Kelurahan 2
Kok mulai dari yang kedua?
Karna yang pertama bagiku adalah kamu. -si pirang dari kampung 3a
Bukan yang sultan, tapi yang satunya.
Suatu pagi yang cerah di kampung 2a. Si bapak rt yaitu Hidaka Hokuto sedang berpatroli.
Ini pak rt apa hansip.
Karna takut bosen jalan-jalan sendiri, doi udh nelpon temen-temen satu gengnya buat nemenin. Siapa lagi kalo bukan anggota trio ogeb 2a yaitu Makoto dan Subaru. Kalo nambah Mao jadi f4(bukan ukuran kertas).
Tapi sayang si Mao ada di kampung 2b, jadi ngga mungkin ikut patroli.
Ngapain juga ngurusin kampung orang lain. Ngerepotin ae anjir -isaramao
Hokuto udah nungguin mereka di tempat janjian, pos hansip.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya si Makoto muncul. Tapi Subaru ngga muncul-muncul. Ngga ada kabar juga, kek mantan :)
"Si Subadrun mana sih lama amat"
"Sabar hok, kamu tau lah kalo subaru jalan-jalan banyak hambatannya."
"Hambatan apaan?"
"Duid."
"OOOH"
Hokuto ama Makoto udah hafal dengan tingkah laku sahabatnya itu. Minta duit, ngamen, mungutin koin, jadi polisi cepek udah pernah dilakuin semua sama Subaru.
Paling sering sih ngamen. Kenapa? Soalnya kalo orang ngamen dikasihnya uang koin bukan kertas.
Yep, jangan kira si Subaru ini mata duitan. Soalnya dia cuma menerima uang koin. No kembalian.
Segitu cintanya dia sama koin sampe dikoleksi, aesthetic katanya.
Pernah sekali si Subaru ngamen di depan istananya Eichi dikasih 10 ribu yen. Marah-marah lah dia.
Udah jauh-jauh jalan ke kelurahan 3 dapetnya 10 ribu yen, gimana ngga kesel.
Ngga lama kemudian si oren dateng jb jb di pos hansip. Eh si Subaru maksudnya.
"Hai gengs, nunggu lama?"
"Hooh." Jawab hokuto datar, sedatar bumi kita ini.
"Yaudah yok patroli." Ajak Makoto.
Namun belum saja mereka beranjak 1 m dari pos hansip, mereka sudah disuguhi oleh suara teriakan yang menggelegar.
"KYAAAAAA!!" aw laki banget teriakannya.
"Apa itu?"
"Keknya dari kampung sebelah deh, cek kuy sapa tau ada keributan." Makoto langsung beraksi ketika mencium bau-bau ketubiran. Lumayan buat bahan radio julid nanti malem. Dasar penyiar radio.
Akhirnya mereka bertiga pun berlari ke kampung sebelah, ngga jadi patroli.
"Ada apa ini?" Hokke sebagai pak rt yang baik menanyakan keadaan pada seorang warga.
Ya, ketika mereka sampai ternyata banyak orang-orang berkumpul disana. Ada yang ngeliatin doang, ada yang update snapgram.
Sedangkan makoto udah siap dengan wolkitolki ditangannya.
"Fatar, itu tolong disadap tar."
Fatar saha?
Balik ke warga yang ditanyain ama Hokke. Dia terlihat kebingungan. Hal itu terlihat dari kedua matanya yang beda warna.
Apa hubungannya maemunah.
"Saya ngga tahu, saya juga baru dateng."
Karna tidak kunjung mendapat jawaban, Hokke dan Makoto akhirnya memilih untuk menyerobot kerumunan. Dan ternyata si Subadrun udah di paling depan. Dasar oren.
"Ada apaan emang sub?" Tanya makoto.
"Tuh." Jawab Subaru sambil nunjuk sesuatu.
Makoto mengikuti arah jari subaru dan mendapati ada kecoak mati kebalik. Di sebelah kecoak itu ada seorang berambut pirang bertindik yang menangis tersedu-sedu.
Ternyata baru saja terjadi tragedi kecoak terbang.
Laki-laki menangis yang diketahui bernama Arashi itu baru saja di serang oleh seekor lipas. Ketika mengetahui lipas tersebut mengejarnya, dia berlari sekuat tenaga dengan berteriak.
Namun naasnya, kakinya tersandung polisi tidur dan akhirnya dia jatuh dengan elegan sambil menangis menahan sakit.
Arashi hanya bisa pasrah ditempat, tetapi ada keajaiban terjadi.
Adonis yang lagi joging pagi lewat dan langsung membunuh kecoak itu dalam sekali genggam.
Mengganggu pemandangan, katanya.
"Otogari Adonis? Yang kalo lampu dimatiin auto ngga keliatan itu? Orang kampung kita kan?" Hokke berbisik kepada Ukki.
Makoto yang sadar lagi diajak ghibah langsung nyaut. "Hooh. Itu loh, Adonis yang katanya dulu pernah tinggal di alam bebas. Aku pernah denger katanya kalo Adonis kesenggol ama beruang, beruangnya yang minta maap."
"Ebuset."
"PUJA ADONISU-DONO!"
Suara lantang itu bikin kaget trio ogeb 2a, diikuti para warga disitu yang langsung berlutut.
Mereka mau ngga mau ikut berlutut karna ngga tau apa-apa.
Setelah itu para warga pun bubar. Mereka bertiga juga ikutan bubar, mau lanjutin patroli.
Tapi di gapura mereka malah ketemu Sari yang lagi gendong si Ritsu.
Sakuma Ritsu, warga kampung 2b yang tidur anywhere anytime everywhere everytime. Cita-citanya mau jadi polisi tidur.
"Wassup, Sari!" Sapa Subadrun sok asik.
"Lah kalian kok disini? Gak patroli?"
"Ini mau balik patroli. Tadi barusan ada tubiran di kampungmu." Jawab Makoto yang kurang puas akan keributan tadi. Dikira ada yang baku hantam, ternyata cuma kecoak terbang.
"Tubir apa lagi astaga dragon, kampung gue gini-gini amat."
"Makanya rajin patroli dong, kek kita. Kampung aman terkendali." Hokuto mau pansos dulu soal kampungnya. Biasa pak rt.
Gini-gini kampung 2a itu pernah menang jadi kampung terbersih sekecamatan.
Tiba-tiba saja ada cahaya ilahi(?) yang jelas berasal dari kampung mereka.
"HOK, KAMPUNG KITA HOK"
"MAMPUS APAAN TUH?"
"SARI KITA DULUAN YE!"
Sari cuma geleng-geleng ngeliat tingkah laku temen-temen segengnya.
¤¤¤
Mereka telah sampai di sumber cahaya itu.
Sumbernya tak lain adalah rumah antik milik Sakaki Natsume, dukun andalan kampung 2a.
Karena keantikanya, rumah ini pernah dinobatkan menjadi cagar budaya Kabupaten HepiEle setelah bersaing sengit dengan kediaman Itsuki Shu.
"Nyantet siapa lagi ini orang" tutur Hokuto sambil menatap jengah rumah itu.
"Keknya nyantet si Gami deh," jawab Subaru.
"Heh? Si Koga nyari keributan lagi?" Makoto ikutan.
"Aku ngga tau pasti sih. Cuma kemaren waktu aku mau ngamen di rumah Natsume, aku sempet maju mundur. Takut koinnya ada kutukannya..."
Ghibah, mulai.
"Terus, terus," si hokuto makin penasaran.
"Nah si Yuzuru tiba-tiba lewat. Kebetulan dia baru gajian jadinya aku dapet 200 yen, kan lumayan."
"Hogi lu emang. LANJUT"
"Nah terus... aku ama Yuzu denger ada suara-suara goib dari dalem rumah Natsume."
"Goib...?" Makoto udah ketakutan setengah mati.
"Iya, terus yah kata si Yuzuru dia ngeliat si Gami masuk ke sana tadi pagi..."
"OH MY GOD!" Makoto teriak setelahnya. Untung dari tadi dia udah ngerekam ghibahan ini.
"𝓔𝓱, 𝓴𝓪𝓵𝓲𝓪𝓷 𝓷𝓰𝓪𝓹𝓪𝓲𝓷 𝓭𝓲 𝓭𝓮𝓹𝓪𝓷 𝓻𝓾𝓶𝓪𝓱𝓴𝓾?"
Mereka bertiga sontak menoleh, mendapati sosok bersurai merah muncul diambang pintu. Diikuti serigala jadi-jadian a.k.a Koga.
Mampus, kecyduck kan jadinya.
Usut punya usut, ternyata gitarnya si koga putus senarnya. Nah daripada beli baru dia minta si Natsume buat benerin senarnya.
Yah tentunya dengan keajaiban, namanya juga dukun.
¤¤¤
Pesan moral : jangan ghibah di depan rumah orang.
Incase ada yg nggak keliatan font-nya :")
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top