32
Bab 32
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.
(QS. An Nur: 32)
♥
"Belum kepikiran nikah?"
Arsa membelalak. Dia, tentu saja, tidak mempersiapkan diri untuk pertanyaan ini. Terutama jika penanya adalah Asiyah, perempuan yang namanya disimpan dalam hatinya diam-diam.
Apakah ini tantangan?
Apakah ini gurauan?
Ataukah hanya ... basa-basi?
Apapun itu, Arsa tidak bisa menebak tujuan pertanyaan Asiyah. Dia menatap lama sepasang mata cokelat gelap milik Asiyah. Jantungnya berdegup kencang. Dia telah menyimpan lama perasaannya. Saat sang pujaan duduk persis di seberang bersama pertanyaan gila itu, Arsa tahu dia telah kalah. Perasaannya mengalahkan rasionalitasnya. Kendati menerjang Asiyah dengan pertanyaan balik, "Kamu kapan mau aku nikahi?" Arsa menarik napas dalam. Dia perlu waktu memulihkan nalarnya agar tetap di tempat.
"Kalau kamu nanya begitu ke perempuan seumuran aku, kamu bisa jadi menuai kemarahan," ucap Arsa. Dia mencoba mengendalikan gestur badannya setenang mungkin.
Asiyah mendesah. Perempuan itu bersandar pada punggung kursi dengan kedua tangan terentang ke meja. "Karena kamu bukan perempuan, aku berani nanya begini."
"Kenapa tertarik dengan pernikahan aku?" Arsa merasakan serangan gelitik pada bagian dalam perutnya saat bertanya. Terdapat buih-buih harapan yang melayang dalam benaknya.
"Karena aku pikir kamu sudah cukup mapan, dewasa, dan bisa memimpin keluarga. Lihat kamu jaga Omar segitu baiknya, aku yakin kamu pasti bisa jaga keluarga kamu lebih baik."
Asiyah benar-benar menggoda rasionalitas Arsa. Dengan kepolosan yang diselimuti kesungguhan, Asiyah mengacak-acak hati Arsa lewat ucapannya.
"Dengan standar apa kamu menilai aku sudah siap berkeluarga?" Arsa menahan diri. Dia berzikir dalam hati karena hanya Tuhannya yang dipercaya dapat melindungi hatinya dari salah paham. Sebersit nalarnya menggaungkan peringatan bahwa Asiyah belum mengetahui perasaannya dan menyuruhnya berhati-hati.
"Kan tadi aku sudah bilang. Kamu mapan, de-"
"Asiyah," potong Arsa. Dia tertawa kecil, menertawakan situasinya kini. "Seseorang dapat dikatakan siap berkeluarga bukan hanya dari kemapanan, dewasa, dan bisa memimpin keluarga. Seseorang dianggap siap menikah saat dia tahu, mengerti, dan mau menjalankan nilai-nilai pernikahan menurut Islam. Bagaimana pernikahan itu dicontohkan oleh Rasulullah."
Seketika air muka Asiyah berubah keruh. Dia memandang meja saat bercicit, "Lalu pria berdalih poligami."
Arsa langsung menangkap maksud ucapan Asiyah. Dia mengasihani Asiyah yang mesti melalui pahitnya pernikahan bersama lelaki yang salah.
"Kamu ingat siapa istri pertama Rasulullah?" Arsa bertanya dengan hati-hati dan lembut.
Asiyah mengangkat wajahnya, lantas menjawab, "Khadijah."
"Berapa lama Rasulullah bersama Khadijah?"
Sepasang alis Asiyah menukik. Arsa menangkap gestur Asiyah sebagai tanda dia lupa. Sebaik-baiknya adalah selalu berprasangka baik pada sesama.
"25 tahun Rasulullah dan Khadijah bersama. Khadijah nggak pernah dimadu selama itu." Arsa mengangkat sebelah alisnya dan bertanya lagi, "Masih ingat berapa lama Rasulullah menduda setelah Khadijah meninggal?"
Asiyah menggeleng.
"Satu tahun. Rasulullah menikah lagi dan berpoligami atas perintah Allah. Istri-istri Beliau dipilihkan oleh Allah. Rasulullah menjalankan poligami selama 12 tahun. Selama 12 tahun itu, Beliau hanya menikahi satu anak gadis. Pasti ingat siapa istri yang ini."
"Aisyah."
"Benar. Istri-istri Rasulullah yang lain adalah janda yang Beliau nikahi supaya bisa dia lindungi." Arsa memandang lama Asiyah sambil tersenyum lembut. Dia berharap akan ada kebaikan yang Asiyah petik dari obrolan mereka dan memberikan Asiyah pemahaman baru dalam hidupnya.
"Berarti Rasulullah monogami lebih lama dari poligami dong?" Asiyah berbicara setelah terdiam cukup lama.
Arsa mengangguk.
"Kenapa yang dibesar-besarkan poligami Rasulullah?"
Arsa tersenyum. Dia menyukai sikap kritis Asiyah. Sikap itu akan lebih baik dari rendah diri. "Menurut penilaian kamu, gimana?"
"Menurut aku, orang-orang yang membesar-besarkan poligami Rasulullah untuk melancarkan aksi mereka memperoleh istri lebih dari satu. Jelas-jelas Rasulullah mencontohkan monogami duluan bahkan lama banget sampai 25 tahun. Baru Rasulullah mencontohkan poligami, itu pun yang dinikahi kebanyakan janda-janda. Eh, berarti istri Rasulullah yang masih gadis hanya Aisyah?"
"Iya. Hanya Aisyah."
Asiyah mendengkus. Arsa tergelitik untuk mencolek hidung Asiyah. Ketika kesadaran menariknya, Arsa bergegas istigfar dalam hati. Inilah buruknya berduaan dengan lawan jenis. Apalagi jika si lawan jenis adalah orang yang disukai.
"Poligami itu ada di surat An-Nisa ayat 3, nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi, 1, 2,3 atau 4. Tapi jika kamu tidak bisa berlaku adil, pilih satu saja. Di surat An-Nisa ayat 129 juga membahas poligami. Aku lupa artinya, kurang lebih tentang bersikap adil. Sebentar aku cek." Arsa mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu di situ. Tak lama dia melanjutkan, "Dikatakan, 'Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.' Adil yang dimaksudkan, adil dalam perasaan, soal cinta, itu kita nggak bisa adil. Kenapa nggak bisa? Karena cinta itu pemberian dari Allah. Tapi kalau pembagian hari, pembagian nafkah, dan bepergian itu juga harus adil."
"Kalau poligami sampai dibahas di banyak ayat, berarti Allah sangat perhatian mengenai poligami. Kenapa ya poligami di masyarakat, termasuk aku, malah terdengar negatif?" Asiyah bertumpang dagu kembali.
"Poligami itu bukan sesuatu yang dianjurkan, tapi diperbolehkan dengan syarat adil. Makanya yang bisa menjalankan poligami adalah orang-orang yang ilmu agamanya sudah baik. Mengenai pertanyaan kamu, kenapa poligami mendapat sentimen negatif di masyarakat, barangkali karena yang menjalankan poligami itu bukan orang yang akhlaknya baik dan ilmu agamanya belum benar. Akhirnya mereka nggak bisa berlaku adil. Adil itu sulit sekali dipraktikan. Timbangan elektrik saja bisa memiliki potensi salah menimbang. Bagaimana dengan manusia yang dibekalkan nafsu dan emosi? Tantangannya pasti lebih berat."
"Kalau kamu ada rencana poligami?"
Arsa memajukan bibir bawahnya sekejap sembari memikirkan jawaban Asiyah. "Aku masih belajar agama. Belum pantas buatku berencana poligami. Syaratnya berat. Mengambil tanggung jawab anak perempuan dari suatu keluarga saja sudah berat. Menanggung lebih dari satu kayaknya melebihi kemampuanku."
Asiyah bertepuk tangan. "Kamu memang pantas jadi calon suami idaman kompleks. Jawaban kamu berpotensi bikin hati perempuan satu kompleks bersemi."
Arsa tahu Asiyah hanyalah bergurau. Namun dalam hatinya, Arsa mengenali perasaan gembira yang meletus. Dia merasakan euforia karena Asiyah menyebutnya calon suami idaman.
"Apa aku juga berhasil membuat hati kamu bersemi?" Arsa membalut maksudnya dibalik canda.
Asiyah menekan dadanya dua helaan napas, lalu membelalak. "Arsa, kamu cocok jadi tukang kebun. Keahlian kamu bikin hati perempuan berbunga-bunga."
Arsa tertawa kecil. "Kamu menyarankan aku jadi playboy? Tukang tebar pesona?"
"Kayaknya kamu sadar kamu tuh ganteng. Makanya kamu bisa ngomong luwes soal jadi playboy."
"Suka sama satu orang saja susah, buat apa memikat banyak perempuan," desis Arsa. Dia mulai menyuap makanannya. Nasinya telah dingin, begitu pula lauknya. Mengherankannya, dia merasakan kehangatan dalam dadanya.
"Kamu pernah kepikiran jodoh kamu, Ar?"
Astagfirullah! Apakah Asiyah mempunyai rencana memporak-porandakan rasionalitas Arsa malam ini?
~~~
18/09/2022
Assalamualaikum, teman-teman 🤗
Buat yang ingin baca lanjutan cerita ini gak pake nunggu, silakan mampir ke KBM 👇
Sudah mencapai 60 bab ya.
Kalo mau baca di Karyakarsa, silakan pakai kata kunci bebeklucu. Saranku, buka Karyakarsa lewat browser daripada lewat app supaya lebih banyak pilihan pembayarannya.
Sekali lagi, ini gak dipaksa buat kamu pindah ke sana ya.
Oya, follow IG omarsa ya. Di situ, aku mau taruh postingan tentang Arsa dan Omar. Sekarang aku lagi bikin bahan-bahan buat di IG itu biar ga campur aduk di IG bebeklucu yang ga bertema religi 🤠
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top