16. Selamat Puasa, Keluarga Bangsul.

Marhaban ya Ramadhan! Lumayan nih ngabuburit sambil ngebucin. Ehehe
Vote dulu biar berkah (:
.


.
.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa sudah sampai lagi ke bulan suci Ramadhan. Sebagai keluarga yang selalu repot, tentu saja, Toro dan keluarga juga ikut rempong menyambut bulan puasa.

Cista adalah orang selalu direpotkan setiap tahunnya. Ada saja ulah anak-anaknya. Toro juga tak kalah membuatnya repot. Ya, Cista akan berkali lipat lebih repot dari hari-hari biasanya. Padahal, sudah tahu, kan? Bagaimana repotnya keluarga itu sehari-hari? Apakah Mak Cista akan berhasil melewati semua ini? Kita pantau saja dari kejauhan!

****

Tidak ada yang aneh dari terawih pertama kali ini. Keluarga bangsul berangkat bersama ke mesjid. Anak-anak juga tampak manis dan tidak ada berbuat ulah.

Eh, tapi tidak semua ikut. Karena Jamyla sedang kedatangan tamu. Ya, kalian tahu sendiri lah.

Selesai terawih, Cista menimbang-nimbang akan memasak apa untuk sahur nanti. Toro sedang mengobrol dengan Pakde Wutt di beranda depan. Sedangkan, anak-anak sibuk dengan urusan masing-masing.

Namun, yang menarik perhatian kali ini adalah Ryusman dan Jaki. Sebagai saudara yang paling dekat, dua kakak beradik itu kerap kompak melakukan sesuatu. Termasuk, pernah batal puasa bersama.

"Bang Jay, gak mau bantu habisin ini?" tanya Jaki pada Jaylani yang tengah sibuk video call dengan pacarnya.

Karena Jaki bicara dengan mulut penuh, snack yang sedang ia kunyah berhamburan kemana-mana. Dan tentu saja, itu membuat Jaylani menatapnya dengan tajam.

"Jorok amat, Jak! Ganggu aja!" Jaylani misuh-misuh sambil beringsut menuju kamarnya.

Jaki tidak peduli, ia meraup banyak snack yang langsung ia masukkan ke dalam mulutnya.

Tidak hanya Jaki, Ryusman juga sama. Bocah bongsor itu tak henti-hentinya mengunyah. Meski, sebelah tangannya sibuk dengan ponsel. Tentu saja date chat bersama Rara.

Ck, tak beda dengan Jaylani, Ryusman juga puas-puaskan pacaran dulu malam ini. Karena, besok dan sebulan ke depan sudah tidak boleh pacaran dulu.

"Bang Tri, gak minat bantu nih?" tanya Ryusman pada Tri yang sedang tidak melakukan apa-apa alias bengong tidak jelas dan entah apa yang dipikirkannya.

Tri menggeleng sambil kembali bengong. Hati-hati, Tri. Ayam tetangga aja bengong mulu, besoknya gak ketolong, lho. Padahal itu ayam mau dipotong buat munggahan. Lah kok jadi ayam?

Oke, balik lagi ke Ryusman dan Jaki yang sibuk menghabiskan snack.

Cista yang kali ini ikut bergabung di ruang keluarga, mengernyit heran melihat tingkah kedua anak termudanya.

"Yu, Jak, kalian gak salah itu? Besok puasa sih puasa, tapi gak gitu juga kali. Awas perut kalian meledak!"

Adul tertawa mendengar teguran Cista. "Biasa, Mak. Bocah-bocah cepet laperan. Tengah hari aja udah repot banget pasti besok!"

"Yu, Jak. Udah! Nanti muntah, lho!"

"Em, gini, Mak. Jaki sama Bang Liyuiyuiyu mau ngabisin ini camilan, karena besok puasa dan gak boleh ada makanan yang tersisa di rumah. Bisa gawat kan, kalo tengah hari kita lihat makanan,"

Penjelasan Jaki membuat Cista terkekeh. Anaknya ini memang ada-ada saja. Tidak ada yang tidak ajaib.

"Itu ujian puasa, Jak. Harus menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Dan kalian harus belajar menahan itu semua," nasehat Cista.

"Iya, Mak. Tapi, kita susah nahan ya, Jak," ujar Ryusman yang dijawab anggukan oleh Jaki.

"Eh, iya. Di kulkas gak ada kiko kan, Mak?" tanya Ryusman.

Kiko adalah es stik kesukaan Ryusman. Sebenarnya, ia bisa menahan godaan apapun. Kecuali, ya si kiko ini. Membuka lembaran lama saat Ryusman batal puasa.

"Enggak! Awas aja kalau ada yang batal! Sunat 2 kali aja pokoknya!"

Ancaman Cista membuat anak-anaknya bergidik ngeri.

"Terus, Kak Jamyla gimana? Besok gak puasa, kan?" tanya Jaki konyol.

"Jaki, mau Emak balikin ke rahim lagi ya?"

Jaki hanya cengar-cengir menanggapi pertanyaan Cista.

Cista memang harus ekstra sabar kali ini. Ya, walaupun kesabaran Cista tidak perlu diuji di lembaga apapun. Pokoknya, kesabaran Cista sudah SNI. Tapi, menjalani puasa dengan tingkah keluarganya kerap kali membuatnya ingin mengomel.

"Nanti, camilannya, Emak umpetin deh. Tapi kalian jangan makan terus gini. Nanti susah bangun sahur, Emak juga yang repot!" Cista menyita makanan yang berada disekeliling Ryusman dan Jaki.

"Sekarang, tidur semua! Di kamar jangan main HP! Besok susah bangun sahur, Emak tinggal! Dan puasanya harus full gak boleh batal!"

Mendengar ancaman Cista, anak-anaknya segera berlari ke kamar masing-masing.

Kini, tinggal Cista yang duduk di ruang keluarga. Menunggu Toro yang masih mengobrol dengan Pakde Wutt dari pulang terawih tadi.

Cista sudah ketiduran saat Toro masuk ke rumah.

"Mak, kok tidur di sini?" Toro mengusap pipi Cista pelan.

"Eh, sudah ngobrolnya, Pak? Lama amat kayak bahas utang negara,"

"Enggak. Cuma bahas rencana bisnis baru Pakde Wutt, Mak!"

Cista hanya mengangguk-angguk sambil beringsut dari sofa. Bapak jangan lupa pasang alarm ya. Emak duluan ya.

Cista meninggalkan Toro yang masih terbengong di ruang keluarga. Padahal, ia berniat mengajak sesuatu.

Eh, puasa, Bapak ingat! Perbanyak amal, bukan anak.
















Akhirnya sampai juga di edisi Ramadhan. Gimana puasa hari pertama? Masih santai kan? Hehe
Yuk ramaikan tagar #RamadhanFunWithKeluargaBangsul di Instagram!
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomblosedunia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top