Cegah

Seorang pangeran yang memendam perasaan dalam diam, akan kalah dengan seorang pelayan yang memberi kepastian lewat sebuah tindakan.

-Kembalikan Hafalanku-

Plakk


Semua orang yang memenuhi kantin menatap ke arah Alya karena mendengar suara tamparan yang cukup keras.

Gadis itu hanya menatap orang yang menamparnya tanpa berkedip karena saking terkejutnya. Tak lama kemudian, tangan kirinya memegang pipi kiri yang mulai terasa panas.

"Kenapa? Sakit?" tanya perempuan berambut hitam  bergelombang dengan nada yang cukup tinggi.

Alya hanya mengangguk dengan tangan yang masih memegangi pipi.

"Sorry, ya! Gue tadi cuman nyoba aja, gue kira nggak sakit, ternyata sakit juga!" Gadis yang menampar Alya itu langsung pergi dengan mendelikkan mata, diiringi juga dua jongosnya.

"Zara!"

Alya langsung menoleh pada sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari sampingnya–dari Dinda.

Kalo Dinda hendak berjalan untuk mengejar Zara. Tapi, tangan Alya lebih dulu mencegah tangannya untuk melabrak Zara.

"Kenapa, Al?" Dinda menghentikan langkahnya, dan menatap Alya kesal.

"Kamu mau kejar dia, kan?" Alya melihat Dinda mengangguk.

Lantas Alya menggeleng pelan. "Jangan dikejar, Din! Biarin nggak apa-apa, kok!"

"Tapi, Al, dia udah nampar lo!"

"Nggak apa-apa kok, Din! Beneran! Udah, ah, jangan dibahas dia mah!"

"Oke, gue nggak bakal ngejar dia!" Dinda membuang napas kasar. "Lo jadi orang baik banget sih! Jadi pengen gue cubit tau, giginya orang yang nampar lo!"

Deretan gigi putih Alya seketika nampak.

"Jangan takut nggak bisa!" ucapnya dengan diiringi kekehan.

"Abisnya gue sebel, Al!"

"Udah, kamu mending duduk aja! Belum pesen makanan, kan?"

Dinda langsung menurut, begitupun Alya yang ikut duduk juga.

"Mood makan gue ancur, Al! Dasar gara-gara si Zara nih!"

Alya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Yang dia dapatkan adalah tatapan orang-orang yang penasaran. Ternyata orang-orang tadi masih belum mensudahi tatapan penasarannya.

"Nanti juga mood kamu baik lagi!"

"Btw, tadi yang nampar aku siapa, Din?"

"Zara. Anak kelas dua belas ipa tiga!"

Alya terdiam. Mencerna ucapan lawan bicaranya dengan baik.

"Terus tadia dia kenapa? Kok nyoba nampar ke aku?" Hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir tipisnya, diiringi dengan wajah polos.

Dinda hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.
"Kayaknya bukan nyoba nampar lo deh! Alasannya nggak logis banget!"

Alya mengangguk menyetujui perkataan Dinda, tapi dia tidak terlalu ambil pusing. Lagi pula itu sudah menjadi masa lalu, karena telah terjadi dan tak akan kembali.

"Dasar manusia yang begonya dipelihara!"

"Hush! Nggak boleh gitu, Din!"

"Udah deh daripada lo ceramah panjang lebar di depan gue, mending beli makanan!" Dinda menyerahkan uang lembar dua puluh ribu, dan langsung Alya ambil.

Belum sempat Alya bertanya, ucapan Dinda mendahuluinya.

"Gue samain aja sama lo!"

Lantas dengan cepat Alya mengangguk lalu menyeret kakinya untuk melangkah ke stand yang dia mau.

***

Sepi. Suasana itulah yang menemani langkah gadis berkulit kuning langsat menuju gerbang sekolah. Kelas-kelas yang dilewatinya mulai sunyi, hampir semua penghuni sekolah sudah pergi terkecuali murid-murid yang mengikuti ekstrakurikuler. Dia pulang terlambat karena harus piket kelas terlebih dahulu. Awalnya Dinda mengajak dia pulang bersama, tapi dia menyuruh Dinda pulang duluan.

Tiba-tiba saja, dia menghentikan langkahnya. Mata cokelat terang yang tadi menatap lantai mulai menatap sesosok pria jangkung yang menghalangi jalannya.

Dia hanya bisa menelan saliva karena merasa kaget. Lidahnya ingin mengeluarkan suara, namun bibirnya terasa terlakban. Dia hanya bisa memejamkan mata beberapa detik untuk menyadarkan bahwa apa yang dilihatnya hanya ilusi. Tapi, saat dia membuka mata kembali, pemandangan itu masih saja jelas. Sosok pria jangkung yang kedua kancing atas seragamnya dibiarkan terlepas masih ada di hadapannya.

Arham?


Syukron buat yang udah luangin waktu buat baca.

Maaf, ya, baru bisa publish

Gimana nih ceritanya? Kritik dan sarannya aku butuhin nih! Jangan lupa vote juga!

Jangan lupa baca surat Al-Mulk sebelum tidur!

-Bandung, 11 September 2019

🌸Jazakallaahu Khayran🌸


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top