salam,
Tara
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top