Bab 1
"Bang Senaaaaaa," teriak seorang gadis membuat siapapun yang mendengarnya akan memilih untuk pergi.
Dengan langkah mantap bagai malaikat pencabut nyawa siap mengambil para roh gentayangan. Ia terus melangkah mendekati sang kakak yang ternyata sedang tidur nyaman di atas sofa.
What the hell.
Padahal pita suaranya sudah hampir lepas dari tenggorokan akibat teriakan keras tadi. Tapi orang yang ia panggil justru tidur nyaman bagai mayat.
"Enak banget nih anak! Tidur disaat adiknya menderita," protesnya.
Kemudian, tanpa rasa bersalah tangannya menarik telinga Sena. Membuat sang empunya terbangun dengan rasa sakit yang bisa dilihatnya.
"Aaarrgghhhh," erang Sena.
Sena nampak kesakitan dengan tangan mencoba melepas jeweran dari adiknya.
"Friska apaan sih! Abang sendiri malah dijewer," protes Sena yang telah berhasil menyelamatkan aset pendengarannya.
Gadis yang bernama lengkap Friska Adinanta memutar bola matanya acuh, tak peduli dengan protes Sena yang seolah hanya angin lalu.
"Giliran Mamah udah ngomelin gue, abang baru ngakuin gua adik! Lo emang udah durhaka bang."
Yap benar sekali, penderitaan yang telah Friska alami adalah omelan dari mamanya.
"Mana ada? Yang ada Friska yang udah durhaka ama Abang!" balas Sena tak terima dengan tuduhan menjadi durhaka.
Oh wow, pintar sekali abang Friska berkelah bagai tokoh salah satu story author favorite Friska di dunia orange.
Tapi, bukan Friska namanya jika ia mengatakan tanpa adanya bukti. Kemudian, tangannya mulai mengambil slip tagihan yang masih ia simpan dalam saku celana jins-nya.
"Terus ini apa namanya, Bang?" tanya Friska dengan memamerkan slip tagihan tersebut.
Sena melihat selembar slip tagihan yang belum terbayarkan. "'Kan abang udah bilang, kalo abang nggak sengaja nabrakin mobil Friska," jelasnya.
"Nggak sengaja lo bilang?"
Sena mengangguk dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya, membuat Friska semakin tak kuat menahan diri untuk tak segera mencakar kakaknya itu.
"Ini bahkan udah kesepuluh kalinya, Abang nabrakin mobil gue! Terus, dari sisi mananya masih disebut nggak sengaja? Hah!!!"
Friska tak akan pernah melupakan bagaimana kesusahan dirinya harus mencari angkutan umum hanya karena mobilnya terus saja masuk bengkel.
"Ya ... 'kan Friska tau sendiri, abang belum mahir pakai matic," elak Bang Sena.
"Pokoknya gue nggak mau tau! Abang harus ambil mobil sama bayarin tagihan ini!"
"Lah? Kok abang lagi yang ngambil? Kan itu mobil Friska, bukan punya abang."
Tak ingin mendengar bantahan dari kakaknya lagi, tangan Friska dengan cepat mencengkram tangan Sena, dan menyeretnya keluar dari rumah menuju angkutan online yang telah ia pesan tadi.
Sena tampak ingin memprotes tindakan Friska yang telah membuat pergelangan tangannya memerah, namun ketika melihat wajah Friska yang kelewat menyeramkan. Dengan cepat ia urungkan pemikiran itu.
Padahal gue yang laki, tapi kenapa cengkraman Friska bisa bikin gue memar gini? batin Sena.
Dan jadilah sekarang, seorang Friska harus menunggu di ruang tunggu, akibat ia begitu jijik dengan cairan pelumas yang tak layak pakai alias oli bekas.
Jangankan untuk menyentuh cairan itu, bahkam hanya untuk menghirupnya saja ia benar-benar tak mau. Sebagai buktinya, sekarang ia sudah memakai masker yang menutupi separuh wajahnya. Tak lupa ia juga mengenakan sarung tangan, mengamankan jika tak sengaja ia menyentuh benda kotor.
Apa ada dari kalian yang menanyakan tentang sikap jijik Friska? Jika iya, abaikan saja. Karena sikapnya itu hanya rasa jijik biasa, bukan termasuk dalam golongan alergi kotor atau apalah sebutannya.
"Permisi kak," ucap seorang wanita yang datang menyapanya.
Friska berdiri dari sofanya, ia menatap wanita yang lebih tua darinya. "Iya, kenapa?" tanyanya.
"Ini ada pesan dari seorang laki-laki untuk kakak," ucapnya kemudian memberi sebuah note.
Friska mengambilnya, dan segera membaca pesan tersebut, "Tagihannya udah dibayar, mobilnya ambil sendiri ya, biar nggak dianggap adik durhaka karna menyuruh kakaknya terus. Sena"
Dengan cepat tangannya meremukkan kertas tersebut, wajahnya kembali menampilkan ekspresi murka. Namun, melihat wanita pengirim pesan masih berdiri di depannya, ia pun terpaksa harus menurunkan emosinya.
Friska menghela nafas sebentar kemudian berkata, "Tolong antarkan saya ke mobil saya, kak."
Wanita itu mengangguk, "Mari kak, ikut saya."
Keduanya melangkah menuju mobil, beberapa orang terlihat menyapa wanita yang berjalan di depan Friska. Mungkin karena saling sebagai bentuk lingkungan kerja yang nyaman.
Apapun itu, Friska tak peduli. Yang penting baginya sekarang adalah ia jangan sampai menyetuh cairan hitam itu. Apalagi jika sampai mengenai pakaiannya ... noda itu tak akan bisa hilang.
Ia yakin akan hal tersebut.
Tapi, mungkin takdirnya kali ini harus terus tertimpa sial, hingga tubuhnya bisa merasakan ada cairan hitam yang mengguyur kepalanya, seolah ia sedang mandi menggunakan shower rumah.
Tak ada teriakan yang biasa ia keluarkan saat ia marah, ia justru mendongakkan wajahnya mencari pelaku yang berani melakukan tindakan seperti bully pada sinetron yang sering ia tonton.
"Bang Sena," desisnya melihat Sena justru melambaikan tangan.
Tubuhnya secara otomatis berbalik menuju tangga, berniat memberi pelajaran pada kakaknya yang begitu kejam memandikan dirinya.
Tapi naas-nya...
Sret
Kakinya terpeleset dengan oli yang mengitari lantai tempat ia berpijak. Hingga dengan amat indah, bokongnya bisa berciuman sexy dengan lantai keras.
Seluruh orang yang melihat kejadian itu langsung tertawa keras, bahkan Sena yang berstatus kakak kandung Friska pun juga ikut tertawa bahagia dengan background kembang api.
"Ada apa ini?"
Suara bariton berhasil menutup seluruh suara tawa yang berdengung di telinga Friska. Seorang lelaki dengan wajah tegas nan khas yang dilapisi noda oli pada pipi tirus, serta tatapan tajam bagai pedang berhasil membuat Friska tak mampu memikirkan apapun.
Tubuh Friska merasa dilucuti melihat manik lelaki tersebut menatap ke arahnya, kemudian lelaki itu mulai berjalan menuju Friska.
Lelaki itu menekuk tubuhnya hingga wajah mereka begitu dekat. Membuat jantung Friska semakin berdetak tak menentu.
"Jika ingin membuat viral, tak perlu dengan cara seperti ini ... Nona Oli."
Maaf Pub-ulang, karena wattpad Odi tadi sedikit bermasalah.
Hmmm...
Motivasi ingin masuk theWWG adalah ... masih sama seperti dulu, motivasiku nggak akan berubah.
Yaitu
Tentu banyak sekali alasan yang aku miliki, namun sulit untuk ku jelaskan. Jadi, aku akan katakan intinya saja, aku ingin bergabung dengan TheWWG4 sebenarnya dari tahun kemarin, tapi karna saat itu masih totally sibuk.
Tentunya, alasan gabung karna ingin mengetahui teknik kepenulisan dengan baik dan benar, sangat disayangkan jika memiliki ide cerita namun dalam penulisan masih sangat buruk. Bagiku itu terlihat tak menghargai karya sendiri.
Makanya, karna aku sangat menyanyangi karyaku, tentu sebagai hadiah untuk diri sendiri, aku harus membuat karya yang menggunakan tata cara kepenulisan yang baik.
Kemudian, untuk urusan cari teman, aku yakin, sambil belajar di TheWWG4 pasti bisa mendapat teman. Karna ketika mengikuti kelas umum dari TheWWG pun, aku telah mendapat teman dari disana.
Intinya, aku pengen masuk wwg.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top