29. Perang Dunia
Vote dulu ya asw jan sider ntar jones lu! Awokawok
.
.
.
.
.
Masih mengenai Jamyla. Benar saja, ia hanya merajuk dua puluh lima menit karena ternyata ia kehausan dan mau tidak mau harus keluar untuk mengambil minum.
Dan hari ini, ia merengek ikut Cista belanja sayuran. Padahal, Cista hanya menunggu tukang sayur di depan pos ronda.
"Mak, Jamyla ikut ya," rengeknya berkali-kali.
"Emak cuma belanja ke depan, Jem. Bukan ke mall kok. Masa mau ikut?"
"Ya, siapa tau, Emak repot bawa sayurannya."
"Halah, palingan Kak Jejem mau minta jajan cilok, Mak," timpal Jaki yang masih fokus pada gamenya.
"Nyambung aja lu, Jak!"
Cista hanya geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya saling melontarkan cibiran satu sama lain. Ia sedang tidak ingin marah-marah.
Tapi, daripada rumahnya hancur karena perdebatan Jamyla dan Jaki yang akan berujung pada perkelahian, ia mengijinkan Jamyla ikut belanja dengannya.
Bukan main girangnya Jamyla hanya dengan diizinkan ikut belanja. Cista tentu saja curiga dengan apa yang membuat Jamyla seperti itu.
Sampai depan pos ronda, tukang sayur yang menjadi tujuan Cista belum tampak. Baru ada ibu-ibu yang juga setia menunggu tukang sayur.
"Eh, Tante Cista. Tumben nih, Kak Jamyla ikut belanja?" Sapaan itu berasal dari Kuyang.
Masih ingat Kuyang, kan? Itu lho, anak pakde Wutt sekaligus pacarnya Adul.
"Eh, Kuyangyang," sapa Cista. "Tumben bukan Ibumu yang belanja?" tanyanya.
"Iya nih. Gak ngerti deh si Jejem kesurupan kali."
"Lagi ke luar kota, Tante."
"Permisi, permisi, holang kaya numpang lewat!"
Sedang asyik berbincang, Sitee atau lebih sering dipanggil 'Umi' tiba-tiba berjalan di antara Cista dan Kuyang.
Tanpa menghiraukan ocehan Sitee, Cista melirik ke arah Juned alias Kimmon yang menenteng keranjang di belakang Sitee. Terungkap sudah maksud Jamyla kali ini.
Benar saja, saat Cista menoleh ke arah Jamyla, anaknya itu sedang mesem-mesem karena lambaian tangan Kimmon.
"Ganjen amat sih, Jem!" gerutu Cista pelan.
"Hey, Jeng Cista, tumben gak nyerocos kayak cerobong kereta api," sindir Sitee.
"Idih, sorry ya. Orang cantik mah kalem!" balas Cista sambil menggibaskan rambutnya.
"Halah, kosmetik KW aja bangga!"
"Aduh itu lambe lemes amat sih? Maling teriak maling gitu!"
Kemudian, ibu-ibu yang lain malah melakukan taruhan siapa yang akan memenangkan pertarungan kali ini.
"Mak, udah, Mak. Malu." Jamyla menarik lengan Cista.
"Diem kamu, Jem. Ini urusan Emak sama si Lemes itu!" tunjuk Cista pada wajah Sitee.
"Apa sih, Jeng Cista?" ledek Sitee.
"Umi, jangan gitu, Mi." Kini, Kimmon yang mencoba menenangkan Sitee.
Namun, bukan Cista dan Sitee jika sudah bertengkar bisa damai begitu saja. Mereka masih saja saling melempar bom molotov. Eh bukan, melempar kata-kata saja cukup.
Bahkan, sampai tukang sayur datang dan mereka sama-sama memilih sayuran, tetap saja saling berbalas pantun. Bukan lagi, cibiran saja.
Di belakang mereka, Jamyla dan Kimmon malah sibuk menautkan jari tangan mereka sambil senyum-senyum tidak jelas. Mumpung ibu mereka sedang bertengkar, jadi tidak memperhatikan mereka. Dasar, mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Jamyl, mau mampir ke rumah makanku gak? Nanti, aku masakin masakan spesial buat kamu," bisik Kimmon.
"Jangan Jamyl dong. Emang aku Sahipul Jamyl apa?"
"Eh iya, maaf, Sayang."
"Ih, gombal deh!"
Untung saja tidak ada yang mendengar celotehan mereka. Kalau sampai ada, yang mendengarnya pasti langsung mengalami gejala mual, pusing, mata berkunang-kunang bahkan sampai hilang ingatan.
"Jem, pulang!" bentak Cista.
"I, iya, Mak," jawab Jamyla gelagapan.
"Bang sayur, awas si Umi Sitee ngutang lagi noh!" teriak Cista sambil menarik lengan Jamyla agar menjauh dari Kimmon.
"Sombong banget ya baru bayar sekali aja!" balas Sitee berteriak.
Baru saja Cista akan membalas teriakan Sitee, Jamyla menghentikannya. "Malu, Mak. Udah!"
"Iya, iya. Dasar kamu nih sok-sokan ikut Emak belanja. Padahal, mau ketemu si Juned kan?"
Jamyla hanya tersenyum sambil mengambil alih belanjaan dari tangan Cista.
Sebenarnya, bukan masalah Kimmonnya bagi Cista. Andai saja Kimmon bukan anak Sitee, pasti Cista tidak sesulit itu merestui hubungan mereka. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus secepatnya melakukan rapat pleno dengan suaminya, Toro.
Repot kalo emak-emak tuh. Ahaha
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomblosedunia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top