11. Ex Series (Mantan Ter-SCTV)
Happy songkran day bagi yang sedang di Thailand. Votenya jangan lupa!
.
.
.
Aku gak punya meme buat chapt ini ):
-----------
Jaki terus melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Sudah lewat sepuluh menit dari waktu yang sudah ditentukan. Jadi, rencananya, Jaki dan Tri akan pergi menghabisakan weekend kali ini berdua saja.
Sebenarnya, dua kakak beradik ini bukannya sengaja akan berweekend ria berdua. Namun, berhubung mereka telat bangun dan ditinggal anggota keluarga yang lain. Jadi, dibentuklah rencana dadakan daripada bosan di rumah atau pergi sendiri-sendiri. Maklum, jones!
"Bang Tri, dandannya kayak anak perawan deh, lama!" Jaki misuh-misuh.
"Tuh kan, wangi banget lagi, kayak kuburan baru," cibir Jaki lagi.
Pasalnya, ia hanya menggunakan celana jeans pendek dan kaus seadanya yang dilengkapi dengan jaket denim yang ia comot dari kamar Adul. Sementara Tri, menggunakan jeans panjang, kaus yang dilapisi kemeja. Rapi, ya jauh lebih rapi dibanding Jaki.
"Lo aja gembel, Jak!" balas Tri sambil membetulkan kerah kemejanya.
"Hih! Tetep aja gantengan Jaki,"
"Cantengan? Sejak kapan, Jak?" goda Tri.
"Serah, Bang, serah!"
Tri tertawa melihat Jaki yang merajuk dan berdiri di pojokan. Alamat lama membujuknya. Jaki memang kalau sudah merajuk, susah dibujuk.
"Jak, elah, becanda doang."
"Gak peduli! Jaki gak ikut!"
"Abang traktir ih, yakin gak mau?" Tri coba membujuk Jaki meski isi kantongnya yang akan jadi korban keganasan rajukan Jaki.
"Jadi bener, Bang? Sepatu Vans ya! Asyik!" pekik Jaki sambil melompat-lompat dari duduknya meski gerakannya terbatas oleh seatbelt.
"Dasar bayi monyet!"
"Bodoamat! Yang penting Vans keluaran terbaru yang limited edition,"
"Kalo ketahuan Bapak, kamu bilang ya, ini buat traktir kamu,"
"Ogah!"
"Kok gitu?"
"Ya, nanti, uang jajan Jaki dipotong, Bang Tri. Situ bilang apa, kek. Jaki gak mau tau ya!"
Tri mendesah pasrah. Percuma berdebat dengan si bungsu, Tri tidak akan menang. Ya, bisa menang lah, menang malu karena akan membujuk Jaki yang merajuk di tempat umum.
"Bang, beli es krim ya," rengek Jaki.
"Jak, yang elit kek. Gue malu nih kek ngangon monyet deh," decak Tri.
Jaki memutar bola matanya malas. Kebiasaan Jaki yang selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga, membuatnya selalu harus dituruti kemauannya. Kalau tidak, ya merajuk. Padahal, Jaki sudah tidak bisa disebut anak-anak lagi.
"Beli sepatu, abis itu makan. Gue laper banget, Jak," Tri memelas.
"Oke, Bang!"
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Jaki melompat kegirangan. Like a monkey!
"Jak, jangan kayak monyet deh. Ini mall, bukan hutan,"
"Ayo, Bang. Katanya laper," Jaki mengabaikan omelan Tri dengan mengalihkan pembicaraan.
"Tapi, makan bayar sendiri, kan?"
"Iya, Bang, iya,"
"Good, Boy!"
Kedua kakak beradik itu menuju restoran yang memiliki tampilan cukup kekinian, lumayan keren untuk berswa foto atau lebih sering disebut instagramable.
"Jak," panggil Tri.
"Hmm," gumam Jaki yang tengah sibuk mengunyah makanannya.
"Yeu, Bambwank! Serius dong. Liat noh," tunjuk Jaki pada seseorang yang duduk di pojok restoran. "Kayak kenal gak sih?"
"Mana?" Jaki memicingkan matanya.
"Itu, Mujaki. Ngeh gak lo?"
"Oh! Itu kan mantan lo," jawab Jaki singkat dan kembali menikmati makanannya.
"Ah masa? Bukannya itu mantan lo?"
"Mantan lo, Bang Tri," Jaki bicara sambil mengunyah makanannya. Hal itu membuat remah makanan di mulutnya terciprat ke arah Tri.
"Jorok lo, Jak!" Tri bergidik jijik sambil mengelap bajunya menggunakan tisu.
"Weh anjir, dia kesini, Jak!" Tri berbisik namun gayanya heboh.
"Excited banget lo mau ketemu mantan," cibir Jaki.
"Mantan lo, Bangsul!"
Jaki memang tampak biasa saja. Namun, Tri pura-pura ikut sibuk menyantap makanannya saat cewek dengan dandanan heboh itu berjalan semakin mendekat ke arah mereka.
"Eh, Jaki, Tri,"
Akhirnya, kedua cowok itu kena gap juga.
"Hai, Rin!" balas Tri yang kemudian menyenggol lengan Jaki.
"Eh, halo, Sar!" Jaki ikut menyapa singkat sambil terus fokus pada makanannya.
"Ih, kok kalian jalannya berdua?" tanya cewek yang dipanggil Sar oleh Jaki, dan Rin oleh Tri dengan tatapan mengejek.
Ya, dia adalah Sarina, mantan Tri, dan juga Jaki. Lah? Ya, begitulah.
"Kita lagi siblings time ya, Jak. Ya kali cewek mulu," jawab Tri.
"Yoi! Kita kan harmonis," timpal Jaki.
Merasa kurang diperhatikan, Sarina akhirnya pergi dari kedua kakak beradik itu dengan wajah kesal. Sementara itu, Jaki sontak tertawa kencang.
"Jak? Lo kesurupan?"
"Lucu, Bang, mantan lo!"
"Mantan lo juga,"
"Bodo!"
"Eh iya, dulu kan lo suka banget sama dia, Jak,"
"Ya gitu. Sebelum gue sadar kalo dia sok cantik. Masa dia bilang suka sama lo tapi gak mau gue putusin. Makanya gue ngomong ke lo tuh bukan sirik, Bang!" Jaki menjelaskan.
"Ya, gue juga sebenarnya kejebak TOD, Jak. Lo bilang tuh bukan gak gue denger, tapi, tantangannya emang sebulan," balas Tri.
Kemudian, keduanya tertawa. Menertawakan masa lalu yang cukup menggelikan.
"Bang," panggil Jaki.
"Oit,"
"Kita itu terlalu Subhanallah buat dia yang Astaghfirullah!"
Keduanya tertawa lagi. Kali ini tidak peduli dengan tatapan orang sekitar.
Minta updatenya maksa, makin kesini makin sepi pembaca!
Gatau ah males pen hiatus aja! Bye! Sampe sini aja!
Tapi #SalamKetjupBasyah dulu deh 😘💦
#authorterjomblosedunia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top