10. Ex Series (Gaswat, Gaswat, Gaswat!)

Bagi kaum 5lu sekalian yang ingin bernostalgia, boleh play mulmed ya. Tapi, jangan lupa vote juga!
.
.
.

Kamu yang Love, aku yang Sick! ):

------------------

"Rapi banget, Mak. Mau ke mana? Tumben!" tegur Toro pada Cista yang pagi ini tampak berbeda dari biasanya.

Cista tidak menjawab. Ia hanya tersenyum kecil dan melanjutkan aktivitasnya menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Memang, saat itu, baru ada Cista dan Toro di ruang makan. Sedangkan, anak-anak mereka masih bersiap di kamar masing-masing.

"Mak,"

"Kenapa, Pak? Emak sibuk. Bapak minum kopinya aja dulu,"

"Hm, kebiasaan deh, suka mengalihkan topik gitu!"

"Bapak nanya apa? Mak lupa," kekeh Cista.

"Pura-pura lupa! Bapak cium juga nih!"

Cista refleks memundurkan wajahnya. Karena, Toro tiba-tiba mencondongkan wajahnya ke arah Cista.

"Jaki balik lagi deh! Bang balik kamar masing-masing!" teriakan Jaki membuag Toro dan Cista salah tingkah.

Sedangkan, Adul dan Tri yang kebetulan berjalan bersama Jaki hanya cengengesan menyaksikan kedua orangtuanya.

"Wih, Emak tumben rapi. Mau ke mana?" kini Jaylani yang bertanya.

"Mau ketemu temen, Jay."

"Dih, Bapak tanya gak jawab. Giliran Jay yang tanya, Emak gak pura-pura lupa," cibir Toro.

"Bodo!"

****

"Mak, diantar Jay, ya!"

"Gak usah, Pak. Emak masih bisa nyetir sendiri kok," tolak Cista.

"Tapi,"

"Jay biar jaga rumah, Pak."

"Oke!" Toro tak memaksa Cista. Lagipula, jarang sekali Cista keluar rumah.

Toro membiarkan istrinya refreshing sejenak, melepas kepenatan akibat mengurus rumahtangganya yang selalu saja kacau.

Cista memang agak kaku saat kembali menyetir. Memang, sudah cukup lama ia tidak menyetir sendiri. Toro selalu tak memberinya izin setelah Jaylani memiliki SIM.

Lagu masa SMA Cista mengalun lembut dari radionya. Membuat beberapa kepingan kenangan masa sekolahnya terputar kembali.

Hanya duapuluh menit waktu yang Cista tempuh ke kafe tempatnya bertemu dengan orang yang katanya temannya itu.

"Cista!" panggil seseorang sambil melambaikan tangan ke arah Cista yang baru memasuki kafe.

"Mas Nawat," sahut Cista sumringah dan langsung menghampiri lelaki itu.

"Lama gak ketemu, ya!"

"Iya, Mas. Mas Nawat apa kabar?"

"Baik. Kamu? Masih cantik aja,"

Cista tersenyum mendengar pujian Nawat.

Kemudian, berlanjutlah acara nostlagia masa SMA mereka. Percakapannya tidak usah dijabarkan, cukup mereka saja yang tahu.

Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Waktunya Jaki pulang sekolah. Cista buru-buru pamit, takut terjebak macet dan ia tidak sampai ke rumah tempat waktu.

"Mas, Cista pamit ya!"

"Iya, hati-hati, Cist."

Tanpa Cista prediksi sebelumnya, Nawat tiba-tiba memeluk Cista.

"I miss you!" bisik Nawat.

"Ehm," Cista berdeham dalam pelukan Nawat. Namun, ia tak membalas pelukan itu.

Hanya beberapa detik, Cista melepas pelukan Nawat dan pergi tegesa-gesa.

Sepanjang perjalanan pulang, Cista tak karuan. Sampai nama Toro terpampang di ponselnya, ia kembali tersadar jika masa lalu biarlah masa lalu. Namun, baru saja ia hendak mengangkat panggilan tersebut, panggilan itu sudah berakhir terlebih dahulu.

Cista mengemudikan mobilnya lebih cepat. Firasatnya mengatakan jika Toro sudah ada di rumah.

Benar saja, suaminya itu sudah berdiri di teras rumah sambil sesekali melirik jam tangan mahalnya.

"Ba... Bapak. Kok, pulang, cepet?" tanya Cista gugup.

"Kalau Bapak pulangnya nanti, Emak udah amnesia kalau kita sudah punya tujuh anak," sindir Toro sinis.

Cista mengernyitkan keningnya.

"Seneng ya, ketemu si Gaswat?" sindir Toro lagi.

Akhirnya, Cista paham arah pembicaraan Toro. "Nawat, Pak."

"Oh, masih hafal ternyata!"

"Pak,"

"Gak usah melakukan pembelaan!"

"Emak cuma ketemu teman lama, Pak. Lagipula, sudah ratusan purnama kami gak berjumpa,"

"Oh teman lama Emak personil teletubbies ya?" sindir Toro lagi.

"Pak, hoax dari mana, sih?"

"Bapak bukan korban hoax ya! Bapak lihat sendiri instastory si Gaswat yang rangkul-rangkul Emak!" ucap Toro sakras.

"Bapak follow Mas Nawat?"

"Fake account dong! Buat mantau!"

Cista menggelengkan kepalanya. Suaminya itu sudah seperti anak remaja saja.

Karena khawatir menjadi tontonan tetangga, Cista menarik Toro untuk masuk ke dalam rumah.

"Pak, gak gitu ceritanya,"

"Halah!" Toro mengambil sebotol air es dan segera meneguknya.

"Pak,"

"Kalau kamu gak peduli sama aku lagi, setidaknya kamu pikirin anak-anak, Cist!"

Sudah lama, Toro tidak pernah memanggil Cista dengan namanya. Itu artinya, Toro benar-benar kecewa. Dan Cista tidak mau suaminya salah paham.

"Pak," Cista memeluk Toro dari belakang. Ia menyandarkan kepalanya ke punggung kokoh suaminya. Cista bisa merasakan debaran jantung Toro yang memacu dan napasnya memburu.

"Emak gak pernah sekalipun punya niat khianatin Bapak dan anak-anak," Cista mencium punggung Toro beberapa kali.

Toro masih bungkam. Ia tak merespon ucapan maupun tindakan Cista. Sampai akhirnya, Cista melepaskan pelukannya. Kemudian, ia mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Nih," Cista menyerahkan sebuah benda persegi yang Toro ketahui sebuah undangan.

"Mas Nawat cuma mau kasih ini, Pak. Cuma, Emak takut kalau Bapak gak kasih izin. Maaf ya," cicit Cista sambil menunduk.

"Jadi, si Gaswat itu baru mau nikah?" akhirnya Toro buka suara.

"Nawat, Mas,"

"Whatever!"

"Bukan, pernikahan kedua,"

Jawaban Cista membuat Toro menahan tawa. "Kalau Emak dulu sama si Gaswat, pasti udah jadi janda," goda Toro.

"Amit-amit deh. Bapak gak niat jadiin Emak janda kan?"

"Tergantung,"

"Apa?"

"Mau nambah anak apa enggak," jawab Toro sambil memeluk Cista. Amarah tadi seakan runtuh sudah. Toro kembali luluh.

Wajah Cista dan Toro sudah begitu dekat. Bahkan, mereka bisa merasakan embusan napas satu sama lain.

Namun, tiba-tiba, "MAK, JAKI PUL... ANG!" teriakan Jaki melemah saat melihat kedua orangtuanya tengah dalam posisi berbahaya bagi anak seusia Jaki.

"Jaki gak liat kok. Jaki pake headset!" Jaki cengengesan sambil menutup wajahnya. Namun, ia masih mengintip lewat celah tangannya.

Kegap begitu membuat Cista malu setengah mati. Ia mendorong dada Toro dan berjalan menjauh dari suaminya yang tertawa cukup kencang.







Apakah sudah cukup uwu Emak Bapak kita ini? Siapa yang ketipu aku mau bikin Emak sama mantannya bakal nganu? 555
Next, siapkan diri kalian membaca kisah cinta Tri. 😉
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomblosedunia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top