21. Papa Ethan
Part 21 Papa Ethan
“Mama?” Serempak suara panggilan dari arah ruang tamu segera mengalihkan ketegangan Cara yang berdiri di ujung tangga. Suara familiar yang begitu ia rindukan tersebut membekukan seluruh tubuh Cara. Kepalanya berputar dan kelegaan yang menerjang dadanya membuat terperangah dengan keras.
Lama, Cara hanya membeku. menatap dua anak berumur sembilan tahun yang berlari ke arahnya dengan langkah lebar-lebar. Kedua lengannya melebar, menghambur dan memeluk tubuhnya dengan erat.
“K-kalian di sini?” Cara masih tak mempercayai apa yang dilihatnya. Kedua kembar ada di hadapannya. Setelah sepanjang malam kerinduan bercampur kecemasan yang tak berhenti menggantung di atas kepalanya, kini mereka ada di hadapannya. sungguh-sungguh ada di hadapannya. Bisa ia sentuh, ia cium dan ia peluk dengan kedua tangannya.
Cheryl mengangguk, merangkul leher Cara saat wanita itu membungkuk. “Om Mano bilang akan membawa kami menemui mama.”
“Papa Zevan membawa kami ke rumah kakek buyut.” Darrel memberitahu. “Kami tak tahu kalau kami punya kakek buyut. Tapi begitu melihat kakek buyut, dia mirip denganku. Jadi kami memang punya kakek buyut.”
Cara membasahi tenggorokannya yang mendadak kering. Ya, wajah kembarnya memang sepenuhnya replika Ethan. Jejak pria itu di tubuh si kembar terlalu banyak. Dan ia tak tahu kalau wajah Ethan juga mirip kakek pria itu.
“Apa kami juga punya kakek? Seperti papa Zevan?”
“Ya, tentu saja kalian punya.” Suara Ethan menyela di antara percakapan tersebut. Hati Cara seketika mencelos. Kepalanya berputar menatap Ethan yang berjalan mendekati mereka.
Darrel dan Cheryl merapat, menatap pria asing yang kembali mendekat.
“Mama, siapa?” bisik Cheryl dengan kedua alis yang bertaut tajam. Menatap lekat-lekat Ethan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian beralih pada Darrel. Menatap ayah dan putra kandung tersebut bergantian. Menatap dua wajah yang nyaris kembar dengan dua versi.
Cara tentu saja kesulitan untuk menjawab dengan tekanan yang diberikan Ethan dalam tatapan pria itu. Ada ancaman yang begitu pekat di manik abu gelap pria itu.
“Papa Ethan?” Senyum Ethan melebar. Senyum pria itu begitu lembut tetapi tatapan mengamcamnya pada Cara begit lekat.
Cara berdehem. Sungguh momen yang sangat tepat. Memperkenalkan diri di hadapannya. Yang membuatnya kesulitan untuk membujuk si kembar tentang seorang Ethan Anthony di hidup mereka.
“Siapa dia, Ma?” bisik Darrel lagi karena Cara tak kunjung bersuara.
“Kalian bisa memanggilnya papa Ethan.” Suara Cara seperti sebuah cicitan, tetapi si kembar dan Ethan bisa mendengar dengan jelas.
“Ada apa ini?” Kali ini Emma datang, bersamaan Mano dan Zaheer yang muncul dari arah ruang tamu. Mano melemparkan satu kerlingan pada Ethan. Tanda pekerjaan mereka berakhir dengan baik.
“Well, sepertinya kita tak perlu tes DNA untuk memastikan mereka anak kandungmu, kan?” bisik Zaheer tetapi masih bisa didengar oleh Cara dan Emma.
“Apa?” Emma menatap kedua kembar yang berada dalam pelukan Cara. Anak kecil itu langsung beringsut takut, memeluk Cara lebih lekat. Oleh pelototan mata Emma yang menelisik si kembar. “Kegilaan apalagi ini, Ethan? Tak hanya memperistri wanita si…”
Dehem peringatan Ethan seketika menghentikan amarah Emma. Melirik kea rah Cara yang menutup telinga kedua kembar. “Jangan mengotori telinga mereka dengan kata-kata yang tidak pantas, Emma.”
Raut Emma memberengut. Permukaan wajahnya tampak menggelap dan penuh kebencian ketika menatap Cara. Seolah belum cukup wanita sialan itu merebut Ethan darinya. Sekarang wanita itu bahkan membawa si kembar yang membuat Ethan akan semakin memihak Cara.
Mano dan Zaheer menahan tawa gelinya dengan reaksi Emma yang seperti kebakaran jenggot, dan dibalas pelototan tajam oleh wanita itu. Satu isyarat dari Ethan membuat Emma, Mano, dan Zaheer berjalan pergi. Menuju ruang santai yang ada di samping lorong.
“Kau yakin mereka anak Ethan?” Emma seolah belum bisa menerima fakta yang terpampang jelas di hadapan mereka baru saja. Napasnya tersengal. Terasa sesak oleh rasa iri dan dengki pada Cara. “Itu sudah sepuluh tahun yang lalu. Mereka memang mirip dengan Ethan, tapi kalian berdua tahu kalau Ethan dan Zevan adalah sa …”
“Jangan membicarakan hal itu di tempat ini, Emma,” penggal Mano yang duduk di seberang. “dan kau pikir Ethan menikahinya tanpa alasan?”
“Dan apa yang Ethan lakukan pada Cara setelah menikah, seperti itu bukan urusan kita, kan?”
Mata Emma memicing tajam. “Kau yakin tak pernah menidurinya? Ethan selalu berbagi wanitanya, kan?”
Zaheer tersenyum lebar. “Sepertinya sekarang kita perlu meralat peraturan Ethan . Kecuali istrinya, Ethan selalu berbagi wanita dan tunangannya.”
Wajah Emma seketika merah padam, penuh kegeraman paada tatapan jahil Zaheer.
“Jangan salahkan dirimu, Emma. Ethan tak suka berbagi Cara karena wanita itu tidak jelas asal usulnya.”
“Bukan karena dia lebih special di antara deretan-deretan wanita lainnya di mata Ethan. Percaya pada kami.” Mano menambahkan dengan sebuah cengiran.
Tambahan kalimat Mano membuat Emma semakin berang bukan main. Kata-kata Mano terasa lebih benar dibandingkan kalimat Zaheer. Bahkan Ethan tak pernah mengijinkannya meninggalkan bekas di tubuh pria itu. Sekali waktu, ia pernah kehilangan kontrol dan menampar Cara hingga ujung bibir gadis itu lecet. Dan balasan yang diberikan Ethan karena ia melewati batas adalah rambutnya yang dipotong pendek oleh pria itu. Dengan tangannya sendiri. Satu kesalahan yang tak pernah terulang. Yang membuatnya semakin dendam dan membenci Cara.
“Dan kuakui, meski malam itu aku dalam pengaruh alkohol. Kau sangat panas.”
“Tutup mulutmu, Zaheer,” sentak Emma melemparkan bantal di sampingnya ke arah pria itu. Yang malah membuat Mano dan Zaheer tergelak.
“Dan aku adalah pria pertamanya.”
“Benarkah?” Mano menelengkan kepala ingin tahu. “Seharusnya malam aku yang menang taruhan.”
“Cukup kalian berdua!” seru Emma semakin emosional.
“Ck, kenapa kau jadi tidak seru seperti ini, Emma. Ini hanya permainan, kan? Dan kita sudah banyak bersenang-senang dengan permainan, Ethan.”
Emma melompat berdiri. Entah kenapa tiba-tiba merasa malu luar biasa mengingat semua itu. Ethan memang bukan pria pertama yang menidurinya. Lagipula saat itu ia belum menjadi kekasih Ethan. Pertunangan mereka karena perjodohan dua keluarga yang saling memberikan keuntungan untuk dua perusahaan.
“Kalian benar-benar keterlaluan.”
“Jadi, apakah aku lebih baik dibandingkan mantan-mantan kekasihmu, Emma?” goda Zaheer ketika Emma melangkah pergi dengan kaki yang dihentak-hentakkan di lantai.
***
“Kau tidak bisa datang di hidup mereka dengan cara yang mengejutkan seperti ini, Ethan,” sergah Cara begitu keduanya meninggalkan kembar di kamar tamu yang rupanya sudah ditata Ethan khusus untuk anak kecil dalam waktu yang singkat. Bahkan Cara tak tahu kapan Ethan mempersiapkan semua itu.
Ethan mendorong tubuh Cara ke samping, menghimpit wanita itu dengan tubuh besarnya. “Dan Zevan lebih bisa merangsek ke hidup mereka layaknya pahlawan?”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top