Prolog

Islam mengajarkan kita bahwa sejatinya cinta adalah sebuah fitrah yang selalu ada pada diri semua manusia, bukan hasrat nafsu belaka.

Hanya perlu iman agar mempercayai bahwa perihal jodoh ada di tangan yang Maha Kuasa. Perlu juga diingat, bahwa jodoh akan datang saat kita butuh bukan saat kita minta. Tak harus khawatir tentang diri sendiri yang tak akan mempunyai jodoh, karena sejatinya jodoh telah diatur dan aturan-Nya tak akan pernah tertukar. Tak perlu juga jagain jodoh orang lewat ikatan pacaran tanpa akad yang tak jelas jalan ceritanya. Semua orang punya jalannya masing-masing. Miliki takdir yang berbeda-beda. Jangan pernah iri melihat orang lain yang lebih beruntung selagi apa yang dimilikimu cukup. Jangan pernah bilang kalau Tuhan itu tak adil. Karena yang harus kita yakini adalah takdir semua orang yang tak akan pernah tertukar.

Kuatnya iman sangat memengaruhi tentang ini. Tentang sebuah takdir yang masih menjadi rahasianya. Tentang perlunya berpasrah diiringi ikhtiar untuk mendapatkan apa yang kita mau, dan membuka tabir rahasia yang pasti harus disertai doa penuh keikhlasan pada Sang Penggenggam Nyawa untuk mendapatkan itu semua.

Percayalah, ketika kita berdoa, untaian harap itu akan terdengar oleh langit, dan harap bersabar karena Allah akan mengabulkannya. Jangan pernah berkata bahwa Allah tak mendengar doamu karena tak mengabulkannya.

Kekuatan iman yang membuncah dalam dada yang membuat yakin bahwa Allah Maha Mendengar dan akan selalu mengabulkan doa di saat yang tepat. Sama halnya dengan jodoh, yang akan ada saat dibutuhkan bukan saat diminta. Pertolongan Allah datang di saat yang tepat. Dia tak pernah menelantarkan hambanya terjebak dalam persoalan yang rumit bagai labirin tanpa ujung. Sayangnya, manusia terkadang kufur nikmat atas apa yang Allah kasih. Sedikit di antara mereka yang bersyukur, bukannya bersyukur mereka malah semakin kufur.

Terkadang di antara jutaan manusia masih ada yang tak meyakini kekuatannya doa. Senjata yang paling ampuh di saat manusia tak mampu bertindak lebih jauh. Lebih tepatnya di saat kita mengharapkan seseorang mendapat hidayah, kita selalu mendoakan yang terbaik.
Hidayah?
Petunjuk yang hanya mutlak milik Allah semata. Ini tentang hidayah, sebesar apa pun usaha kita untuk merubah seseorang menjadi lebih baik tapi Allah tak mengizinkan, tetap saja semua itu tak ada gunanya. Usaha tak akan pernah mengkhianati hasil? Iya, usaha memang benar-benar tak akan pernah mengkhianati hasil jika kita benar-benar menjalaninya dengan sungguh-sungguh, tapi apakah hasil akan sama dengan apa yang kita harapkan? Tentu saja kita tak akan pernah tahu, karena sebesar apapun usaha jika Allah berkehendak lain, maka keinginan kita akan terkalahkan dengan rencana-Nya. Bukankah sebaik-baiknya perencanaan adalah Allah?

Hidup sebenarnya adalah tentang belajar. Belajar untuk bisa mengambil pelajaran dari setiap napas yang berembus. Karena sejatinya, tak ada kejadian yang tak menggoreskan hikmah yang berarti bagi diri sendiri yang akan berguna untuk hari esok dan nanti.

Belajar dari kesalahan yang pernah lalu dan berniat untuk memperbaikinya di hari esok. Karena kesalahan ada bukan untuk dihakimi melainkan ada untuk dijadikan cermin pribadi di saat kita mulai melangkah tanpa arah dari keinginan menjadi manusia yang  berarti.

Dewi Maharani
Bandung, 06 Agustus 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top