13. Kluwek
"Fiona, apa yang kau temukan?" Lucas bertanya saat melihat pelayannya asyik meneliti buah beracun dari pepohonan di lahannya. Gadis itu membolak-balik buahnya, mengguncangnya, lalu tersenyum lebar. Kemudian, Fiona mendekati salah satu batang pohon dan mendongak ke atas. Senyumnya makin lebar, setelah ia melihat ada buah yang sama terlihat menyembul di balik dedaunan.
"Fiona, ada apa?" tanya Lucas sekali lagi, tetapi Fiona tak menggubris. Gadis itu malah asyik melihat ke permukaan tanah di sekitarnya berdiri. Sesaat kemudian, ia tersenyum lebar, seperti telah menemukan sesuatu yang berharga.
Fiona menjulurkan tangan, mengambil sesuatu, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dan berteriak, "Aku menemukannya!"
"Apa yang kau temukan?" Lucas penasaran, ia memperhatikan apa yang berada di tangan Fiona. "Apa ini?"
"Ini adalah benda yang bisa mendatangkan keuntungan bagimu, Tuan!" seru Fiona. Ia begitu bersemangat.
"Benda abu-abu ini? Memangnya ini apa?" Lucas kembali bertanya. Ia mengedarkan pandangan ke tanah di sekelilingnya, terutama di titik Fiona mengambil benda tersebut. Lucas menemukannya, ada di sekitar buah pangium yang telah koyak karena telah lama jatuh ke tanah dan membusuk. Bentuknya bulat hampir pipih, berwarna abu-abu dengan tekstur kasar. Kalau dipegang, terasa keras hampir seperti batu, hanya bisa dipecahkan menggunakan alat.
Lucas pun menyadari benda apa yang telah membuat Fiona begitu bahagia. "Itu ... biji?"
"Benar sekali, Tuan Lucas!" Fiona mencari-cari di tanah sekitar kakinya. Gadis itu memunguti semua biji pangium yang dapat ia temukan.
Tidak mungkin aku salah mengenali biji dan buah ini! Sejak kecil aku hidup bersama tanaman beracun ini di desa! Buahnya memang beracun, tapi bijinya bisa dimanfaatkan!
"Tuan Muda, aku akan membantumu untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan Tuan Besar!" seru Fiona tiba-tiba.
Kedua mata Lucas terbelalak. "Apa maksudmu?"
"Aku tahu caranya untuk bisa mengolah biji ini agar menguntungkan kita!" Fiona menunjuk ke arah biji-bijian yang ada di kedua tangannya. "Percayalah padaku!"
"Baiklah ... ." Lucas ragu-ragu mengiyakan. Ia meneliti keseriusan di wajah Fiona. Gadis itu tampak tak main-main. "Bagaimana caranya?"
Fiona menyeringai. Akhirnya, aku bisa menemukan cara untuk bisa bebas dari nasib buruk di dunia ini!
"Aku bisa membantu Anda, tapi dengan satu syarat!" Fiona mengacungkan telunjuk di hadapan Lucas.
"Syarat? Apa itu?" Lucas tak mengerti.
"Setelah Anda berhasil mendapat keuntungan dan mendapat pengakuan dari Ayah Anda, aku ingin bisa terbebas dari status budak yang kumiliki!" tandas Fiona.
"Apa?!" Lucas terbelalak. Apa Fiona ingin pergi dariku? Apa aku memang terlalu kejam padanya selama ini?
Segala pikiran negatif berkecamuk dalam kepala Lucas. Ia tak ingin Fiona pergi. Setelah sekian lama Lucas mempekerjakan Fiona, baru kali ini ia dapat berbicara banyak pada gadis itu dan menjadikannya sebagai tempat bercerita, bukan hanya pelampiasan. Lucas bisa saja membebaskan Fiona dari status budaknya saat ini juga. Akan tetapi, dia sendiri tak yakin mengapa Fiona mau tetap berada di sisinya kalau bukan karena ikatan perbudakan yang mereka miliki.
Namun, di sisi lain, Lucas penasaran apa yang akan Fiona perbuat pada biji-bijian beracun tersebut. Posisinya sebagai penerus Duke Foxton dipertaruhkan di sini. Hanya posisi itulah yang dapat menyelamatkan nama Lucas Foxton yang terlanjur tercemar sebagai si gendut tak berguna di mata masyarakat.
"Apa kau benar-benar yakin akan berhasil, Fiona?" tanya Lucas.
Pelayannya itu tampak bermain-main dengan buah di tangannya, melemparkannya ke atas berkali-kali perlahan. Saat buah itu jatuh kembali ke tangannya, Fiona menatap Lucas tanpa ragu.
"Percayalah padaku. Aku sangat mengenal buah ini!" seru Fiona. "Satu hal lagi, Tuan. Dari tempat asalku berada, biji ini lebih dikenal dengan nama kluwek!"
***
"Tuan Muda, Anda memanggil kami?" tanya seorang prajurit. Ia tak mengerti ketika majikannya tiba-tiba mengumpulkan para prajurit yang sedang berjaga di tepi batas lahan.
Lucas mengangguk. Ia menunjuk pada Fiona. "Dia yang akan memberimu instruksi, namanya Fiona."
"Hai, semuanya!" sapa Fiona. Keempat prajurit mengepalkan tangan kanan di dada, lalu menunduk sedikit. Cara khas warga Kerajaan Navarre memberikan salam oleh pihak laki-laki.
"Apa yang bisa kami lakukan, Nona Fiona?" tanya seorang dari prajurit. Fiona menunjuk sebuah area yang telah ia beri pembatas seadanya, berupa ranting-ranting dan bebatuan berukuran sedang. Kemudian, Fiona mengambil salah satu buah pangium yang ia temukan tadi, dan menunjukkannya pada para prajurit.
"Seperti yang kalian ketahui, ini adalah buah pangium. Kumpulkan semua buah pangium yang bisa kalian temukan di tanah, ke area ini," terang Fiona.
"Baiklah, Nona. Kami hanya perlu mengumpulkannya saja, bukan? Ada lagi?"
"Iya, yang masih dalam keadaan baik atau yang sudah rusak dan terkelupas kulitnya, kumpulkan saja semuanya!" seru Fiona. Para prajurit mengangguk paham, meski terlihat salah dua di antara mereka saling melempar pandangan, tak mengerti tujuan dari tugas mereka itu.
"Satu lagi. Kalau kalian menemukan biji yang seperti ini ... ." Fiona mendekat ke arah para prajurit dan menunjukkan sebutir biji kluwek yang telah busuk. "Selagi mencari buah kluwek, kalau kalian bisa menemukan biji seperti ini, tolong kumpulkan juga, ya!"
"Lalu, dikumpulkan di area ini juga?" tanya seorang prajurit.
Fiona menggeleng. "Oh, tunggu sebentar!"
Fiona berlari ke arah kereta kuda yang diparkir tak jauh dari sana. Ia membuka kabin, lalu meraih keranjang yang dia gunakan untuk membawa makanan majikannya, mengeluarkan semua isinya, dan membawa keranjang kosong itu kembali ke hadapan para prajurit.
"Kumpulkan di keranjang ini, ya!" Fiona meletakkan keranjang tersebut di dekat area pengumpulan buah. Keempat prajurit mengangguk paham. Fiona lanjut berkata, "Nanti kita akan membawa semua bijinya pulang."
"Pulang??" tanya Lucas heran. "Untuk apa membawa pulang bijinya saja? Apa kita akan menanamnya di kebun kastel?"
"Bukan, Tuan! Nanti akan kujelaskan. Sekarang, kumpulkan buah dan bijinya seperti tadi yang kuminta, oke?"
"Baiklah, Nona. Segera kami kerjakan."
Mereka pun berpencar dan menjalankan tugas yang baru saja diinstruksikan, tak terkecuali Fiona sendiri. Ia sibuk meneliti tanah sekitarnya, barangkali ada lagi biji-biji pangium alias kluwek yang terlewat oleh mata. Warnanya yang mirip dengan tanah membuat Fiona harus lebih berawas untuk bisa menemukannya.
Lucas Foxton, yang tak pernah bekerja kasar sebelumnya, merasa bingung sendiri apa yang harus ia lakukan. Posisinya memang sebagai majikan dari lima orang yang tengah ada di lahan saat ini, tetapi tidak melakukan apa pun membuat perasaannya jadi tidak enak.
Akhirnya, Lucas berinisiatif untuk membantu, mengumpulkan buah pangium yang ada di dekatnya, lalu melemparnya ke area yang tadi dibuat oleh Fiona. Tak lama, ia jadi asyik sendiri.
Meski daging buah yang sudah busuk dan berulat sampai menempel di tangan, Lucas tidak peduli. Kegiatan ini menguras tenaga bagi dirinya yang gemuk, tetapi menyenangkan juga. Tak terasa, matahari makin naik, dan buah-buahan yang dikumpulkan pun sudah menggunung.
"Sepertinya sudah cukup." Fiona memberi instruksi kembali. Puluhan buah kluwek sudah terkumpul. Berikutnya, gadis itu meminta para laki-laki mengumpulkan daun-daun. Fiona menginstruksikan agar gunungan buah tersebut ditutupi dedaunan sampai tak terlihat.
"Untuk apa ditutupi?" tanya Lucas, sembari mengangkut ranting dan daun, lalu melemparnya ke atas gunungan buah.
"Untuk mempercepat proses pembusukannya, Tuan," jawab Fiona.
"Kenapa harus dibusukkan?" Lucas makin penasaran. Fiona memandang ke arah tuannya itu. Rasanya seperti sedang mengajari anak kecil yang selalu bertanya kenapa pada hal-hal yang baru ditemui.
"Kalau busuk, bijinya lebih mudah untuk dilepaskan dari daging buahnya. Anda lihat, tadi ada buah yang terkelupas sampai terlihat dagingnya? Nah, binatang-binatang kecil seperti ulat akan memakan daging buah tersebut, sampai menyisakan bijinya saja." Fiona menunjuk pada biji-biji di keranjang. "Nanti bijinya jadi berserakan di tanah, seperti yang kukumpulkan tadi."
"Oh, aku mengerti." Lucas mengangguk-angguk. "Lalu, kita akan bawa sekeranjang biji ini? Apa perlu sebanyak ini saja?"
"Untuk saat ini, kita bawa sekeranjang dulu. Akan kutunjukkan langkah selanjutnya di dapur."
***
Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby dengan harga hanya Rp. 1000/bab! Di sana sudah TAMAT + 1 Extra ch yang tidak ada di Wattpad! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top