17. Kata Depan, Partikel, dan Klitik

Materi: Kata Depan, Partikel dan Klitik
Date: Selasa, 17 Januari 2017
Oleh: Ray Amur

Ray_Amur
Notulen: xxgyuu
Disclaimer: theWWG

=====>>>>>=====<<<<=====

Salam kenal semuanya. Panggil aja Amur.

Kalau mau baca-baca tulisanku silakan mampir di akun wattyku, ray_amur. Tapi untuk sementara beberapa tulisan aku unpublish.

Kesempatan ini aku dikasih mandat untuk berbagi masalah Kata depan, partikel dan klitik.

***

Kata depan terdiri atas:

di, ke, dari, oleh, dsb.

Kalau kata depan harus dipisah, berbeda dengan awalan. Menyatu.

Sedangkan di awalan menyatu seperti diterjang, dikeluarkan, diubah.

Perbedaannya sebenarnya dapat kita pahami bentuk katanya. Kalau di dipisah kebanyakan menyatakan tempat atau letak. Sedang di yang disatukan kebanyakan kata kerja. Seperti dilihat dan sebagainya.

Menyatakan tempat, menyatakan letak ke-nya dipisah.

Ke atas, ke sana, ke mana

Kemari disatukan.

Kalau ke luar ada dua. Ada yang disatukan ada juga yang dipisah. Bedanya sama, menyatakan letak atau tempat maka ke luarnya dipisah kalau menyatakan kata kerja disatu.

Seperti ini:

Handi kemudian keluar dari kamar. (Ini menunjukan bahwa Handi melakukan aktivitas)

Dia menatap ke luar (kalau ini menunjukan letak atau tempat)

***

I.  Cara Penulisan.

Klitik (kau-),
proklitik (ku-),
enklitik (-ku)

Penulisan {kau-}, {ku-}, dan {-ku}, bentuk ringkas atau klitik dari kata ganti orang {engkau} dan {aku} dalam bahasa Indonesia.

Apakah serangkai,
atau terpisah dari kata yang mengikuti dan mendahuluinya.

Penulisan yang benar: kautuliskan.

Tapi, apakah bisa ditulis dalam bentuk kaumenuliskan? Tentu saja tidak. 

Mari kita simak:

Klitik {ku-} bersifat sebagai proklitik.

Namun klitik {kau-} tidak wajib sebagai proklitik.

Sedangkan,

Penulisan enklitik {-ku} mutlak: harus serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Berikut adalah contoh penulisan klitik {ku-} yang salah ---bentuk ringkas kata ganti orang {aku}.

- Kau yang ku ingat tiap detiknya.

- Waktu kau yang ku bayangkan.

- Di siang malamku kau selalu ku rindu.

II. Arti klitik, Proklitik, enklitik.

Proklitik termasuk klitik. Enklitik juga bagian dari klitik. Jadi, klitik terdiri dari proklitik, dan enklitik.

Makna ketiga jargon gramatikal ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

- Klitik: bentuk yang terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa.

Misal: (bentuk {-nya} )

Dalam bukunya....

- Proklitik: klitik yang secara fonologis terikat dengan kata yang mengikutinya.

Misal: {ke}

Rahmi ke rumah Joko ....

- Enklitik: Unsur tata bahasa yang tidak berdiri sendiri, selalu bergabung dengan kata yang mendahuluinya.

seperti {-mu} dan {-nya} dalam bahasa Indonesia

Contoh proklitik:

non-, anti-, ku-, kau-, ke, maha-, purna-, nir-. Contoh enklitik: -ku, -isme, -nya, -mu.

III. Penulisan Klitik {ku-},
dan {kau-} + kata kerja pasif.

Proklitik {ku-} dan {kau-} ditulis serangkai (digabung) dengan kata yang mengikutinya.

Kata setelah kedua klitik ini berupa kata kerja (verba) pasif.

Contoh:
- kutulis; kutuliskan
- kurasa; kurasakan
- kubaca; kubacakan
- kauambil; kauambilkanlah
- kaupakai; kaupakaikan
- kaulihat; kauperlihatkan

Contoh:

Buku itu kubaca kemarin.
{kubaca} dalam kalimat itu adalah bentuk pasif: aku baca ("dibaca oleh aku").

Apakah suratku sudah kaubaca?
{kaubaca} dalam contoh kalimat kedua juga berbentuk pasif: engkau baca ("dibaca oleh engkau").

IV. Penulisan klitik {kau-}
dan {ku-} yang salah: verba aktif

Sedangkan penulisan klitik {ku-} dan {kau-}

Semisal dalam kumembaca, kumenulis, kumengingatkan, kaumembaca, kaumemedulikan, dan kaumemerkarakan adalah salah.

Karena, kata {membaca}, {menulis}, {mengingatkan}, dst. adalah kata kerja aktif, bukan verba pasif. Ini haram hukumnya. 

V. {kau} sebagai klitik, dan sinonim dari pronomina persona {engkau}

Terkadang {kau} ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, dan di waktu lain ditulis serangkai.

Apa yang menjadi acuannya?

Pedomannya adalah: Pronomina persona {kau} sebagai sinonim {engkau} ditulis mandiri sebagai satu kata.

Contoh: Ke mana kau pergi pagi tadi?

{kau} dalam kalimat di atas bukanlah sebagai klitik, melainkan sinonim dari {engkau}.

Sebab itulah ditulis terpisah. Tetapi, ketika dituliskan serangkai, seperti kaumakan, dan kausukai, {kau} di sana berlaku sebagai klitik, bukan sebagai sinonim dari pronomina {engkau}.

VI. Enklitik {-ku} bukan sinonim dari kata ganti orang {aku}

Pemakaian enkliktik {-ku} serupa dengan enklitik {-mu} dan {-nya}, yaitu untuk menyatakan kepemilikan dan tujuan, serta ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), {ku} adalah:

Bentuk ringkas dari pronomina persona pertama; yaitu bentuk klitik aku sebagai penunjuk pelaku, pemilik, tujuan.

Contoh:
kuambil; rumahku; memukulku.

Dalam KBBI, termasuk buku Tesaurus Bahasa Indonesia, kata {kau} bersinonim dengan {sampean}, {kamu}, {anda}, {engkau}, dan {saudara}.

Tapi, tidak ada kata {ku} sebagai sinonim dari {aku}.

Yang merupakan sinonim: {aku}, {saya}, {hamba}, {awak}, {beta}, {ana}, dan {gue}.

Oleh karena itu, tidak benar menulis kata-kata seperti ku ingat, ku bayangkan, dan ku rindu.

KARENA {ku} tidak tercatat dalam kamus bahasa sebagai sinonim dari {aku}. Jadi tidak bisa berdiri sendiri. 

Penulisan yang benar seharusnya, ditulis:

kuingat atau aku ingat,
kubayangkan atau aku bayangkan,
dan kurindu atau aku rindu.

VI. Mana penulisan yang benar: kauharus, atau kau harus

Kata {harus} sebagai adverba, yang bermakna mesti, ditulis mandiri sebagai satu kata.

Maka, yang benar: kau harus.

Buku KBBI sendiri memuat contoh kalimat pada lema {harus}:

Kalau dia tidak datang, kau harus menggantikannya.

Tapi, sebagai kata kerja pasif, [di]haruskan, ia boleh ditulis serangkai.

Sedangkan bentuk aktif,

Apakah dia kauharuskan untuk datang besok?
[Bentuk aktif kaumengharuskan tidak tepat].

Dengan demikian, klitik {ku-} bersifat sebagai proklitik: terikat dengan kata yang mengikutinya.

Namun, klitik {kau} tidak wajib sebagai proklitik, karena kau juga bisa sebagai sinonim dari kamu.

Aku menyimpulkan begitu, setelah memperhatikan-bukan memerhatikan-contoh-contoh kalimat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

VIII. Mana yang benar: kau simpan, kausimpan, kau katakan, kaukatakan?

Keempat bentuk penulisan di atas, sama-sama benar.

Dalam kau simpan dan kau katakan di sini,  {kau} adalah sinonim dari {engkau}.

Sedangkan dalam kausimpan dan kaukatakan, {kau} sebagai bentuk ringkas alias klitik dari {engkau}.

Berarti, {kau} bisa ditulis secara mana pun, serangkai dengan, atau boleh terpisah dari kata yang mengikutinya?

Ya, benar, kautulislah sesuka hatimu, dan kau akan baik-baik saja, seperti halnya kalimatku ini.

*) Mau kauperlakukan {kau} sebagai klitik,

ataukah sebagai sinonim dari {engkau}, terserah kaulah.

Jadi kita sederhanakan saja dengan cara penulisan kau, ku, dan aku.

Pertama.

'kau' kemudian dikuti kata dasar, kalimat pasif maka disatukan.

Cth:
Kau memakan atau kaumakan? Kautelanjang, kaubunuh, kaumakan.

Kedua,

Kalimat pasif seperti ini; kauharuskan. Kalau aktif; kau mengharuskan.

Begini saja untuk kasus kau. Kalau kalimatnya aktif maka dipisah. Kalau kalimatnya pasif maka disatukan.

Ketiga

Sedangkan (ku-) harus selalu dirangkai.

Cth:
Kudiam, kumakan, kulihat, kutendang.

Jangan ditulis : ku diam ku makan ku tidur. INI SALAH.

***

Penulisan partikel (-pun) dan (per-) yang benar.

Saya mau bahas ini.
Sebab masalah partikel kah dan lah rasanya gak ada masalah.

Sudahkah, pergilah. Begitu untuk model penulisan kah, dan lah.

Ambil+lah: ambillah. Pergi+lah: Pergilah. Ternak+kan: Ternakkan.

Ingat kata dasar, pun itu ditulis dipisah.
Kecuali untuk gabungan yang lazim.

Contoh yang lazim:

adapun, walaupun, sekalipun, bagaimanapun, maupun. Sedangkan yang lain dipisah.

Pun itu artinya; juga.

Apa pun bukan apapun.

Ingat bahwa arti 'pun' itu adalah juga (penegasan). Kata utuh yang memiliki makna penuh.

Sedangkan per itu artinya bisa mulai, demi, dan tiap.

Sesi tanya-jawab:

Q1: Ada -lah yang dipisahkah?

A1: Kalau masih partikel -lah. Disatukan. Tidak dipisah.

Q2: Untuk cara penulisan 'ke mana pun' dan 'siapa pun', bagaimana yang benar, ya?

A2: Ini sudah benar.

Q3: Bisakah dalam suatu kalimat partikel pun dari walaupun, meskipun, adapun, dipisah ?

A3: Ini gabungan kata yang sudah lazim. Jadi tidak boleh dipisah. Kata yang lazim itu ada dua belas. Mudah diingat.

Q4: Apa arti dari frasa dan klausa?

A4: Frasa adalah rangkaian dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif. Klausa itu rangkaian kata yang terdiri atas subjek dan predikat.

Mati pun aku mau. (Ini disebut frasa)

Kalau klausa,  cthnya:

Amur mulai mengetuk.
S       .           P

Q5:

1. Pertanda termasuk contoh per, bukan?

2. Kalau 'pun begitu' benar tidak? Terus bisa diartikan 'walaupun begitu' tidak?

A5:

1. Iya per

2. Iya benar itu.
Beda arti antara: pun begitu dan walaupun begitu.

Q6: Kalau kalimat aktif itu dari kata benda dan kerja, ya? Seperti mem, ber, di , ter, kan, an, ke, men, meng, men, dll. Atau gimana?

Dan kata Pasif itu kata yang asli tanpa campuran apa pun ya? Istilahnya murni?

A6: Kalimat aktif itu kalimat yang ada SPOK. Terdiri atas Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan.

ㅡㅡㅡ

Begini. Aku di sini kan sharing. Jadi berbagi. Pengetahuan yang kudapatkan dari membaca.

Nah, kalian pun dapat melakukan hal yang sama. Kuncinya adalah membaca. Ada keinginan untuk mencari tahu.

Sekali lagi kutegaskan ya. Kalau ingin menulis maka ubahlah pola pikir dari kata suap menjadi menyuapkan.

Aku rasa teman-teman paham maksudku di sini. Terima kasih atas atensinya.

___

p.s. se-malam, se-suatu, adalah lema tersendiri. Dalam KBBI, ini adalah bentuk terikat.

Se- juga memiliki bentuk lain, yaitu prefiks pembentuk adverbia dengan. Contoh: seizinku, dan prefks pembentuk adverbia setelah. Contoh: sepergimu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top