10. Membuat Narasi yang Mengalir dan Efektif
Materi: Membuat Narasi yang Mengalir dan Efektif
Date: Kamis, 5 Januari 2016
Tutor: Abiyasha
Notulen: irmaharyuni
Disclaimer: theWWG
--------->>>>>======<<<<<--------
Selamat Malam,
Saya sebenernya nggak nyiapin materi secara khusus tentang narasi sih, jadi saya sharing menurut pengalaman saya aja ya?
Udah pada tahu kan narasi itu apa? Jadi saya nggak akan panjang lebar jelasin apa itu narasi.
Saya pengen lebih fokus sama sepenting apa narasi dalam cerita dan gimana biar narasi dalam cerita nggak bikin yg baca ngantuk
Narasi penting dalam cerita karena tugasnya ya itu, menyampaikan isi cerita, meski dialog juga punya andil
Narasi lebih menjabarkan apa yg nggak bisa atau mungkin terlalu panjang untuk dijadikan dialog. Seperti menggambarkan tempat, atau karakter, meski keduanya sangat bisa dimasukkan ke dialog.
Dari buku2 yg pernah saya baca, jarang ada novel yg isinya, katakanlah 90% dialog, tapi sangat banyak yg sebagian besar atau bahkan keseluruhan isinya terdiri dari narasi
Jadi, seberapa penting narasi dalam cerita? Buat saya, tergantung kepentingan cerita. Mau dibuat full narasi? Silakan. Mau dibuat 50-50? Ya monggo. Tapi, bikin narasi pun juga perlu latihan.
Buat saya, kalimat panjang yang bertele-tele akan bikin saya males baca, seindah atau sepuitis apa pun bahasanya karena tujuan narasi adalah sebagai perantara, jembatan. Bukan ajang pamer bahasa atau diksi. Be effective.
Caranya bikin narasi yg nggak boring itu gimana? Imagine. Saya tiap kali nulis selalu ngebayangin adegan di kepala saya kayak sebuah film.
Gunakan indera kalian. Kalau perlu, pejamkan mata, bayangin adegan kayak apa yang pengen kalian tulis.
Itu penting menurut saya. Tapi lagi2, tiap penulis punya cara masing2. Kalau cara saya kayak gitu.
Oh ya, sebisa mungkin, hindari penggunaan kata yg sama dalam 1 kalimat atau paragraf. Susah? Pasti! Saya pun masih belajar. Caranya? Banyakin baca.
Saya install KBBI di komputer, jadi tiap kali pengen make kata yang sama, saya cari padanan kata di sana
Narasi itu juga sebisa mungkin jangan merupakan ulangan. Kalau di dialog udah dibahas, nggak usah diulang di narasi.
Karena tugas narasi ya itu, menunjukkan apa yg nggak ada di dialog, sementara tugas dialog, menunjukkan apa yg nggak terwakili di narasi. Mereka saling melengkapi, bukan mengulangi.
Yg the cukcoo calling. Tentang kriminal. Oenyelidikan kasus yg disangka bunuh diri.
Masalah kosakata yang kurang itu bisa dipelajari sambil jalan. Caranya? Latihan. Kalau perlu, potong kalimat dalam 1 paragraf. Istilah kerennya "Kill your darlings" dan kalau setelah dipotong makna kalimatnya tetep sama, berarti kalian udah maju selangkah.
Yang penting dalam narasi itu satu: Be effective. Udah. Jangan tergoda memanjang-manjangkan kalimat biar terlihat keren. Trust me, itu bahkan bikin boring.
Maksud motong kalimat itu: Misal dalam 1 paragraf ada 5 kalimat. Nah, kalau kalian ilangin 1 atau 2 kalimat dalam paragraf itu, ngaruh nggak ke maksud yang pengen kalian sampaikan?
Kalau menjadi timpang dan janggal berarti sukses ya
Itu yg saya maksud efektif. Ilangin kata/kalimat yg nggak penting dan nggak punya korelasi sama apa yg pengen kalian sampaikan.
Nulis cerita itu kan perkara rasa. Kalau kalian baca narasi dan rasanya datar, berarti besar kemungkinan pembaca juga akan datar-datar aja bacanya.
Q1: Menyuntikkan emosi ke narasi itu gimana caranya?
A1: Balik lagi ke imajinasi tadi.
Nah, yang susah dalam narasi adalah menjaga konsistensi. Kalau dari awal kalian pengen bikin cerita yg bahasanya puitis, maka harus dijaga tone/irama bahasanya sepanjang cerita. Kalau bahasanya santai, juga harus konsisten.
Jadi, secara garis besar tentang narasi adalah konsistensi, jangan tergoda, dan harus efektif
Q2: Kak, narasi yg mengalir kan erat sekali dg storytelling, apakah ada polanya agar narasi tidak terlalu melebar ke mana2(agar sesuai storytelling)
-Lalu kapan tepatnya kita harus masuk ke alenia baru?
A2: Polanya sih nggak ada. Menulis cerita kan bukan ilmu pasti (kecuali soal hal2 yg bersifat teknik) jadi caranya supaya nggak melebar kemana2, kita tanya: Penting nggak ya kalau ini dimasukkin? Ajukan pertanyaan ini terus.
Kapan harus ganti alinea? Ya kalau kalian ngerasa apakah paragraf sebelumnya udah mewakili apa yg pengen kalian sampaikan atau belum.
Patokan saya kalau nulis cerita sih, penyampaian emosi itu nomor 1, yang lain2 itu nyusul
Q2a. Jadi sebenarnya gk ada aturan ya, kak, seberapa panjang suatu paragraf itu?
A2a.
Nope. Aturan dalam menulis itu buat saya cuma melingkupi hal2 teknikal kayak tanda baca, EBI, dan semacemnya.
Q2b: Apa aja unsur narasi yg harus dipenuhi?
A2b:
Keselarasan dengan isi cerita dan efektivitas. Tone/irama juga penting.
Panjang gk pa2 asal efektif gitu berarti ya?
Selama masih dalam koridor plot, nggak papa. Asal jangan sengaja dipanjang2in
Q3: Kadang aku kok bingung ya Kak, nulis narasi kadang terfokus ke ekspresi, kadang terfokus ke perasaan, adegan jadi tentang latar tempat kadang terlewat. Apa sih yang memperkuat bayangan kita supaya bisa memasukkan apa yang ingin sampaikan?
A3:
Yang memperkuat bayangan kita adalah indera. Makanya, menulis itu bukan pekerjaan gampang karena kita memakai semua indera plus imajinasi. Tipsnya mungkin fokus satu per satu dulu. Misal: 2 kalimat pertama kita menggabungkan indera penglihat dan pencium. Kalimat selanjutnya kita pakai perasaan. Atau paragraf 1 kita pakai perasaan terus paragraf 2 kita pakai semua indera.
Nggak ada formula yang pasti selain apa yg mau kita sampaikan.
Okay...
Q3: Menurut bang abi,
Tulisan siapa yang memenuhi unsur tsb? Efektif, tone/irama konsisten, punya ciri khas? Bole watrpad atau cetak
A3:
Ika Natassa adalah satu penulis yg buat saya punya gaya menulis yg khas. Kalau penulis luar, ada Tan Twan Eng. Dia narasinya juara kalau buat saya: puitis, efektif, tapi tetep punya emotional punch
Narasi tujuannya untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian tersebut.
Deskripsi tujuannya menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.
***
CHALLENGE:
Kalian bisa nggak bikin narasi, min seribu kata dan max 2 ribu kata, TANPA dialog yang isinya:
Satu orang masuk ke rumah yang lama udah nggak ditempatin. Ada barang2 yg masih tertinggal di sana.
Temanya terserah kalian.
Cth:
Ketika melihat kerutan di keningnya, aku tertawa kecil. Melihat ekspresi bingung di wajahnya adalah satu yang aku rindukan dari Farhan. Dulu aku sering menggodanya kalau dia terlihat lebih tua setiap kali mengerutkan kening seperti itu, yang selalu dibalasnya dengan memutar bola mata sebelum merajuk. Dia tidak suka aku menyinggung masalah usia, karena baginya, itu isu yang super sensitif. Aku biasanya langsung minta maaf, dan seperti tahu bahwa aku akan melakukannya, Farhan justru sengaja merajuk lebih lama sampai aku benar-benar menyesal telah menyinggung masalah usia.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top