16. Kalimat Efektif
Materi: Kalimat Efektif
Tutor: Kak Randi Editor Penerbit Twigora (Ig: @Randidinanta)
Hari/Tanggal: Selasa, 27 Februari 2018
Pukul: 19.00 WIB
Notulen: BelladonnaTossici9
Disclaimer: theWWG. WWG_Publisher
==========<<<*****>>>==========
🌸Perkenalkan ya. Aku Randi. Kebetulan sekarang kerja sebagai editor di Twigora. Kebetulan juga dulu kuliahnya ambil sastra juga. Jadi nyambung lah.
Salam kenal ya :)
Btw, aku sejak kerja di Twigora jadi sering baca Wattpad dan menurutku ceritanya seru-seru lho.
Nah. Soal materi, kemarin malem aku sudah bikin catatan gitu. Coret-coretan simpel di word. Kushare aja ya dulu. Mudah-mudahan bisa bantu hehe.
🐾 Jadi tentang kalimat efektif ini, sebenernya agak tricky sih. Karena nulis cerita itu sebenernya bebas-bebas aja. Ada juga cerita yang memertahankan gaya penulisan yang ngga efektif dan hasilnya tetep bagus. Tapi, sepengalamanku, emang ada kebiasaan yang sebaiknya dihindari.
🍄 Contohnya, kebiasaan ngulang-ngulang kata/informasi. Di paragraf satu udah diterangin kalau si tokoh cerita pusing. Tapi di paragraf tiga disinggung lagi, misalnya. Di proses editing, pengulangan-pengulangan umumnya dihilangin. Di satu kalimat atau paragraf, misalnya. Baiknya hindari pengulangan.
Sebenernya, kalau kuperhatiin, tentang kalimat efektif atau cara bercerita ini pada akhirnya yang paling menentukan itu insting kamu sebagai penulis sih. Insting ini dikembangin lewat banyak baca dan nulis.
🍃 Bang Christian novelnya lebih santai gaya bahasanya, misalnya. Tapi kalau Kak Windry lebih baku. Dan dua-duanya asik.
🍄Ini misalnya. Tapi bukan pengulangan sih. "Vera ada di hadapanku, terlihat tengah mencoba berbicara denganku." Kamu bisa ringkes jadi, " Vera di hadapanku, mencoba berbicara denganku."
Intinya sih banyak latian aja, temen-temen. Misal pas baca ulang tulisan, kamu coba coret-coretin. Sampe kalimatmu berubah artinya, nah itu baru deh stop. Kalo masih bisa dikurangin, ada kemungkinan kalimatmu emang belum efektif.
=========<<<**Q&A**>>>=========
Q1. Menurut kakak, ada tips gak supaya ceritanya gak kaku, walau kaidah kepenulisannya udah bagus?
A1. Kakunya gimana ya? Kurang ngalir gitu ya? Kalau kurang ngalir, mungkin masalahnya ada di komposisi. Inget kan pelajaran di sekolah? Satu paragraf ada satu gagasan/kalimat pokok ada kalimat-kalimat penjelas? Nah, itu juga berlaku di fiksi. Juga satu paragraf ke paragraf berikutnya loncatnya jangan jauh-jauh, nanti ngga enak. Tapi kalau kamu bilang kaidah penulisan udah bagus, rasanya aku perlu liat deh kakunya kayak gimana :)
🍁 "loncatnya" itu maksudnya, kalau paragraf 1 bahas A, paragraf 2 kalau bisa B. Kalau dari bahas A tiba-tiba bahas F agak jumping. *eh mudah-mudahan jelas ya contohnya.
Tapi perlu hati-hati juga. Cari tau dulu informasi-informasi apa yang penting di ceritamu. Informasi yang penting selalu jadi prioritas. Jangan sampe kalah porsinya sama informasi-informasi yang kurang penting.
🐾 Waktu nulis itu, atau baca ulang tulisan itu, pernah kamu lafalin? Diucapin gitu? Nah itu bantu banget sih. Baca ulang. Atau, minta tolong temen buat baca.
Q2. Gini kak, kesulitanku dalam menulis itu adalah mendeskripsikan sesuatu, misalnya tempat. Kadang tuh aku deskripsiin tempat sedetail mungkin tapi berakhir jadi kalimat yang bertele-tele dan bikin bosan. Ada tips&trik gak untuk mendeskripsikan sesuatu agar tidak bosan saat dibaca?
A2. Kamu udah make deskripsi panca indra belum? Misal, satu tempat udaranya kayak apa... atau aroma juga bunyi yang ada di situ kayak gimana. Nah. Kalau udah ngelibatin lebih dari 2 indra, misalnya, sejauh pembacaanku deskripsimu akan jadi jauh lebih kuat tanpa harus deskripsi yang terlalu detail.
🐾Aku pernah nemu deskripsi sore waktu hujan di naskah. Si penulis milih angle-nya asik sih. Dia cerita tentang burung-burung gereja di depan rumah yang berjejer di kabel listrik, diam dan basah.
Dia nggak perlu cerita panjang lebar tentang suasana sore di rumah si tokoh cerita. Cuma perlu 2 sampe 4 kalimat aja. Tapi dapet banget. Jadi, angle-nya juga perlu dibuat sekreatif mungkin ya.
Q3. Kak kalau pake pov 3 dan kita keseringan sebut nama tokoh dalam satu paragraf, itu masuk ke kalimat tidak aktif gak?
Macam:
Ami pergi ke laut dengan dua pancingan di tangannya. Hari ini dia ingin pergi kencan dengan Suga dan memancing adalah pilihannya. Namun, sayang, Ami tidak sadar kalau Suga lupa mengenai kencan tersebut atau mungkin Suga sengaja melupakannya, sebab ia takut digetok Ami dengan menggunakan pancingan jika banyak perempuan yang mengikuti mereka.
A3. Sebenernya ngga masalah kok panjang-panjang juga. Mungkin bisa pake tanda baca -- atau ; biar lebih jelas bagian-bagiannya.
🐾 Jadinya: "Ami pergi ke laut dengan dua pancingan di tangannya. Hari ini dia ingin pergi kencan dengan Suga dan memancing adalah pilihannya. Namun, sayang Ami tidak sadar kalau Suga lupa mengenai kencan tersebut--atau mungkin Suga sengaja melupakannya, sebab ia takut digetok Ami pakai pancingan jika banyak perempuan yang mengikuti mereka." Gini kali ya kalo ada tanda -- nya.
--- Bisa kamu akalin pakai kata ganti, misal "cowok itu" atau "perempuan itu".
Bisa juga buat hal lain. Misal ada bagian tertentu dalam satu kalimat yang sebenernya itu bagian yang terpisah, jadi ditandain pake --
Q4. Kak, mau tanya soal melafalkan tulisan yang kita buat. Enaknya dilakukan kapan ya? Setelah keseluruhan naskah selesai, atau pas inget aja (sebelum naskah rampung)?
A4. Hm. Sewaktu kamu nulis pun sebenernya sambil ngebayangin juga kan, suara si tokoh A gimana suara si tokoh B gimana. Terutama kalau suaranya muncul di dialog atau si tokoh posisinya sebagai narator. Ini berguna banget, juga biar si tokoh ngga keluar dari karakternya. Kalau sudah selesai, pas baca ulang bisa kamu lafalin, yang kenceng, lengkap pake logat/cara ngomong si tokoh atau narator. 😁
Q5. kalimat efektif itu penggunaanya, apakah pada narasi saja atau digunakan juga pada dialog?
A5. Dua-duanya. Selalu dua-duanya. Kalo ngedit juga yang kucoretin (misal ada yang dicoretin) dua-duanya... narasi iya dialog iya.
Q6. Aku tadi scroll, ada penggunaan ; sama — itu aku suka kebalik. Boleh kasih contoh yang ; nggak kak?
A6. Contoh-contoh yang di peubi:
1. Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Kalau ; paling sering dipake kalau ada dua bagian di satu kalimat yang sama-sama dibagi-bagi pake koma sih. jadi pembagian satu sama yang kedua dipisah pake ;. Karena kalau dipisah pake koma lagi jadi rancu.
=====<<<**Kesan&Pesan**>>>=====
Generasi kalian itu beruntung banget sih, banyak fasilitas yang memudahkan. Ada wattpad ada whatsapp. Nah, kalau fasilitas udah lengkap, godaannya biasanya males. Rajin-rajin berproses ya. Walau di wattpad misalnya yang baca udah banyak, tetep rajin rajin cari referensi sama latian. Karena tren buku wattpad pun kita ngga tau bakal sampe kapan. Yang pasti proses kamu sebagai penulis jangan berhenti. Banyak baca + nulis. Penulis-penulis jaman dulu itu kalau nge-rewrite bisa berkali-kali. Jangan mau kalah pokoknya. :)
==========<<<*****>>>==========
Best Regards
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top