SATU-KEINARRA'S LIFE
Hallo, cerita ini aku revisi dulu. Jika berkenan, yuk mampir ke cerita aku yang lain, ada cerita baru judulnya Loading.
Satu
Dari teras kelasnya yang terletak di lantai dua, Keinarra dapat melihat dengan jelas keriuhan di lapangan utama. Melihat itu membuat Keinarra berdecak lalu menggeleng heran, ada saja kelakuan alay teman-temannya yang membuat cewek itu bergedik ngeri.
Masa iya nembak cewek di lapangan, untuk apa coba? Biar satu sekolahan tau? Apalagi ketika si cowok diterima oleh si cewek, suasana semakin riuh karena si cowok mengangkat tubuh pacarnya lalu diputar. Nggak sekalian dibanting ke lantai biar makin riuh?
"Iri ya?" Keinarra menoleh ke temannya yang baru saja berbicara.
"Gue iri? Karena kealayan mereka? Dih!" balas Keinarra jengkel. Tidak mungkin dia iri, hal seperti itu tidak akan membuatnya iri, justru kesal karena mereka terlalu alay.
Alish tertawa lalu ikut melihat ke arah lapangan. "Lo tau mereka siapa?"
Keinarra mengangguk, tentu saja.
"Fagan Abner anak pemilik sekolah dan Zuyyin Xma entah anak siapa."
"Anak emak bapaknya lah, dia itu ketua ekskul modelling. Makanya body goals, cantik juga."
"Gue tau!"
Keinarra memutar tubuhnya sehingga kini ia membelakangkan lapangan. Pertunjukan telah usai dan kini saatnya ia beraksi.
"Gue mau ke taman dulu," ujarnya sebelum meninggalkan Alish.
Menuju taman membuat Keinarra harus melewati lapangan utama dulu, di sini masih sedikit ramai meskipun pertunjukkannya telah usai. Terkadang Keinarra bingung, untuk apa sih mereka melakukan semua ini? Seolah-olah hubungan mereka akan bertahan untuk selamanya, padahal baru beberapa minggu atau bulan, pasti sudah putus. Sia-sia saja semua ini!
Sesampainya di taman, Keinarra menghampiri seorang gadis yang sedang duduk di kursi.
"Mana?"
Dia Kyoya, adik Keinarra yang diberi tugas untuk memotret semua kejadian sekolah. Terutama di saat-saat seperti ini, sekolah heboh dan kakak beradik itu ikutan sibuk.
"Nih, gue udah ambil banyak gambar," ucapnya seraya menyerahkan kamera yang langsung diterima oleh Keinarra.
"Bagus," puji Keinarra sambil melihat foto-foto itu.
"Good job, Kyoya." Keinarra mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan dari saku roknya lalu menyerahkannya kepada Kyoya, adiknya itu menggeleng tetapi tetap mengambil uang itu.
Inilah Keinarra, tidak mau memiliki hutang budi sehingga apapun yang dilakukan orang kepadanya, Keinarra akan membayarnya. Meskipun pada adiknya sendiri. Bagi Keinarra, hidup dengan hutang budi itu tidak enak, mau begini sungkan, mau begitu sungkan. Lalu bagaimana dia akan menikmati hidupnya?
"Gue duluan."
"Kak!" Keinarra menoleh sambil menaikkan alisnya.
"Makan di kantin, yuk," ajak Kyoya semangat.
"Nggak deh, gue makan sama teman aja."
Jawaban yang diberikan Keinarra membuat Kyoya terdiam, terkadang Kyoya berpikir, apa Keinarra tidak menyukainya? Selama ini mereka tidak pernah bersikap layaknya kakak beradik, Keinarra selalu menilai semua hal dengan uang sehingga tidak ada waktu untuk mengobrol santai. Kalau kata Keinarra sih, buang-buang waktu saja.
"Ada lagi?" Kyoya langsung menggeleng dan Keinarra langsung pergi.
🌺🌺🌺
Keinarra memindahkan gambar yang sudah dipilihnya dari kamera ke ponselnya, setelah itu mengupload gambar tersebut ke akun gosip yang dipegangnya.
Ya, benar. Keinarra adalah pemilik akun gosip di sekolahnya, followersnya sudah banyak dan bisa dibilang kalau akun gosip ini sudah sangat terkenal. Banyak yang menyainginya tetapi tidak ada yang mampu melewati ketenarannya.
Keinarra ini memang kurang kerjaan sehingga melakukan semua itu, tetapi daripada gabut, lebih baik Keinarra melakukan semua itu. Lagipula yang mengetahuinya cuma adiknya saja, yang lain tidak tau.
"Finish," serunya riang.
Tentu saja yang menjadi topik kali ini adalah pasangan yang baru netas, Fagan Abner dan Zuyyin Xma. Ini topik terhangat, dan kalau bisa menemukan informasi lebih maka ini menjadi topik terpanas. Keinarra harus menyelidikinya!
Memang Keinarra sudah terbiasa menyelidiki kehidupan orang lain demi kepentingan postingannya, kenapa Keinarra melakukan itu? Karena cewek cantik tersebut tidak merasa merepotkan orang lain, toh dia merepotkan dirinya sendiri.
Fagan Abner adalah anak pemilik sekolah, sudah pasti dia kaya raya. Huh, menyelidikinya harus memiliki banyak persiapan, kalau salah sedikit saja bisa-bisa keselamatan Keinarra terancam. Eits, tidak juga, keluarga Keinarra juga tidak jauh berbeda dengan Fagan, jadi keselamatannya tidak akan terancam dengan mudah.
Zuyyin Xma, ketua ekskul modelling. Hanya itu yang diketahui oleh Keinarra, intinya sih sebelum mereka menjadi bahan gosip di akun Keinarra, maka gadis itu tidak akan peduli.
Baiklah, selanjutnya dia akan mencari tau lebih lanjut tentang pasangan itu. Sekarang waktunya kembali ke kelas.
Keinarra melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, dia hanya bolos tiga puluh menit, belum ada satu jam pelajaran.
Keinarra menyimpan handphonenya lalu menggantung kamera di lehernya sebelum menuju kelas.
"Darimana saja kamu? Tidak tau sekarang jam berapa?"
Keinarra memutar bola matanya, males sekali menghadapi guru yang seperti ini, kalau boleh masuk ya biarin, kalau nggak boleh, ya usir aja langsung. Gitu aja kok repot.
"Kamu benar-benar nggak punya sopan santun, ya!" bentak guru tersebut.
"Sekarang Saya boleh masuk atau tidak?" tanya Keinarra santai.
"Keluar! Jangan masuk ketika jam pelajaran Saya selama dua pertemuan!" usir guru itu.
Keinarra langsung menurut, ia menjauh dari kelasnya dan kembali ke perpustakaan. Sepertinya sekarang ia bisa mulai menyelidik.
Ketika melewati ruang ekskul modelling, Keinarra membatalkan niatnya menuju perpustakaan, sepertinya ruangan ini lebih menarik. Tanpa permisi, Keinarra langsung masuk ke dalam, pintunya tidak terkunci berarti ada yang berada di sini.
"Hei, Keinarra. Lo ngapain di sini? Mau daftar? Pintu ekskul modelling terbuka lebar untuk lo." Sambutan yang menarik, tetapi tetap saja Keinarra risih.
"Gue cuma mau liat-liat, manatau gue tertarik," jawab Keinarra kemudian menampilkan senyumnya yang sangat indah.
Lawan bicaranya tertawa pelan, dapat Keinarra tebak kalau tawanya itu terlalu dibuat-buat. Huh, dasar palsu.
"Oke, ayo kita lihat. Btw, lo nggak apa-apa di sini? Kelas lo gimana?"
"Bukan urusan lo!"
"Owh okay. Gue Arina." Keinarra tidak peduli dengan perkenalan itu.
Arina mengajak Keinarra berkeliling, menunjukkan berbagai tempat dan alat yang tidak menarik di mata Keinarra.
"Besar banget fotonya." Sejauh ini hanya satu yang menarik bagi Keinarra, yaitu foto Zuyyin yang terbilang cukup besar terpajang di dinding.
"Iya, dia kan ketua tahun ini. Itu baru foto ketua dari tahun ke tahun." Arina menunjuk deretan foto di samping foto Zuyyin.
"Gimana? Lo tertarik masuk ke ekskul modelling?" tanya Arina memastikan.
Jika Keinarra masuk ke ekskul modelling, pasti ekskul mereka akan lebih terkenal, secara Keinarra juga body goals dan sangat cantik. Sayangnya dia jutek dan tidak ramah.
"Gue pikirin lagi deh."
Keinarra langsung keluar membuat Arina menggeleng tak percaya, bahkan Keinarra tidak pamit atau sekedar melihat Arina. Keinarra tenggelam dalam dunianya sendiri sehingga orang lain tidak memiliki arti dalam hidupnya yang sudah sempurna. Menurutnya.
🌺🌺🌺
Senin, 1 Maret 2021
Revisi: Kamis, 12 Desember 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top