34. Happy 5month Anniversary

Vote dulu ya!
Play mulmed juga dong. Itu lagunya Paris yang baru.
.
.
.
.
.
Fariz masih mondar-mandir di dalam rumahnya sambil bernyanyi tidak jelas. Ternyata, ia sedang menelepon pacarnya. Tidak jelas. Entah Ayu atau Gea.

Adul yang masih dibuat galau dengan hubungannya hanya bisa menutup kepalanya dengan bangku sofa.

"Berisik, Fariz!" Jamyla yang sedang sensitif karena datang bulan akhirnya buka suara dengan membentak Fariz dan membuat lelaki itu bungkam.

Pasalnya, cewek PMS memang lebih mengerikan dari Thanos kalau sudah marah. Apalagi, jadwal PMS kedua pacar Fariz hampir selalu berbarengan. Tapi, ia bilang santai saja. Hitung-hitung berlatih poligami.

"Kalo sama Kak Jejem aja diem!" timpal Adul dengan sewot.

"Yeu, apa sih lo, Dul? Muka kusut amat kayak keset depan pintu."

"Jangan ngeledek!"

"Aku ramal kamu sedang ada masalah dengan Kuyang."

"Bacot banget deh, Riz." Adul memutar bola matanya.

"Mau gue kenalin sama temen cewek gue gak?"

"Sorry, Bro. Gue setia."

"Halah setia sih setia. Tapi gak harus selalu diselingkuhin juga kali."

Ucapan Fariz yang menohok membuat Adul menundukkan kepalanya dalam. Memang, ia selalu saja diselingkuhi dan berakhir ia sendiri yang patah hati. Tapi, kali ini ia tidak ingin kejadian itu terulang pada hubungannya dengan Kuyang.

Namun, ia buntu saat ini. Sepertinya, ia tidak bisa merayu Kuyang dengan trik yang ia gunakan pada mantannya dulu. Dengan memberikan apa yang pacarnya mau. Adul ini memang paling bucin.

"Mau gue bantu gak? Asli, lo ngenes banget, Dul. Jangan sampe besok kurban lo gantiin Bejo!" ucap Fariz menyebutkan nama sapi peliharaan keluarganya.

"Bejo beneran mau dikurbanin? Wah si Jaki bisa ngamuk tuh."

"Bercanda elah. Ini lagian kenapa jadi bahas Bejo?"

"Gue gak tau, Riz. Kalo seandainya Kuyang mutusin gue gimana ya?"

"Jangan berandai-andai yang buruk, Adul! Siapa sih cowok yang ngegebet cewek lo?" Fariz menatap Adul dengan wajah penasaran.

"Basuki," bisik Adul dengan lemas.

"Ha? Ya kali lo galau gara-gara Basuki? Astaghfirullah, Dul. Kalo mau bucin ya bucin aja. Jangan dirapel sama bego. Basuki sama Kuyang itu sepupuan."

"Lo tau?"

"Lo doang yang gak tau kali, Dul. Au ah males gue mending threesome!"

"ASTAGHFIRULLAH, FARIZ. BILANGIN EMAK NIH!!!" teriak Adul.

"Video call group maksud cogan. Ya ampun suudzon aja." Fariz memukul mulutnya sendiri karena keceplosan yang tidak-tidak.

Adul kembali bengong. Apa iya dia hanya nethink? Tapi, apa hubungan sepupu bisa semesra itu?

Ia akhirnya tertidur di sofa karena terlalu banyak berpikir membuatnya tiba-tiba mengantuk.

Cista mengguncang tubuh Adul yang masih terlelap entah berapa lama.

"Adul, bangun, Dul. Aduh, ini anak tidur apa latihan mati sih?" Cista hampir saja menyerah karena Adul yang tak bergeming sama sekali.

"Biar Kuyang aja yang bangunin Adul, Tante." Suara Kuyang malah membuat Adul mengigau.

"Yang, kok kamu jahat sih? Yang, kamu tau gak?"

"Nggak." Bodohnya Kuyang malah menyahut Adul yang mengigau.

"Adul sayang banget sama Kuyang tau."

"Kalo itu aku tau," sahut Kuyang lagi.

"Tapi kok kamu selingkuh?"

"Aku gak pernah selingkuh, Adul."

"Jangan bohong!"

"Nggak, Adul."

Perbincangan dua orang yang beda alam itu ternyata singkron juga. Maksudnya, Kuyang alam sadar, Adul alam mimpi. Tinkerbell bercanda.

"Ih, kok malah disahutin? Adul kan tidur. Dul, Adul. Bangun heh!"

Adul mengerjapkan matanya kali ini. Samar-samar ia melihat bayangan Kuyang.

"Kuyang?"

"Iya. Ayo bangun!"

"Ih, masa suruh bangun sekarang? Nanti dirajam Emak."

"Apa sih, Adul? Kamu bangun! Tidur apa mati suri sih?"

Adul hanya cengengesan sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

"Happy anniversary, Adul." Kuyang menyerahkan kue yang ia bawa ke hadapan Adul.

"Ha?"

"Ini anniv kita yang ke lima bulan, Dul. Lupa?"

Adul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh, iya. Happy anniversary juga, Sayang. Terus, kamu gak selingkuh?"

"Sama siapa?"

"Basuki."

"Astaghfirullah. Aku kan udah pernah bilang kalo kami sepupuan. Dan kenapa kemarin aku sama Bas, itu karena aku mau ngeringin bunga ini." Kuyang menunjukkan setangkai mawar yang sudah diawetkan.

"Inget gak waktu Kuyang bilang lagi nunggu bunga mekar? Ini buat Adul." Kuyang menyerahkannya pada Adul.

"Aku jadi terharu. Maaf ya udah nethink."

"Iya, Dul."

"Eh, tapi kalo kita rayain tiap bulan. Berarti setahun anniv kita yang ke dua belas dong?"

"Ya nggak, Dul."

Adul merasa aneh. Namun, biarlah. Yang penting ia bahagia. Mau hitungan anniversary bagaimanapun, ia tidak peduli. Ia merentangkan tangannya dan Kuyang hampir saja mendekat ke arahnya kalau tidak Cista berdeham keras dan membuat kedua sejoli itu salah tingkah.












#5month9by9imissyou 😭
Cie ada yang gak jadi putus. Maaf ya aku updatenya lama. Lagi keserang si M 😅✌
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomblosedunia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top