18. Kejutan Untuk Sang Mama

Ebooknya Ethan dan Cara udah muncul tersedia di google playstore, ya. Cuss, buruan lembur bareng bang Eth


Part 18 Kejutan Untuk Sang Mama

Ethan menatap tak percaya dengan bekas cakaran yang ada di pipi dan ujung hidung Cara, juga rambut wanita itu yang tampak berantakan. Sementara Emma, bekas cakaran wanita itu lebih banyak. Di pipi, sudut mata, dan hidung. Dan tak hanya itu. Pundak, leher, dan di sekitar tulang selangka Emma juga ada. Jangan tanya rambut Emma, helaian rambut wanita itu bahkan kelihatan sangat jelas merontoki pundak dan pangkuan.

Ia baru saja meninggalkan area gedung apartemen ketika mendapat panggikan dari keamanan penthouse dan mendengar keributan Emma dan Cara. –Meski sejujurnya hanya ada jerit dan pekikan Emma sebagai latar suara dalam panggilan tersebut- Dan sekarang Ethan tahu alasannya.

Tubuh Cara lebih kecil dan mungil dibandingkan Emma, tapi rupanya kekuatan wanita itu tak bisa dibandingkan dengan Emma. Emma amat sangat jauh dari hanya sekedar berantakan. Mungkin salah satunya karena kali ini permainan satu lawan satu. Dulu Emma punya dua kaki tangan yang membantu wanita itu memegangi Cara.

“Apa kalian mengganggu pekerjaanku hanya untuk hal sereceh ini?”

“Bukan aku yang menginginkanmu datang,” sahut Cara dengan penuh ketenangan. Menatap puas pada Emma yang berkaca-kaca meratapi kuku-kuku yang patah dan rambut yang rontok karena jambakannya. Dan yang lebih membuatnya muak adalah pakaian tidur Emma yang seolah sengaja diberantakkan. Talinya dijatuhkan dari pundak, sehingga nyaris setengah dada wanita itu terekspos. Yang membuatnya merasa malu sebagai sesama wanita harus berpenampilan sevulgar itu di hadapan pria ataupun wanita lainnya. “Apalagi berteriak-teriak menyuruh pengawalmu untuk memanggilmu.”

“Apa?” Mata Emma melotot tak terima. “Dasar wanita bar-bar,” makinya lalu beralih pada Ethan. Meminta pembelaan pria itu yang duduk di sofa tunggal. “Kau lihat apa yang sudah dilakukannya padaku, kan?”

Ethan mengamati penampilan Emma sekali lagi. Rasanya ia hanya melihat apa yang dilakukan Emma di masa lalu pada Cara. Meski pada batas-batas ia tak suka jika Emma meninggalkan jejak perundungan di tubuh Cara. Sekarang, rasanya ia tak perlu menetapkan peraturan itu, kan? Setidaknya apa yang dilakukan Cara pada Emma juga ada sedikit balasannya. Cara bisa melindungi diri lebih baik. Ah, jauh lebih baik. “Kau ingin aku mengurus permasalahan ini selesai daripada pertemuanku dengan klien dari Maldives yang akan menjadi pemasok terbesar proyek baruku?”

Wajah Emma seketika membeku dan merah padam.

“Kau tahu berapa nilai proyek baru yang kumenangkan bulan kemarin, kan? Anthoni Group dan perusahaan ayahmu melirikku karena ini.”

Mulut Emma semakin merapat.”Jam berapa pertemuannya?”

Ethan mengangkat jam di pergelangan tangannya. “10 menit lagi.”

Wajah Emma memucat. Melirik ketenangan Cara yang semakin membuatnya berang bukan main, pun begitu ia tak berani menampakkannya di hadapan Ethan.

Ethan beranjak dari duduknya. “Jika ingin memanggilku, pastikan saja bukan untuk hal semacam ini,” ucapnya kemudian berjalan menuju lift.

*** 

Siang itu, Ethan pulang sebelum makan siang. Hanya untuk menjemput Cara dan membawa wanita itu ke butik. Membeli berbagai macam model dan warna yang ada di dalam butik. Mulai dari baju, sepatu, tas, dan perhiasan lainnya yang sama sekali tak diinginkannya.

“Aku tak membutuhkannya, Ethan. Untuk apa aku mengenakan benda semacam itu?”

“Kau akan membutuhkannya.”

“Tidak.”

“Ya. Kau akan.”

“Agar kau bisa pamer bahwa kau bisa mengurus istrimu dengan baik?”

“Memangnya pada siapa aku bisa memamerkanmu? Zevan?”

“Dia tahu kau tak bisa mengurusku dengan baik.”

Ethan tertawa. Maju satu langkah, mengabaikan pelayan butik yang berdiri di samping set sofa. Untuk yang ke sekian kalinya, manager dan pelayan butik tersebut dibuat menahan napas akan kata-kata Cara yang berani.

“Kirim semua koleksi terbaik ke tempatku. Aku yakin semua akan bagus.” Perintah tersebut mengakhiri sesi belanja tersebut. Kedua petugas butik tersebut mengangguk dan gegas keluar dari ruang naratetama. Menutup pintu dari luar. Perintah tersebut bukan hanya untuk lekas mengurus semua belanjaan, tetapi agar mereka meninggalkan ruangan tersebut dengan segera. Meninggalkan sang Ethan Anthony mengurus urusan pribadi yang tak perlu mereka ketahui atau cari tahu.

“Kau memang sudah gila, Ethan.” Rasanya Cara tak perlu mendikte apa yang akan dan perlu dilakukan Ethan pada uang pria itu. Toh bukan uangnya. Cara menyesal merasa sayang dengan uang yang dihambur-hamburkan Ethan semudah itu. Sementara dirinya harus jatuh ke lubang yang sama karena berusaha mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup. Fakta yang miris dari dua dunia yang berbeda.

“Ya. Aku memang dan aku bisa segila itu.” Ethan berjalan lebih dekat. menangkap pinggang Cara sebelum wanita itu sempat menghindar. “Ucapan terima kasih?”

Cara menggeliat, meletakkan kedua tangan di dada Ethan yang semakin merapatkan tubuh mereka. “E-ethan …”

Apa yang dilakukan Cara tentu saja tak bisa mencegah apa yang diinginkan Ethan pada wanita itu. Kepalanya menunduk, menangkap leher Cara dan berbisik. “Kau perlu menjadi menyenangkan agar suasana hatiku tidak berubah, kan?”

Bisikan tersebut seketika menghentikan rontaan Cara. Membiarkan Ethan mendapatkan tubuhnya. Seperti yang sudah Cara perkirakan, Ethan tak hanya ingin mencumbunya. Begitu pagutan pria itu semakin memanas dan napas pria itu semakin memberat, tubuhnya dibanting di sofa yang panjang. Pakaiannya dilucuti hanya dalam hitungan detik.

‘Apakah ada orang di dalam?’

Suara orang dari luar terdengar jelas di antara desahan napas Ethan. Cara panik, berusaha mendorong tubuh Ethan menjauh.

‘Bukankah hanya aku yang menjadi prioritas utama butik ini?’ Suara itu kembali terdengar. Dan kali ini Ethan berhenti mencumbu cekungan leher Cara. Tentu saja ia mengenali suara tersebut. Ck, rupanya secepat ini ia harus memberi kejutan untuk mamanya. ‘Jika kau melarangku, itu artinya hanya putraku yang ada di dalam, kan. Kalau begitu aku ingin bertemu dengannya.’

Dan pintu didorong terbuka.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top