7. Harapan Dalam Persimpangan Zaman

Bara, kerbau jantan terbesar dan terkuat di kawanan. Dia memimpin kawanan selama 25 tahun. Memiliki ambisi menyatukan semua kawanan kerbau dalam satu komando. Dia juga memiliki ambisi lain yang besar, memimpin sampai akhir hayatnya.

Bara kali ini terdesak tidak berdaya, dia roboh tidak bisa menahan berat tubuh delapan ekor harimau yang mengunci tubuhnya. Para kawanan melihat sang pemimpin tertangkap, mereka bingung karena Bara tidak meminta tolong sama sekali, tidak ada lenguhan meminta bantuan.

Bara memimpin kawanan begitu lama, dia percaya akan dirinya. Semangat dan keteguhan hatinya sudah tidak bisa diragukan, dia sudah memutuskan melawan kelompok ini sendirian.

Para kerbau nampak gelisah, mereka ingin membantu tapi tidak ada komando. Bara tidak memberikan isyarat.

Akhirnya beberapa kerbau jantan yang kuat berinisiatif maju, mereka menyeruduk kelompok itu, kelompok itu tercerai berai, Bara akhirnya lepas dan selamat. Bara memang pemarah dan keras, tapi berkat dia semua kerbau bersatu dalam satu kawanan. Bila kawanan kehilangan Bara, itu akan sangat berbahaya, akan banyak masalah besar, para kerbau muda yang sok jago akan memberontak, mereka akan jadi pengacau dan memincu konflik di dalam kawanan, kawanan yang selama ini satu komando akan terepecah.

Para kawanan kembali membuat berikade, Bara berada di dalamnya. Para harimau sudah mulai kelelahan, mereka hanya bisa terduduk mengumpulkan sisa kekuatan.

Aqila terus maju, dia menyeranga berikade seorang diri, namun berikade tembok kerbau itu sangat kokoh tidak bisa di tembus tanpa bantuan kelompok harimau.

Tiba-tiba terdengar suara auman yang kecil, sunguh ajaib, Tamil muncul, dia masi hidup dan memangil ibunya, kemunculanya tepat tidak jauh dari berikade.

Aqila langsung mendatanginya, hampir saja patah dan kehilangan harapan, ternyata harapan itu masih ada. Aqila menemui sang anak, dengan kerinduan dan kasih sayang, dia memberikan jilatan dan perhatian. Harapan telah kembali kepadanya.

Beberapa kerbau melihat pertemuan Aqila dan Tamil, ada perasaan lembut dan kasih sayang antara keduanya, Aqila terlihat melemah, dia betina yang lemah.

Para kerbau dipimpin oleh Bara maju menyerangnya, ini kesempatan bagus, si pejuang itu hanya lah seorang ibu.

Merasakan pergerakan berikade kerbau merubah pormasi dan maju menyerangnya. Aqila segera bersiap, hanya dengan seorang diri, dia menghalau beberapa kerbau jantan yang menyerangnya, terdesak sendirian namun dia tidak takut.

Tamil melihat sang ibu dikeroyok beberapa kerbau, dia ingin membatu ibunya, dia tidak takut, tapi dia bingung, apa yang harus dia lakukan?

Dalam keterdesakanya, sebuah sosok harimau betina besar muncul, dia berlari ke arah Aqila, dia adalah Chala, si harimau pembawa masalah, tapi kedatangnya kali ini bukan sebagai pengacau. Aqila dan Chala saling bertatapan sesaat, perasaan itu tersampaikan, kali ini Chala datang untuk membatu.

Bergabungnya Chala dalam kelompok membuat para harimau yang kelahan bersemangat, ini sebuah aliansi yang hebat. Namun mengikuti Aqila mereka tahu konsekuensinya, mereka harus patuh pada arahan Aqila.

Mereka menyusun siasat untuk mengalahkan kawanan itu, dan dengan cepat semua harimau mengetahu tugas masing-masing, mereka hanya saling menatap, tatapan mata mampu menerangkan jutaan kata.

Aqila dan Chala maju menyerang, para kerbau jantan yang menyerang Aqila mundur, sementara itu berikade kerbau porak poranda akibat serangan ke-tujuh harimau. Pormasi tempur para kerbau kacau. Bara memerintahkan kawanan untuk mundur, dia memaksa para kerbau yang ingin masih bertarung ikut mundur. Bara adalah sang kapten komando, dia datang pertama kali kemedan pertemempuran, tapi dia yang terakhir pergi meningalkannya.

Setelah yakin semua kerbau mundur, Bara pun berniat meningalkan pertempuran, namun ini adalah permainan pikiran beradu siasat. Saat Bara akan pergi, dia lengah, para harimau serentak menyerangnya, menjatuhkannya ketanah, mengigit tengorokan dan hidungnya, merusak sistem pernapasannya. Bara akhirnya dikalahkan, dia tewas dalam pertempuran melawan kelompok harimau betina. Dia berhasil mewujudkan ambisi besarnya, berkuasa sampai akhir, mati sebagai pemimpin. Bergitulah sang pemimpin, dia bertanggung jawab hingga mati.

Aqila dan kelompok harimau berhasil mengalahkannya, kini hutan rawa bagian selatan membentang untuknya, tanah selatan sudah menjadi hak miliknya sebagai tanah rampasan, begitu juga dengan hutan rawa barat, tanah itu kembali untuknya. Bahkan juga sungai buaya, wilayah yang kehilangan penjaganya, sungai buaya otomatis menjadi wilayah Aqila.

Aqila kini bisa mewujudkan kebangkitan dan harapannya. Dia akan membesarkan Tamil buah hatinya dengan tenang. Tapi Aqila memiliki masalah lain, para kelompok harimau menginginkan dia menjadi pemimpin, menjadi pemimpin berarti dia juga harus menerima para harimau yang dulu merampas tanahnya, dan membuat Set tewas. Dia juga harus menerima Chala yang menjadi musuh besarnya.

Aqila menerima mereka, mereka berdamai untuk sebuah kelompok, dan hari itu sebuah kelompok harimau baru telah terbentuk, berkuasa dengan wilayah yang sangat luas. Melalui kebangkitan dan harapan, kedamain kembali setelah pergolakan yang panjang.

--- Selesai ---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top