7. Setting/Latar

Hari, tanggal: Kamis, 3 Januari 2019
Pukul: 19.00 WIB
Pemateri: Belladona Tossici BelladonnaTossici9
Moderator: Dinni Azizah
Notulis: Mawarni

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Hai, namaku Belladonna Tossici. Manteman bisa memanggilku Bella. Aku menulis di Wattpad dengan akun BelladonnaTossici9, menulis di Joylada dengan nama akun belladonna tossici, dan juga di Cabaca dengan nama belladonna tossici.

Tahun lalu aku menjabat kajur Romance. Jurusan Romance sendiri sudah menerbitkan Cinta Androfobia di bawah bendera penerbit BIP-Gramedia, lho. Penulisnya adalah angkatan pertama member jurusan romance. Versi digitalnya bisa diunduh di Gramedia Digital, sedangkan untuk cetak fisiknya dan ketersediaannya di toko buku Gramedia, doakan saja semoga segera menyusul. Kalau kalian mau ikutan berbangga silakan banget, soalnya ini novel yang nama penulisnya ROMANCE SQUAD THE WWG. Jadi, The WWG sebagai grup kepenulisan sudah ada nama di penerbit mayor.

Aku diminta membawakan materi setting, nih. Sebelum masuk ke materi, jujur dulu, deh, siapa yang udah baca novel yang aku tugaskan buat baca? Baca yan mana aja dan apa yang dirasakan pas baca?

Estu: Aku baca Kuncup Laju itu, Kak; ngerasain jadi si tokoh dengan ada di ruangan yang sama 😂. Terus yang ToG berasa ada di Mesir. Hawa-hawa emosinya dapet.

Hanna: Saya baca ketiganya, Kak. Deskripsinya detail, tapi familiar buat aku pribadi. At least, jadi gampang bayanginnya

Tika:  Saya baca ketiganya. Yang dirasain beda-beda tiap cerita. Waktu baca Sumarah masa penjajahannya kerasa banget.

Kak Bella: Wah, bagus-bagus nih jawabannya. Sebenernya apa sih yang ada dalam benak temans waktu mendengar kata setting?

Tika: Setting/latar nggak melulu tentang tempat cerita itu terjadi. Tapi juga tentang latar sosial, latar emosional juga. Menurut saya, sih. Hehe

• • • • • • • • • •

Ok. Kita masuk ke materi, ya. Aku jelasin dulu, ya, soal setting. Jadi, setting itu bahasa Inggris dari latar. Apakah setting penting? Kalau baca di Wattpad, jarang yang menjelaskan setting secara detail, lebih fokus ke plot, alur, sama penokohan. Tapi, kalau temans membaca karya penulis besar seperti Dee, Tere Liye, Leila S. Chudori, atau Eka Kurniawan; mereka menggambarkan setting dengan detail sehingga pembaca itu seperti masuk ke dalam dunia rekaan mereka.

Di WP tuh banyakan menjelaskan setting sekenanya aja. Malah banyak dialog aja, narasi sedikit

Kak Bella: Setelah baca ceritaku, teman-teman merasa penting nggak sih setting itu?

Suju 6: Penting

Kak Bella: Kenapa?

Alfriana D Puspita: Tanpa latar, serasa kita hanya memainkan karakter tanpa nuansa. Kayak main boneka aja.

Hanna Pandjaitan: Penting banget, sih, kak. Dengan begitu kita bisa menikmati cerita itu lebih baik karena tempat dan suasana bisa nyambung ke feeling kita sebagai pembaca gitu.

Oreo: Karena bisa membawa pikiran pembaca terbawa dalam cerita.

Kak Bella: Ok. Kalau mencari di internet, bakal bervariasi banget keluarnya. Aku sendiri lebih suka mengelompokkan setting menjadi tiga, yaitu:

1. Setting waktu;
2. Setting tempat;
3. Setting situasi.

Aku jelasin yang pertama dulu.

1. SETTING WAKTU

Biasanya, penulis Wattpad lebih suka pakai kata Pagi ini, Siang ini, Malam ini, atau pakai Pukul 7 pagi. Padahal, setting waktu luas banget selain menunjukkan pagi, siang, atau malam; bisa juga menunjukkan zaman. Seperti misalnya kalau temans baca Koentjoep Lajoe, berasa latar waktunya adalah zaman penjajahan Belanda. Cara menunjukkan setting waktu pun bisa dikembangkan.

Contoh:

Elya mendesis gemas. Kalau ada yang mencemari sungai, dia harus menemukan sumbernya lalu melapor pada Penjaga Desa. Sungai Arquus yang mengalir membelah Hutan Telssier menopang kehidupan banyak orang. Jika airnya sampai diminum, akibatnya pasti buruk sekali.
Akhirnya Elya memutuskan menyisir parit untuk menemukan sumber darah. Matahari belum terbit, tapi kegelapan tidak mengganggu Elya. Matanya yang mampu melihat dalam kegelapan membantu menemukan rute yang aman melalui jalan berlumut di tepi parit.
(Dari Novel Ther Melian: Recollection karya Shienny M. S. Diterbitkan oleh PT. Elexmedia Computindo tahun 2017).

Nah, coba dibaca deh, penjabaran setting di sini luwes banget. Nggak cuma bilang, ‘malam itu’ atau ‘hari masih gelap’, tetapi setting dijelaskan nge-blend, bercampur dengan kegiatan tokohnya. Hasilnya novel lebih hidup.

Nah, setting waktu ini bisa juga menggambarkan masa pemerintahan. Kayak Koentjoep Lajoe. Temans bisa masuk ke masa-masa waktu Indonesia dijajah Belanda.

Kalau misalnya aku hanya menulis:
Tahun 1942 Indonesia dijajah Belanda, alhasil cerita itu bakal datar. Pembaca nggak bakal tau gimana rasanya buyut kita pas jadi orang jajahan.

2. SETTING TEMPAT

Untuk setting tempat, penulis Wattpad biasanya juga jarang menjelaskan sampai detail. Paling cuma sekolah, rumah, kantor atau semacamnya. Padahal setting tempat itu bisa juga negara, pesawat, kereta api, di tengah laut, dan lain-lain.
 
Contoh setting tempat:

Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting: Hari pertamaku masuk SD.Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh.
(Dari buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, diterbitkan oleh Bentang Pustaka)

3. SETTING SITUASI

Aku sering gemas banget kalau baca novel Wattpad. Seringnya cuma menggambarkan sepi, ramai, banyak orang. Padahal setting situasi nggak terbatas itu saja.Hayo, ngaku siapa yang suka menggambarkan situasi cuma ramai, sepi, banyak orang?

Contoh:

"Beib. Please, jangan giniin aku." Suara seorang lelaki tengah mengiba di pinggir jalan terdengar. "Apa jadinya aku tanpamu. Aku mohon hiduplah, Beib." Sekali lagi lelaki itu memohon, lalu berlutut di depan Honda Astrea merah yang terparkir di trotoar. Wajahnya yang berwarna cokelat karena sering terpapar sinar matahari mendadak pucat, rambut bergelombang yang jatuh setengkuk ia acak-acak beberapa kali.
"Beib!" sentaknya lagi, lalu membanting sebuah obeng ke jalanan. "Yaelaaahh. Kayak gini amat dah hidup gue. Lo mah nggak bisa diajak kerjasama." Kenzo menunjuk-nunjuk motornya emosi. Lelaki itu sekarang persis seperti orang gila, berbicara dengan makhluk tak bernyawa. "Hari ini hari penting gue, Beib. Gue harus wawancara kerja. Lo tahu sekarang jam berapa?" Kenzo menunjuk jam pemberian sang ayah pada pergelangan tangannya "Jam tujuh! Dan setengah jam lagi gue harus udah sampe di perusahaan impian gue! Tapi lo malah ngambek gini."
Orang yang berlalu-lalang di trotoar menelisik curiga ke arah Kenzo, beberapa di antaranya menggeleng prihatin. "Ganteng sih ganteng, tapi masa ngobrol sama motor butut, dipanggil 'beib' lagi," bisik salah seorang pengguna jalan yang mampu terdengar oleh indra pendengaran Kenzo.
(Cinta Androfobia karya Romance Squad The WWG. Diterbitkan oleh Buana Ilmu Populer tahun 2018).

Dalam novel itu, kami dari Romance nggak bilang: Kenzo berteriak pada motornya d tengah jalan yang ramai, tapi menjelaskan seperti apa situasinya sehingga orang yang membaca merasa masuk ke dalam situasi.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

—Sesi Tanya Jawab—

T1:
Kak Bel, kan tadi kita belajar kalau latar dibagi menjadi tiga, juga sudah membaca contoh. Nah, menurut pengalaman, apa penulisan latar bisa sendiri-sendiri? Atau memang harus semua langsung, Kak?

J: Aku nggak paham maksudnya gimana.

Hanna: Misalnya waktu aja, atau situasi aja?

J: Oh. Yang Hanna baca di work aku gimana? Sendiri-sendiri atau semuanya?

Hanna: Iya, sih, semua. Saya penasaran aja apakah bisa dipisah. Tapi kayaknya inevitable, ya, kak?

J: Bisa, tergantung kebutuhan, kok. Bisa aja jelasin latar tempat aja tanpa latar waktu atau situasi. Baru paragraf selanjutnya jelasin latar waktu.Yang penting itu nge-blend sama cerita. Jangan hanya karena mikir latar lalu alur dan tokoh jadi lemah. Yang jelas, sebuah cerita itu harus seimbang, ya. Jangan hanya mikir karakter lalu mengabaikan setting. Jangan hanya mikir setting lalu nggak peduli karakter dan alur

T2:
Kak, saya sering kesulitan mengambarkan sesuatu (buat narasi). Ada tips nggak biar bisa menggambarkan setting dengan baik gimana?

J2:
TIPS membuat setting:
1. Untuk menggambarkan setting, pergunakan seluruh panca indra. Kira-kira ada apa saja di sana, baunya seperti apa, cuacanya gimana, bau apa yang tercium. Kembangkan saja imajinasi temans.

2. Jangan takut bermain dengan diksi atau kalimat. Tapi ingatlah untuk tetap menggunakan kalimat efektif, bukan kalimat yang muter-muter.

3. Riset, riset, dan riset. Kalau mau menulis soal Jakarta, riset gimana udaranya, cuaca, gimana bangunannya, lalu lintasnya.

T3:
Gimana kalau setting-nya ada di tempat yang sama. Misal ruang kelas, misal di bab 3 dijelaskan setting-nya. Nanti di bab 4 juga dijelaskan setting-nya atau tidak karena berhubung sudah dijelaskan di bab sebelumnya.

J3:
Jangan menjelaskan 1 hal berulang-ulang. Misalnya di chapter 1 sudah dijelaskan sekolah itu atapnya mau rubuh, chapter 2 jangan jelasin itu lagi. Jelasin aja kondisi kebersihannya gimana. Atau murid-muridnya belajar di sekolah kayak gitu gimana. Apakah mereka takut tiba-tiba sekolah roboh? Terus apa yang mereka lakukan. Itu bisa masuk latar situasi.

T4:
Kak, kalau untuk cerita sejarah itu cari referensinya selain baca buku sejarah yg berkaitan, risetnya gimana, Kak?

J4:
Pergi ke lokasi, nonton film, wawancara orang yg pernah mengalami.

T5:
Kak, kalau world building itu gimana? Berhubungan dengan setting, kan?

J5:
World building itu, iya, bagian dari setting. Makanya aku saranin temans yang mau buat world building riset yg sedetail-detailnya. Meskipun hanya negara khayalan, bukan berarti boleh ngasal.

T6:
Waktu riset tentang setting, misal tentang tempat atau suasana, itu Kak Bel punya template yang harus diisi infonya atau sedetail mungkin aja? Yang penting jelas gitu penggambarannya. Atau gimana, Kak?

J6:
Aku nggak pake template detail, sih. Garis besar aja.

Misalnya:
Sistem pemerintahan
Pakaian
Makanan

Tapi aku nhgak punya list khusus gitu.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Sebelum berpisah, ada pesan nih dari Kak Bella:
Apa pun yang Temans lakukan kalau hanya iseng, semua nggak akan menghasilkan yang baik. Menulis pun kalau iseng, hasilnya jelek.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top