57. Jasa Konsultasi

"Aaa-itu dari hasil pengamatan dalam pekerjaan saya sehari-hari sewaktu di desa dulu, Nona." Fiona menjawab cepat dan kaku bagai menghafal dari buku teks. Itu adalah jawaban yang sama ketika ditanya Marchioness Lily sebelumnya, tetapi Fiona belum lancar berkata-kata menggunakan alasan tersebut.

Tentu saja, Renata tidak percaya begitu saja. Gadis itu menaikkan sebelah alis, berharap mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai kecerdasan Fiona. "Hanya dari pengamatan? Menarik sekali, tetapi---"

"Kurasa Fiona memang diberkahi kecerdasan di atas rata-rata sejak lahir. Tidak ada urusannya, ia berasal dari kalangan mana." Lucas memotong kalimat Renata, menegaskan bahwa pembicaraan sebaiknya tidak dilanjutkan.

Renata terkejut, dan menunjukkan raut wajah kesal, meski lama-kelamaan bisa ia kontrol. Tadinya, ia mengira bisa mengorek informasi lebih banyak tentang gadis di hadapannya itu. Selanjutnya, ia menerbitkan senyum terpaksa.

"Kau benar sekali," ucap Renata pada akhirnya.

Yang selanjutnya terjadi adalah, Lucas tidak lagi memedulikan keberadaan Renata. Lucas dan Fiona sibuk melayani dan menyapa para pelanggan. Sesekali, mereka tampak tertawa bersama dan bekerja beriringan. Pemuda itu seolah telah lupa kalau ia sedang menjamu Renata di kotanya.

Renata memperhatikan itu semua dengan keki. Setelah menyantap rawon yang dipesannya, ia hanya duduk sendirian tanpa ada seorang pun yang menemani, kecuali pelayan pribadi yang berdiri di sebelahnya. Si pelayan sendiri sedang waswas, ia takut amarah nona mudanya itu meledak di tempat dan mulai membanting barang-barang di sekitar.

Si pelayan menghampiri Renata dari belakang dan berbisik, "Nona, mungkin sebaiknya kita pulang saja, bila Anda telah selesai---"

"Kau takut aku memecahkan barang-barang di sini? Tenang saja. Aku tidak akan menunjukkan sisi lemahku pada orang lain!"

***

Keesokan harinya.

"Alan, apakah itu surat-surat untuk hari ini?" tanya Duke Alfred pada si sekretaris. Pagi hari, kegiatan sang Duke diawali dengan membaca surat-surat yang ditujukan untuk kediaman Foxton di ruang kerjanya.

Sekretaris pria bernama Alan tersebut langsung mengiyakan. "Benar, Tuan. Semuanya baru datang hari ini," katanya seraya meletakkan tumpukan surat di meja majikannya.

Tumpukan surat perkamen itu dibuka segelnya oleh Duke satu per satu, meski tujuannya tidak harus selalu pada dirinya. Ia memang lebih suka memilah surat-surat itu sendiri tanpa bantuan sekretaris, kecuali bila surat yang datang jumlahnya lebih dari 20.

Biasanya, Alfred cukup membuka lipatan pertama untuk mengetahui untuk siapa tujuan surat di tangannya. Kemudian, ia memisahkan mana surat yang harus ditanggapi segera dan mana yang bisa ditunda balasannya.

Terkadang surat ditujukan untuk sang istri, Duchess Sofia, dari teman-teman sesama nyonya bangsawan. Lebih sering juga untuk Linden, dari para gadis yang menginginkan perhatian putranya yang tampan itu. Duke Alfred sering tak habis pikir, ketika melihat Linden tebar pesona tanpa sengaja seperti itu.

Pagi ini sedikit berbeda. Ada satu surat yang lebih menarik perhatian sang tuan besar dibanding lainnya. Segelnya menggambarkan lambang keluarga Marquis Moreno. Saat lipatan pertama dibuka, surat tersebut ditujukan untuk Lucas.

Lucas dari dulu jarang menerima surat dari siapa pun, karena reputasinya yang buruk. Kini, beberapa surat berdatangan sejak ia berubah. Namun, baru kali ini surat datang dari keluarga Moreno. Hubungan antara Foxton dan Moreno terlalu netral hingga tak pernah ada surat apa pun yang saling dikirim antara keduanya, kecuali untuk urusan pekerjaan politik.

"Tidak biasanya. Apa ada masalah lagi dengan anak itu?" gumam Alfred. Tanpa pikir panjang, Alfred membaca surat untuk putranya tersebut. Meski tahu hal itu bukanlah yang sepatutnya, tetapi ia terbiasa membereskan masalah yang Lucas perbuat di masa lalu.

Akan tetapi, rupanya bukan masalah yang putranya dapatkan. Di sana tertulis bahwa Marchioness Lily Moreno menyampaikan rasa terima kasih pada karyawan Lucas yang bernama Fiona Nayesa mengenai bantuan konsultasi yang gadis itu berikan. Tidak hanya itu, selembar cek dengan sejumlah nilai mata uang yang cukup besar bagi seorang karyawan mengiringi dalam amplop surat tersebut.

"Alan, kau mengetahui seseorang yang bekerja untuk kita bernama Fiona Nayesa?" tanya Duke Alfred. "Entah mengapa, rasanya tidak asing bagiku mendengar nama tersebut."

Sekretaris Alan memperbaiki letak kacamatanya sejenak sebelum menjawab. "Sebelumnya, ia adalah pelayan di kastel ini. Kemudian, ia dipindah tugaskan oleh Tuan Muda Lucas untuk membantunya di kedai rawon. Setelahnya, ia menjadi manajer di restoran elite milik Tuan Muda."

"Manajer? Lucas mengangkat pelayan menjadi manajer?" tanya Alfred seraya mengernyit. Pada umumnya, manajer sebuah usaha diangkat dari kalangan bangsawan strata rendah.

Alan menatap majikannya dengan raut wajah serius. "Nyonya Brie yang menginformasikan padaku selaku Kepala Pelayan kastel. Beliau pun mengatakan, gadis yang bernama Fiona ini juga yang mencetuskan ide bahwa biji pangium bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak."

Alfred menerawang sejenak, mengingat-ingat semua percakapannya dengan Lucas terdahulu. Hingga akhirnya, ia tersadar. "Ah, aku sudah ingat. Ia adalah gadis yang Lucas bawa dari desa untuk bekerja di sini. Ia juga yang telah mengajari putraku resep masakan rawon."

"Benar, Tuan." Alan mengonfirmasi.

Alfred membaca surat di tangannya sekali lagi. "Lalu, ada urusan apa, istri Marquis Moreno mengirimi surat untuk pelayan kita? Apa maksud ucapan terima kasih dan cek dalam kertas ini?"

Baik Alfred maupun Alan tak menemukan jawaban pasti. Alfred pun memasukkan kembali surat ke amplopnya, lalu meminta Lucas datang menemuinya di ruang kerja.

"Ayah memanggilku?" tanya Lucas, sesampainya ia di ruang kerja sang ayah. Alfred segera menunjukkan surat yang tadi dibacanya pada si sulung.

"Maaf, karena tadi aku sempat membaca isi surat tersebut, karena tidak biasanya Marquis Moreno mengirimi kita surat," ucap Alfred.

"Tidak masalah." Lucas meneliti amplop dengan segel cetak lilin berlambang keluarga Moreno. Keheranan yang sama ditunjukkan oleh Lucas seperti Alfred tadi. "Marquis Moreno? Kenapa mereka mengirimiku surat?"

Sejenak, Lucas membaca isi dari surat tersebut. Sesaat kemudian, pemuda itu mengernyit. "Ucapan terima kasih untuk jasa konsultasi pemasaran Fiona?"

"Kau sendiri tak mengerti?" tanya Alfred. Lucas menggeleng. "Aku tidak mengerti apa yang beliau bicarakan. Dan cek ini ... jumlahnya lumayan besar untuk Fiona. Setara hampir dua kali gajinya di restoran. Tapi, ia belum cerita apa pun padaku soal ini."

Alan yang sedari tadi mendengarkan secara saksama, akhirnya turut berbicara, "Sepertinya gadis yang bernama Fiona ini berhasil mengambil hati Marchioness Lily Moreno. Padahal selama ini, meski mereka berada dalam wilayah kita, tetapi hubungan kita padanya selalu netral. Mereka adalah bangsawan yang bisa saja langsung memberontak bila reputasi kita memburuk."

Mendengar hal itu, Lucas langsung berpaling pada Alan dan mengonfirmasi sesuatu. "Jadi, menurutmu, Fiona sudah melakukan sesuatu yang sangat baik bagi keluarga Foxton?"

"Benar, Tuan Muda." Alan mengiyakan. "Meski mungkin dia bukanlah berasal dari kalangan bangsawan, tetapi kontribusinya pada kita juga tak dapat diremehkan. Ia bisa saja meningkatkan nama baik Foxton di kalangan para bangsawan provinsi Racian maupun wilayah lainnya."

"Hmm ... ." Duke Alfred tampak berpikir sejenak. "Menarik sekali gadis yang bernama Fiona Nayesa ini. Aku jadi ingin bertemu dengannya suatu hari nanti. Apakah kita bisa memanggilnya sekarang?"

"Ah, tidak bisa. Sejak bekerja di restoran, Fiona tak lagi tinggal di kastel ini. Ia sudah pindah ke perumahan di pinggir kota," jawab Lucas.

"Oh, sayang sekali. Kalau begitu mungkin suatu hari nanti aku akan berkunjung ke restoranmu untuk menemui dirinya."

Perkataan Alfred membuat kedua mata Lucas berbinar-binar. Fiona telah melakukan sesuatu, yang tanpa Lucas sadari, telah meningkatkan nilai dirinya sendiri di mata sang Duke. Kemungkinan Alfred menyetujui pilihan Lucas yang ingin menjadikan Fiona sebagai istri akan makin besar setelah ini.

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby sampai TAMAT hanya Rp. 1000/bab! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top