Prolog

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Hasil dari pemikiran penulis dengan bantuan sumber-sumber terkait dan sedikit pengalaman pribadi. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian perkara dan adegan, itu merupakan suatu kebetulan semata.

Jika kalian suka, tinggalkan jejak vote & comment. Dan jangan lupa tambahkan cerita ini ke daftar pustaka kalian, follow untuk terus mendapatkan notifikasi dari author.

Lagu pembuka. Dialog Dini Hari - Tentang Rumahku

Adalah sebuah keganjilan ketika telah hidup bertahun-tahun di sebuah rumah yang penuh dengan berbagai jenis cerita di dalamnya, kemudian harus pergi meninggalkan semua itu untuk menjalin hidup baru dengan rumah yang asing, lingkungan yang asing, juga orang-orang yang asing. Karena pada dasarnya tidak semua orang pandai untuk menerima keadaan dari yang sudah nyaman menjadi asing kembali, terutama bagi dua gadis kembar itu.

Melodi Regita Mahatama dan Nada Regina Mahatama, mereka harus meninggalkan Jakarta dan semua tentang cerita yang telah mereka rangkai, dari mulai abjad demi abjad hingga menjadi jutaan sajak-sajak kehidupan di dalamnya. Mereka dengan terpaksa harus pindah ke Bandung karena pekerjaan orang tuanya.

Sang Ayah, Retsa Pratama adalah seorang studio manager di sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan permainan atau istilah kerennya game developer. Studio tempatnya bekerja sedang membuat cabang yang berada di kota Bandung, karena prestasinya, Sang Ayah dipercaya untuk menjadi studio manager untuk memimpin kantor cabang di Bandung.

Sedangkan, Sang Bunda, Aqilla Maharani adalah seorang musisi. Namun, karena adik kecil mereka yang bernama Octavian Putra Mahatama, sang ibu berhenti dari kesehariannya dan bermetamorfosis menjadi ibu rumah tangga luar biasa. Kenapa luar biasa? karena dia ibu bukan sembarang ibu, melainkan seorang supermama dari planet saiya.

Berhenti dari dunia panggung bukan berarti berhenti bermusik, karena perkembangan zaman yang semakin canggih, ia terbang mengudara menggunakan media youtube. Ya, dia adalah seorang youtuber dan juga selebgram.

***

Sabtu itu tak seperti hari sabtu biasanya. Karena biasanya si kembar menghabiskan quality time bersama teman-temannya atau hanya berbaring di rumah bermalas-malasan. Sabtu ini rumah mereka telah dipenuhi oleh kotak-kotak kardus berisi barang-barang yang biasanya selalu ada pada tempatnya, buku yang berbaris di rak buku, piring dan gelas yang selalu siap siaga berada di dapur, televisi yang biasanya mewarnai suasana di ruang tengah, serta gitar  yang selalu menjaga irama dan tempo di kamar mereka berdua. Mobil truck besar sedang menunggu di luar, Sang Ayah dan beberapa orang sewaannya, sedang sibuk mengangkut barang-barang.

"Mel, Nad, bantu, Ayah gih," ucap Bunda yang melihat si kembar yang sedang duduk di antara anak tangga yang terbuat dari kayu, sambil ia menyuapi si bungsu.

"Iya, Bunda," Nada beranjak dari anak tangga yang menyambungkan antara teras rumah dengan aspal jalan. 

Namun, tidak seperti Nada, Melodi tetap duduk sambil melamun. Ia enggan untuk membantu orang tuanya, ia hanya ingin sedikit lebih lama mengucapkan perpisahan pada rumah yang menjaganya sejak ia dalam perut ibunya. Matanya berkaca-kaca, entah apa yang ia bayangkan di tempat barunya hingga membuatnya ingin menangis.

Sang ayah melihat Melodi yang sedang duduk merenung, ia menghampiri anaknya itu sambil memetik setangkai bunga kembang sepatu yang berada di halaman.

"Im very so sorry my princess," ucap sang ayah sambil berjongkok di depan putrinya dan memberikan setangkai bunga yang ia petik tadi.

Sang putri tersenyum melihat ayahnya yang biasanya bermuka datar dan selalu sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba bertingkah seperti itu.

"Apa sih, Ayah, mana  bahasa inggrisnya butut banget lagi," ucap Melodi sambil tertawa.

Bunda melihat suami dan anaknya yang sedang akur, ia ikut memetik beberapa tangkai bunga dari halaman dan menghampiri mereka.

"Nih pegang," sambil memberikan bunga-bunga itu pada Ayah.

Ayah memegang bunga itu dengan tatapan heran.

"Sekarang balikin," pinta Bunda.

Ayah menuruti perintah Bunda untuk mengembalikan bunga itu.

"Duh so sweet banget sih kamu sayang," ucap Bunda sambil menerima bunga-bunga itu lalu menghirup aromanya.

"Kan ... Bunda, mulai deh ga jelas banget," ucap Melodi.

"Bunda cemburu ya, Melodi di kasih bunga sama ayah?" sambungnya lagi.

"Ayah kamu tuh ya, terakhir kali ngasih bunda bunga pas jaman kuliah di Jogja dulu," ucap Bunda sambil melihat Ayah dengan tatapan super saiya nya.

"Bisa-bisanya ngasih bunga ke cewek lain sekarang, hmmm," sambungnya lagi.

"Ih ... Bunda mah aneh, masa cemburu sama anak sendiri sih," ucap Melodi sambil tertawa melihat ibunya.

"Tuh, kan udah ceria lagi, sekarang bantu, Ayah gih beres-beres pindahan," balas sang bunda sambil tersenyum.

Melodi beranjak dari duduknya, ia bersama dengan ayahnya menyusul Nada yang sedang mengemasi beberapa barang dan mengangkutnya ke mobil.

***

Matahari telah berada pada titik tertingginya, selesai mereka berkemas, keluarga Mahatama berpamitan pada tetangga. Melo dan Nada juga sudah berpamitan pada teman-temannya, hampir semua teman-temannya datang ke rumah untuk membantu tadi, dan juga untuk menemani si kembar sebelum mereka berdua sudah tak lagi dapat bersua di tengah solidaritas yang telah tertanam, terpupuk dan tumbuh sejak mereka semua masih kecil.

"Jaga diri kalian yaaaaa semuanyaaa," ucap Melodi kepada teman-temannya.

"Kamu juga sehat-sehat ya Mel, Nad, jgn lupa berkabar dan kalo libur jangan lupa main ke Jakarta," ucap temannya.

Melodi dan Nada masuk ke dalam mobil mereka, sedangkan mobil yang mengangkut barang-barang sudah jalan terlebih dahulu. Perlahan mobil yang dikendarai oleh sang ayah mulai berjalan pergi meninggalkan teman-teman si kembar dan juga semua kenangan suka maupun duka yang telah tumbuh bersama mereka selama 18 tahun total lamanya rumah itu menemani keluarganya.

.

.

.

Hidup adalah roda tantangan, sejatinya selalu ada awal baru dari sebuah akhir.

Just, Let it flow.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top