Chapter 8 : An Attractive Offer
"Yaotome... Gaku?" Tenn menatap lekat pria yang memanggilnya beberapa detik lalu, namun sepertinya ucapan Tenn membuat pria itu mengkerutkan keningnya. "Sepertinya kau ingat wajah putraku dengan baik ya?" Pria itu terkekeh kecil, Tenn mencoba mencerna perkataannya. " 'Putraku'... Aa--jangan bilang anda Ayah, Yaotome Gaku! Sacchou Yaotome Production!!" Tenn terbelalak... Kenapa ia baru ingat kalau 'Yaotome' adalah nama Agensi yang cukup terkenal.
"Baguslah jika kau tahu, aku tidak perlu panjang lebar menjelaskannya padamu" pria bernama Sousuke itu menghela nafas lega, sedangkan Tenn yang ada dihadapannya terlihat menatap Sousuke dengan tatapan menyelidik.
"Jadi apa tujuan anda mencari saya?" Tenn bertanya dengan formal, mengingat dihadapannya adalah seorang Presdir dari sebuah agensi dan tentu saja orang yang lebih tua. "Lebih baik kita cari tempat terlebih dahulu. Kau pasti juga kurang nyaman berbincang dengan keadaan seperti ini" Sousuke berujar sambil melihat beberapa orang berlalu lalang yang melewati mereka. Memang benar jika mereka saat ini berada di daerah sekitar Shibuya, jadi cukup ramai.
.
.
Tenn pun memutuskan untuk pergi ke cafe terdekat di daerah Shibuya, ia kini berpikir keras.. apa yang ingin dibicarakan Presdir agensi Yaotome dengannya? "Jadi... Nanase Tenn, aku akan langsung ke intinya saja... Apakah kau tertarik menjadi Idol?" Tenn terkejut, ia terdiam sebentar dan membuat atmosfer cafe yang sedikit ramai tersebut terdengar cukup jelas di Indra pendengarannya. "Idol? " Ucap Tenn pelan.
Sousuke nampak mengangguk sebagai jawaban atas ucapan Tenn. "Sebenarnya Agensi kami berencana akan mendebut sebuah grup idol pria... Namun rencana tersebut tertunda hampir setahun karena aku tidak menemukan talent yang diinginkan, itulah mengapa aku menawarkan ini kepadamu. Walaupun kau tidak memiliki bakat sekalipun... Wajahmu masih bisa menutupi hal tersebut" Jelas Sousuke panjang lebar kepada Tenn.
Tenn terdiam, menurutnya ini tawaran yg bagus... Namun... Bagaimana dengan adiknya? "Maaf aku tidak bisa---" "Aa---aku dengar kau memiliki seorang adik, dan adikmu juga mengidap penyakit kronis." Potong Sousuke cepat, Tenn terkejut ia membulatkan matanya. Seberapa tahu pria bernama 'Yaotome Sousuke' ini tentang Tenn dan juga adiknya? Tenn memilih diam.
"Bagaimana jika kita buat kesepakatan. Dirimu akan aku terima menjadi Idol untuk melengkapi grup yang sudah aku buat, dan juga memberikan adikmu tempat di sisimu sebagai idol?" Tawar Sousuke sambil mengulurkan tangannya terhadap Tenn, berharap ia akan menerima kesepakatan tersebut.
"Maksudmu? Aku dan Riku akan menjadi Idol?" Tenn menatap Sousuke lekat, dan ia hanya mengangguk sebagai jawaban. "Kau menjadi Idol, lalu...."
.
.
Tenn terdiam di salah satu bangku taman. Ia tak habis pikir perihal tawaran Presiden Yaotome Production sore tadi, Tenn tidak menerimanya... Namun sepertinya Sousuke memberikan waktu seminggu untuk Tenn berpikir perihal tawaran yg ia berikan tersebut. "Ayah? Ibu? Sekarang aku harus bagaimana?? Kini ada dua jalan membentang di hadapanku... dan aku bingung harus melangkah ke jalan yang mana" Tenn bergumam dengan tatapan sendu, sudah hampir 5 tahun dirinya dan juga Riku hidup tanpa kedua orang tua mereka... Cukup sulit...namun mereka melewatinya bersama hampir 5 tahun ini. Entah rintangan apa yang berada didepan Tenn akan selalu bersama adiknya, dan melewati rintangan tersebut bersama...
Namun... Kini... Keputusan ini hanya bisa diputuskan oleh Tenn seorang saja.
.
Kaze ga fuite, attakai tsutsumukomi
By:
Acha_Kimari32
.
.
"Tenten belum datang juga..." Tamaki yang kini sudah lengkap dengan pakaian seorang waiters menatap pintu belakang dengan cemas. "Mungkin Tenn-kun memiliki alasan kenapa ia terlambat, Ayo... Pelanggan sudah menunggu untuk dilayani" Ucap Sougo dengan ekspresi santai, namun Tamaki masih saja memasang wajah murung. Hyugo yang melihat Sougo dan Tamaki dari kejauhan hanya bisa tersenyum tipis. "Sejak kapan kalian sudah sedekat ini?" Gumannya pelan, lalu berbalik meninggalkan ruang karyawan untuk memulai melayani pelanggan.
.
Beberapa jam telah berlalu kini Tenn telah datang dan menunduk dihadapan Sougo, selaku seniornya di tempat bekerja.
"Maaf aku terlambat!!" Tenn menunduk dengan rasa bersalah karena melupakan shift pekerjaannya. Sougo nampak bingung harus bagaimana, namun... "Tidak apa² Aku, Tamaki-kun dan Hyugo-kun tidak keberatan, iyakan?" Sougo nampak menoleh kearah Tamaki dan Hyugo, mereka mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu mereka melanjutkan pekerjaan mereka hingga larut malam, seperti biasanya.
.
.
Setelah membersihkan meja seusai restoran tutup, Tenn nampak berjalan menuju wastafel untuk memulai mencuci beberapa piring yang masih belum dibersihkan oleh Hyugo, mengingat Hyugo pulang terlebih dahulu karena kucingnya pasti kelaparan di apartemen.
"Tenn-kun?" Sougo nampak memanggil Tenn yang kini melamun sambil mencuci piring kotor. "Osaka Sougo-san?? Belum pulang ya? Padahal kukira Osaka Sougo-san dan Yotsuba Tamaki akan---" Ucapan Tenn terpotong oleh Sougo. "Hari ini kau banyak melakukan kesalahan" Tenn sedikit tersentak, tangannya pun melepaskan salah satu piring namun untungnya piring tersebut tidak pecah karena masuk ke dalam air di wastafel tempat Tenn mencuci piring. "Ada apa? Ini seperti bukan Tenn-kun yang biasanya apakah ada masalah?" Sougo bertanya, ia kini sudah memakai pakaian casual miliknya, sedangkan Tenn masih menggunakan pakaian waiters miliknya.
"Osaka Sougo-san... Untuk apa kau menanyakan hal seperti itu padaku" Tenn bertanya kepada Sougo dengan suara yang sedikit tinggi, Sougo seketika terkejut. "Aku tidak bermaksud ingin ikut campur dalam urusan pribadimu... Namun... Kau tahu... Kita memiliki masalah masing²... Kurasa tidak apa² sesekali meminta bantuan orang lain" Ucapan Sougo nampaknya membuat Tenn berhenti dari aktivitas mencuci piringnya, dan berjalan menuju ruang karyawan. Mengucapkan beberapa kata saat ia melewati Sougo yang masih berdiri didekat sana.
.
"Eh Tenten??" Tamaki yang berada di sana dengan tangan yang memegang sebuah botol berisi puding merespon kedatangan Tenn yang tiba² sambil sedikit membanting pintu ruang karyawan. "Tenn-kun?" Lalu Sougo masuk, memanggil nama juniornya di tempat kerja tersebut dengan wajah khawatir. "Sou-chan?! Ada apa?" Pertanyaan Tamaki nampaknya dijawab gelengan oleh Sougo, "Tamaki-kun... Tunggulah diluar aku akan bicara sebentar dengan Tenn-kun" "Uhm... Baiklah..."
.
.
Tamaki kini nampak bersandar pada tembok, ia masih sibuk memakan puding didalam botol kaca kesukaannya tersebut, dan ia nampak menikmatinya. Namun secara tiba² orang bertubuh besar menabraknya. "Aa--maafkan aku, aku tidak lihat jalan karena fokus melihat layar handphone..." Ia nampak meminta maaf pada Tamaki.
"Tidak apa²" Ujar Tamaki santai sambil mengemut sendok puding miliknya. "Oh benar, apa kau tahu tempat ini?" Pria itu nampak bertanya pada Tamaki, sambil melihatkan sebuah gambar di layar ponselnya. "Oh.. itu tempat didekat apartemen milik Sou-chan..." Guman Tamaki pelan.
"Kau tahu tempatnya? Sebenarnya aku sudah mencarinya sejak sore... Namun sepertinya aku berputar-putar ditempat yang sama hingga larut malam." Ia terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya dengan canggung.
"Uhm... Sepertinya kamu bukan dari Tokyo..." Tanya Tamaki, orang tersebut terlihat terkekeh. "Itu benar, aku dari Okinawa. Aku datang kemari karena beberapa hal." Ucapan pria tersebut hanya disimak oleh Tamaki dengan wajah santai. "Oh benar, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Tsunashi Ryunosuke" pria bernama Ryuu tersebut nampak memperkenalkan dirinya kepada Tamaki.
"Yotsuba Tamaki, sepertinya kamu bukan orang jahat." Ucapan Tamaki nampak direspon Ryuu dengan tawa canggung. "Huh.. Kenapa tertawa?!" Tamaki bertanya, Ryuu nampak menghentikan tawanya. "Tidak, aku hanya merasa dirimu orang yang menarik" Jawab Ryuu santai.
"Kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Ryuu kepada Tamaki, "Hum... Sou-chan lama sekali padahal ia bilang sebentar tadi" Guman Tamaki karena sudah lebih dari 30 menit berlalu, dan entah apa yang Sougo bicarakan bersama Tenn didalam. "Begitu. Oh kau bilang jika tempat yang aku tuju dekat dengan apartemen milik temanmu itu?" Ucapan Ryuu direspon Tamaki dengan memiringkan kepalanya. "Maksud Ryuu-aniki... Apartemen Sou-chan?" Tamaki bertanya, Ryuu nampak mengangguk. "Tunggu... Ryuu-aniki?" Ryuu menunjuk dirinya sendiri, Tamaki dengan santai mengangguk.
.
.
"Apakah tidak apa² meninggalkan temanmu dan pulang duluan??" Ryuu bertanya kepada Tamaki yang kini berjalan disampingnya. "Tidak apa² lagipula aku membawa kunci cadangan yang diberikan Sou-chan padaku jika misalnya aku pulang terlebih dahulu." Tamaki menjawab dengan santai, sesekali menguap karena ia sangat lelah. "Kau tinggal bersamanya?" Ryuu bertanya kepada Tamaki.
"Hum... Kami baru tinggal beberapa bulan.. namun, entah kenapa Sou-chan sudah seperti keluarga bagiku." Tamaki nampak mengukir senyuman sambil menatap langit yang kini dihiasi ribuan bintang. "Begitu ya" Ryuu nampak tersenyum tipis melihat Tamaki yang berdiri dihadapannya.
.
.
.
"Osaka Sougo-san... Mana mungkin dirimu mengerti..." Suara bergetar terdengar, ia nampak mencoba menjauhi sosok dihadapannya yang kini mencoba memojokkannya... "Tenn-kun... " Sougo nampak terkejut, beberapa menit lalu ia memang mengajak Tenn berbicara baik², namun ternyata semuanya malah berakhir buruk. Tenn yang kini sudah memakai pakaian casual miliknya buru² keluar ruangan meninggalkan Sougo disana sendiri.
"Tenn-kun!! Dengarkan aku, aku tidak bermaksud---" sebelum menyelesaikan kalimatnya Tenn sudah tidak ada setelah ia melewati pintu keluar yang berada di belakang restoran, tempat pekerja keluar masuk. "Apakah aku salah... Untuk memaksanya menceritakan masalah pribadinya pada orang asing sepertiku?" Guman Sougo pelan sembari mengambil tas miliknya yang ia letakkan tak jauh dari sana. Namun manik Sougo terpaku pada sebuah foto kusut yang ada dilantai. "Sebuah foto? Ini sudah cukup kusut... Sepertinya foto lama" Sougo berguman sembari mengambilnya, dan betapa ia terkejut dengan sosok seseorang yang tercetak di dalam foto tersebut.
"Tenn-kun... Apakah ini keluarganya? Tunggu---!!! Dia adalah..." Sougo terkejut ketika ia melihat sosok dewasa dibelakang Tenn dan juga adiknya, sosok yang tidak asing.. "apa mungkin... Tenn-kun putra Nanase Akio yang meninggal 5 tahun yang lalu?" Sougo bertanya pada dirinya, melihat sosoknya saja, Sougo sudah paham.
Namun secara tiba² suara berdering terdengar, Sougo buru² membuka tas miliknya dan membuka ponsel miliknya. "Tamaki-kun... Ah---benar... Aku meninggalkan Tamaki-kun cukup lama diluar.." merasa bersalah, Sougo menekan tombol hijau dilayar handphonenya.
"Sou-chan? Kenapa lama sekali?" Tamaki yang berada di seberang mengomel, Sougo nampak tersenyum kecut, bagaimana ia bisa melupakan Tamaki yang sedari tadi menunggunya diluar. "Maaf Tamaki-kun, aku mengobrol dengan Tenn-kun cukup lama, dan sedikit terjadi masalah tadi" Sougo menjelaskan alasan kenapa ia cukup lama mengobrol dengan Tenn didalam tadi. " 'masalah'?? Sou-chan dan Tenten bertengkar??" Tanya Tamaki dengan nada terkejut di speaker handphone milik Sougo. "Kurang lebih seperti itu, oh iya... Apa kau masih menunggu diluar Tamaki-kun?!" Tanya Sougo terkejut, ia hampir saja lupa bertanya tadi, dan berniat menutup telefon. "Aku pulang duluan, karena ngantuk..." Jawab Tamaki, "Begitu, kalau begitu segeralah istirahat Tama---", "Oh benar, tadi aku juga mengantarkan Ryuu-aniki... Makannya aku sekalian pulang saja" sebelum menyelesaikan ucapannya, ucapan Sougo dipotong oleh Tamaki.
" 'Ryuu-aniki'??? Siapa itu? Apakah ia kenalanmu Tamaki-kun?" Tanya Sougo sedikit terkejut, "uhm... Aku baru saja bertemu dengannya saat perjalanan pulang, dan kebetulan Ryuu-aniki ingin pergi ke tempat yang searah denganku" Jelas Tamaki panjang lebar, Sougo nampak cukup khawatir mengingat Tamaki-kun adalah orang yang kadang menyepelekan keadaan sekitar. "Begitu... Apa kau baik² saja, Tamaki-kun?", "Tentu saja... Ryuu-aniki orang yang baik kok. Hehe~" Ucapan Tamaki sedikit membuat Sougo tenang. "Kalau begitu segeralah tidur, besok kamu harus datang pagi bukan?" Pertanyaan Sougo nampak dijawab dengan dehuman Tamaki yang kebingungan.
"Jangan bilang jika dirimu lupa..." Sougo hanya bisa menghela nafas lelah, tak lama setelah itu Tamaki panik dan mematikan telfonnya secara sepihak, Sougo sepertinya sudah biasa dengan kelakuan Tamaki.
"Baru beberapa bulan aku tinggal bersama Tamaki-kun... Tapi entah kenapa, aku sudah merasa bahwa Tamaki-kun adalah bagian dari keluargaku sendiri..." Sougo berguman sambil menatap langit malam, suara angin sepoi-sepoi terdengar san mengiringi kesunyian jalanan yang sepi.
.
.
To be continued
~Mungkin kapan² mau bikin spesial chapter Tamaki dan Sougo versi fanfiction ini bertemu dan tinggal bersama (*´ω`*)
*Kima hampir lupa, update cerita ini...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top