7. Materi Riset

Materi: Riset
Tutor: Kak gitlicious
Hari/Tanggal: Minggu, 11 Februari 2018
Pukul: 19.00 WIB
Notulen: ylathief
Disclaimer: theWWG. WWG_Publisher

==========*****==========

🍁 Saya Gitlicious, ahaha uname wattpadnya itu. Tapi panggil Git juga gapapa. Umur 23 tahun tahun ini

Karena sharing, kalian boleh nanya karena kalau aku ngasih materi takut bleber ke mana-mana 😅. Kalau bisa satu persatu nanyanya ya...

==========**Q&A**==========

Q1. Aku lihat kak git menulis kebanyakan pake pov 1, cara mensiasatinya gimana agar hasil riset yang sudah dicari masuknya nggak maksa banget? soalnya kan cuma bisa dijelasin dari pov 1, kalau dari pov 3 kan enak masukinnya.😅

A1. Pov 1 sama pov 3 masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, nah kalau pov 1 memang terbatas banget untuk menjelaskan secara keseluruhan baik itu situasi, kondisi, yang tokoh lain pikirkan dan lain-lain. Cuma bagaimana kita mengolahnya aja. Biasanya sih aku suka mengira-ngira topik apa yang sekiranya harus dipertajam, nanti hasil risetnya bisa digambarkan secara gamblang dalam percakapan biasanya.

🍄 Contoh singkatnya ceritaku yang Ombak di Palung Hati, banyak pembaca yang belum tau soal perceraian di mana kalau talak 1 dan 2 bisa rujuk kembali tanpa harus menikah dengan orang lain terlebih dahulu. Dalam sudut pandang si tokoh utama memang nggak diperdalam soal itu. Tapi aku usut soal itu di percakapan tokoh utama dengan sahabatnya yang menanyakan kondisi perceraian si tokoh utama ini.

Q2.
A. Aku kadang suka bingung milih mana hal-hal yang perlu diriset saat kita mau bikin cerita. Kadang pengennya ini, tapi pas udah ketemu, eh malah jumpa sama hal baru yang sepertinya menarik buat disempilin di cerita kita. Jadi aku tergoda sekali buat baca-baca. Pertanyaannya, apakah hasil riset dadakan tadi, kita buang gitu aja? Sementara kita fokus sama riset buat bahan cerita kita yang sedang dalam masa project?

A2.
A. Nah, iya itu salah satu caranya.

🍁 Sebetulnya untuk riset apa pun, itu akan berguna untuk kita nanti karena kita akan menambah ilmu baru dengan riset itu. Terkadang riset itu akan digunakan di lain waktu. Nggak harus di cerita itu. Jangan terlalu memaksakan untuk memasukan konten yang kita inginkan di suatu cerita. Lebih baik terfokus, dan mendalam. Kadang memang lagi riset ini, tiba-tiba kepikiran buat riset itu. Nggak apa, itu sah-sah saja. Asal jangan memaksakan untuk memasukan semua konten sehingga isi ceritanya malah jadi nggak nyambung.

Q2.
B. Jadi semua disesuaikan dengan kebutuhan aja ya Kak Git?

A2.
B. Yap... karena riset itu nggak hanya untuk cerita. Terkadang untuk memuaskan rasa ingin tahu juga.

Q3.
A. Saya mau nambahin imajinasi sendiri ke latar tempat cerita, apa boleh ya? kayak misal, menggunakan nama desa pake nama yang saya buat sendiri.

B. Cara menyiasatin cerita dengan keterbatasan informasi gimana ya, kak? Padahal informasi itu saya sangat perlu untuk penyelesaian konflik saya. apa harus terjun langsung? Apa saya harus benar-benar kenalan dengan narasumber ini, padahal saya gak kenal?

A3.
A. Kalau saya menyiasatinya dengan memakai tempat yang orang-orang di sekitar saya tahu. Jadi saya bisa nanya-nanya langsung ke mereka. Tapi kadang ada beberapa tempat yang saya pakai hanya bermodalkan browsing, karena untuk tahu tempat secara spesifik pun sulit kecuali kita pernah ke sana secara langsung. Jadi deskripsinya yang umum saja, kayak pantai ya deskripsinya ada pasir, air laut dll.

🍁 Untuk tempat yang dibuat dengan nama sendiri, tergantung tema dan genre cerita yang diambil sebetulnya, kayak Descendant of The Sun juga kan tempat nya bikinan penulisnya sendiri. Dan itu juga temanya bukan tema cerita yang 'biasa'. Kalau sekiranya cerita kayak cerita cinta anak SMA atau teman perkantoran biasa sebaiknya tempatnya real biar lebih mengena.

Jadi semua balik lagi tergantung jenis ceritanya untuk latar tempat.

B. Oh iya, 3b ini keterbatasan informasinya dalam konteks apa?

Dalam konteks latar belakang tokoh kah, atau malah tentang masalah yang diangkat untuk konflik?

Q3.
B1. Nah ini, kak. Saya kan mau buat konflik pekerjaan.  saya sendiri bukan pekerja yang dilakukan tokoh saya.

A3.
B1. Oalaah pekerjaan ya? Kalau itu saya nanya ke orang yang ada di bidang itu sih. Kalau enggak, saya bikin cerita yang memang dekat dengan dunia saya (kesehatan) yang saya tahu seluk beluknya

Q3.
B2. Saya menemukan satu blog. Tapi hanya sedikit penjelasan. apa harus saya menjadikan dia narasumber?

A3.
B2. Nah, ini yang cukup sulit memang, karena terkadang riset dari google aja nggak cukup dan bisa beda tafsirnya dengan yang asli dilakukan.

🍁 Sebetulnya salah satu keuntungan menulis di wattpad ini, meminimalisir kesalahan karena beragam profesi yang mampir dan komentar di cerita kita.

Kalau mau cari jalan aman, galilah konflik yang memang benar-benar dikuasai. Kalau pekerjaan tokoh kita nggak bisa gali lebih jauh, kita cari konflik lainnya.

Q4.
A. Kalau mau buat kisah nyata, kita nanti risetnya harus sama orang yang terkait atau bisa diganti? Atau mungkin ditambah? Nah, kalau misalnya narasumber lebih dari 1 trus ada perbedaan pendapat, itu nanti menyikapinya bagaimana?

B. Nisal kita akan membuat kisah berasal dari desa yang memang minim angkutan umum, tapi pergaulan di sana hampir sama dengan kota. Gaya mereka kekinian. Nah, jika begini haruskah dibuat mirip? Atau buat perbedaan, misalnya pergaulan mereka dibuat khas desa? Atau bagaimana?

A4.
A. Kalau diangkat dari kisah nyata baiknya sih dengan orang terkait ya, karena kan kita secara nggak langsung mengangkat permasalahan dia, dan jangan lupa izin. Kalau mau minta nasihat dari 2 narsumber gapapa karena memang di dunia ini banyak perdebatan dan teori, bahkan hanya untuk satu hal. Kalau saya, saya akan mencari yang lebih masuk di akal dan saya juga melakukan riset pribadi. Tentunya nanti akan ketauan yang mana yang lebih baik untuk digunakan dari kedua narasumber itu.

B. Jangan meremehkan orang desa, kasus seks bebas di desa jauh lebih banyak dari kota malah (kalau di kampung saya ya). Di mana-mana juga udah terhubung dengan teknologi. Jadi menurutku orang desa nggak selalu identik dengan khas desa kok. Balik lagi ke tema cerita yang mau diangkat. Kalau tentang anak rantau yang bersusah-susah hingga meraih kesuksesan mungkin bisa digambarkan secara jelas 'khas desa' nya biar lebih nendang saat momen dia meraih kesuksesan. Kalau di luar itu menurutku 'khas desa' nggak perlu terlalu ditonjolkan.

Q4.
B1. Jadi lebih ke pergaulan anak SMA zaman sekarang aja ya kak? Kalau masalah transportasi gimana kak?

A4.
B1. Transportasi di desa itu sekarang rata-rata malah motor, bukan angkutan kayak dulu. Yang daerah terpencil malah anak SD udah pada bawa motor karena memang jarak sekolah yang jauh. (Di berita juga ada kayaknya masalah ini).

Tapi mungkin ada sebagian yang masih menggunakan transport umum atau bahkan berjalan kaki.

Q5. Kak Git, ada tips gak untuk riset luar negeri yang efesien selain di Wikipedia?

=>> Kemudian kalau sampai ada kekeliruan riset di cerita yang sedang berjalan, menurut kakak boleh gak informasinya didiamkan dulu di dalam cerita, setelah tamat baru di perbaiki? Atau memang harus diubah untuk perbaikan secepatnya?

=>> Terakhir, cara mengatasi keakuratan riset itu bagaimana kak?

A5. Kalau untuk luar negeri memang agak sulit. Setauku nggak ada apk khusus. Paling kamu bisa nanya ke orang yang pernah belajar atau tinggal di sana. Makanya, kenapa lebih baik menulis dengan hal yang kamu ketahui ya karena itu.

🌸 Untuk kekeliruan riset, sebaiknya diubah selagi bisa. Kadang saat sudah terbit kekeliruan riset pun tetap ada karena kekurang tahuan dari pihak penulis maupun editor.

🍁 Menurutku, nggak ada karya yang sempurna. Tapi kita harus membuatnya dengan sebaik mungkin. Kekeliruan yang sudah kita buat bisa jadi pelajaran kedepannya dalam menulis.

Karena jujur di indonesia memang sulit digali untuk profesi dan latar kehidupan profesi tersebut. Berbeda dengan di korea yang memang digali mendalam untuk tiap profesi di dalam sebuah dramanya. Yang di mana kita bisa belajar banyak dari sana.

Tidak usah takut dalam menuangkan ide, asal masih dalam batasan normal.

Q6.
A. Bagaimana trik kakak biar bisa riset pekerjaan mereka tanpa harus repot bertanya pada ahlinya? Apa harus nonton film/drama meliputi pekerjaan mereka? Atau bagaimana?

B. Menurut kakak, dengan riset bisa menciptakan suasana cerita seperti "real"? Kalau iya, bagaimana caranya agar suasana cerita yang ditulis terasa seperti "real"?

A1.
A. riset di drama terutama drama korea bisa membantu atau bahkan jadi bumerang. Karena sistem di sini dengan di sana banyak yang berbeda. Kalau aku selain mengangkat dan menggali profesi yang benar-benar kupahami, aku hanya memasukan pekerjaan bukan sebagai unsur utama sebuah cerita. Jadi nggak menjadikan pekerjaan itu sebagai konflik utama.

B. Nggak selamanya riset bisa menciptakan suasana seperti real, justru kemampuan kita dalam mengolah tulisan yang diuji dalam membuat sebuah cerita menjadi 'real'.

Semua orang bisa menulis, tapi nggak semua orang bisa membuat orang lain masuk ke dalam dunia yang ia tulis.

Q6.
C. Tapi kalau sistemnya beda dengan Indonesia, apa bisa tetap riset di internet? Terkadang kalau nonton biasanya gak fokus kalau ada hal lain, misal nyelip adegan gak penting. Itu gimana?

A6.
C. Sebenarnya kalau dunia medis umumnya sama. Karena memang di seluruh dunia biasanya mempunyai standar yang sama. Cuma kalau kayak bidang hukum, perceraian, dimintai keterangan di kepolisian dll itu alurnya bisa berbeda karena negara-negara biasanya punya kebijakan sendiri. Amannya ya cari tau sedetail mungkin ke orang yang berpengalaman di bidang itu.

Ini juga yang disayangkan di indonesia. Drama dan sinetronnya nggak mengangkat tema lain selain anak orang kaya yang bandel atau pelakor 😂 makanya rata-rata cerita novel dan sinetron banyak yang plot hole karena itu.

Q7.
A. Gimana kalau tema kita dunia perkantoran lokasi dijelaskan, tapi nama kantor itu diubah? Karena kalau tanpa riset langsung ke kantornya, nanti justru memberikan info yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

A7.
A. Lokasi perkantoran bisa sebutkan wilayah saja. Misalnya wilayah kuningan, tebet, senayan dll. Nggak perlu pakai nama perusahaan asli, karena kalau salah salah bisa dituntut yang ada. Makanya rata-rata jarang yang menyebutkan nama perusahaan. Paling profesi dan di daerah mana

Q7.
B. Masalah lokasi kalau bisa usahakan daerahnya biar berasa detilnya?

A7.
B. Ahahah itu buat pendukung aja sih, kayak ngejelasin tokohnya kejebak macet ya didukung dengan pemilihan lokasi yang emang sumber macet.

Q8. Aku mau bikin cerita setting mahasiswa tahun 80'an, tapi gak ada bahan narasumber, dan cara pikir bapal bapak. Kalau tanya langsung ke bapak bapak kan pasti ada yang beda gitu.. Itu gimana risetnya kak?

A8. Wah, itu cukup susah ya... kenapa karakter dilan kuat meski settingannya tahun segitu karena Om Pidi Baiq jelas tau seluk beluknya kayak gimana di tahun itu. Kamu mungkin bisa nonton film jadul buat menggambarkannya. Tapi mungkin dulu juga skripsinya nggak kayak sekarang ya, entah tulis tangan atau pakai mesin tik. Enaknya sih ya cari narasumber.

Q9. Kalau riset buat cerita fantasy gimana, kak? Kan itu tempatnya kita yang bikin sendiri, apa aku musti khayalin semuanya?

A9. Fantasy memang membangun dunia sendiri. Dan ya, khayalan kita semua biasanya. Kalau aku pernah bikin sih cerita vampire dengan setting di London. Jadi risetnya tentang hutan-hutan di Inggris yang bisa dipakai jadi tempat plus kira-kira tempat krusial yang bisa dipakai. Kalau yang benar-benar pure fantasy di dunia lain atau kerajaan lain sih kayaknya memang harus berkhayal penuh.

========**Kesan&Pesan**========

Mohon maaf kalau ada kesalahan kata selama aku menjawab pertanyaan kalian ya. Ambil yang baik dan buang yang buruknya. Semoga sharingku ini bermanfaat buat kalian... kalau yang mau bertanya di luar group, silakan. Aku selalu menjawab dm di ig ataupun wp. Kita bisa lanjut sharing di sana. Terima kasih untuk responnya ❤

Tetap semangat semua!!

==========*****==========

Best Regards

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top