Chapter 5 : A beautiful song
Hari ini adalah hari libur, bagi Tenn hari libur adalah hari yang ia tunggu-tunggu, karena ia bisa menghabiskan waktu bersama adik kembarnya seharian.
"Tenn-nii? " Riku memanggil Tenn yang melamun karena terlalu asik memikirkan hal-hal menyenangkan yang akan ia lakukan bersama Riku hari ini. "Aa---maaf... Ada apa Riku?" Tenn merespon panggilan Riku beberapa detik kemudian. "Hum tidak, hanya saja Tenn-nii terlihat sedang memikirkan sesuatu" Ucap Riku sambil menatap kakaknya tersebut, "hmm, kau benar. Aku sedang memikirkan sebaiknya kita kemana hari ini" Tenn memasang pose berpikir, Riku terlihat memperhatikan kakaknya. "Aa---bagaimana jika kita ke tempat karaoke. Aku dengar Re:Vale merilis lagu baru. Aku akan menyanyikan lagu tersebut untukmu Riku" Riku berbinar, "sungguh?!! Wah" Riku semakin berbinar, dan setelah itu mereka berdua pergi ke tempat Karaoke.
.
Kaze ga fuite, attakai tsutsumukomi
By:
Acha_Kimari32
.
.
Sesampainya di tempat Karaoke
"Aa--Riku baru pertama kali ke karaoke bukan?" Tenn yang berada disalah satu meja memperhatikan adiknya yang melihat sekeliling kagum. Alasan kenapa mereka duduk di sana adalah mereka menunggu mas-mas selesai mengecek status ruangan karaoke di komputer, karena hari libur banyak ruangan yang sudah dipakai bahkan dipesan. "Tenn-nii? " Mendengar adiknya memanggilnya Tenn pangsung menoleh, "Ada apa Riku?" Tanyanya lembut. "Aku ingin ke Toilet" jawabnya sambil beranjak dari kursi.
"Aa--baiklah... Mau kuantar??" Tenn bertanya kembali namun adiknya hanya menggeleng pelan, "Aku sudah besar! Aku bisa sendiri" Tenn awalnya sedikit terkejut, namun kondisi adiknya sudah membaik sekarang, Tenn hanya terkekeh kecil. "Baiklah, aku akan menunggumu disini." Ucap Tenn sambil melihat sosok adiknya menjauh darinya.
.
.
Riku yang baru saja keluar dari Toilet sepertinya menangkap sebuah bunyi disalah satu ruangan didekat sana. Riku membaca beberapa info didepan tempat karaoke tadi, jika tempat karaoke ini juga terdapat tempat untuk latihan alat musik. Riku yang awalnya menepis niatannya untuk pergi ke sumber bunyi tadi, berakhir pergi kesana. Saat mendekat ia terpaku dengan suara piano yang indah, ia tidak tahu lagu apa yang dimainkan oleh pria tersebut, namun lagu yang ia dengar sangatlah indah.
Sampai Pria tersebut selesai memainkannya Riku masih berada disana, melupakan Tenn yang sepertinya sedang menunggu dirinya kembali. Riku sontak menepuk tangan pelan, pria tersebut menoleh kearah Riku lalu menghampiri Riku yang berdiri didepan pintu.
"Arigatou gozaimas~" Ia berterima kasih, Riku hanya mengukir senyuman kecil "Lagu tadi sangatlah indah, apakah itu lagu yang kau buat?" Tanya Riku kepadanya, pria itu terlihat mengukir senyuman, "lagu tersebut dibuat oleh sahabatku" jawabnya, "Begitu... Sepertinya sahabatmu itu membuat lagu ini dengan penuh perasaan." Mendengar ucapan tersebut pria dihadapan Riku terkagum, ia senang lagu sahabatnya dihargai.
"Namae?" Pria tersebut bertanya kepada Riku. "Nanase Riku" jawab Riku dengan ramah, "Rokuya Nagi, Yoroshiku Riku" Nagi menatap Riku dengan manik biru miliknya. "Aa---maafkan aku Nagi-san, Tenn-nii sedang menungguku jadi aku pamit ya!" Riku yang baru menyadarinya dengan panik pamit kepada Nagi dan melesat kembali kedepan tempat kakaknya menunggu. "Ternyata, masih ada yang menghargai lagumu... Haruki" Nagi menatap sosok Riku yang semakin menjauh darinya.
.
.
"Maaf Tenn-nii, membuatmu menunggu lama" Riku berlari kecil kearah meja dimana kakaknya duduk. "Tidak apa² Riku, kalau begitu ayo ke ruangan karaoke." Tenn beranjak dari posisi duduknya, sedangkan Riku mengekor dibelakang Tenn hingga mereka sampai diruangan mereka. Namun saat membuka pintu ada seseorang disana sedang duduk disalah satu tempat duduk.
"Hallo~ Riku! and kakak Riku juga~" sapanya dengan senyuman, melambaikan tangan kearah saudara kembar Nanase seolah sudah kenal sejak lama.
"Anda siapa?" Tanya Tenn dengan tatapan menyelidik, "Nagi-san? Kenapa ada disini??" Beberapa detik kemudian Riku bertanya kepada pria pirang yang ternyata adalah pria yang ia temui tadi. "Baguslah kau masih mengingat watashi Riku~" Ujarnya terharu, Tenn hanya menatap pria tersebut mengantisipasi ia adalah seseorang yang punya niat buruk. "Jangan menatapku seperti itu, Kakak Riku~ watashi bukan orang dengan niatan buruk, sebenarnya aku memesan ruangan karaoke ini kemarin namun temanku tidak ada yang mau datang karena kesibukan lain... Jadi aku bilang pada pelayan untuk membawa kalian keruanganku. Karaoke lebih menyenangkan ketika dilakukan bersama bukan?" Jelasnya panjang lebar, Tenn dan Riku hanya berkedip beberapa kali, lalu memutuskan untuk masuk dan duduk dikursi.
.
"Kalian ingin menyanyikan apa desu??" Tanya Nagi kepada Tenn dan Riku yang kini sibuk dengan tablet yang dimana terdapat ratusan lagu untuk dipilih. "Hmm... Sepertinya Album Re:Vale yang terbaru belum ditambahkan.. hanya ada beberapa lagu rilisan lama disini" Tenn menggeser kebawah dimana kumpulan lagu dari Album Re:Vale. "Souka... " Riku terlihat nampak kecewa, karena ia tidak bisa mendengar kakaknya bernyanyi lagu dari grup idol Favorit-nya.
"Oh iya, Nagi-san?" Riku memanggil pria pirang yang duduk disebelah kakaknya, "hmm, kenapa?" Nagi menjawab panggilan Riku dengan menoleh kearahnya, "Ucapan Nagi-san cukup aneh, apakah Nagi-san dari luar Negeri?" Tanyanya, Nagi terdiam sebentar. "Itu benar, aku berasal dari Negara jauh di Utara." Jawaban dari Nagi ini ditatap oleh Riku dengan manik berbinar. Tenn yang berada ditengah-tengah mereka, hanya bisa diam sesekali menggerutu. "Seharusnya hari ini adalah waktuku menghabiskan waktu berdua saja dengan Riku... Kenapa ada orang lain disini!!" Batinnya kesal, melihat adiknya akrab dengan orang lain selain dirinya.
.
Riku POV
Re:vale, merupakan top idol yang sangat terkenal. Aku sangat mengidolakan mereka, Yuki-san dan Momo-san terlihat begitu mengagumkan ketika bernyanyi dan menari di atas panggung. Tenn-nii bahkan pernah membelikanku album Re:vale supaya aku tidak bosan di rumah, selama Tenn-nii pergi Kuliah.
"Oh iya Tenn-nii... Bolehkan kita mampir sebentar ke tempat itu?" Aku bertanya kepada Tenn-nii yang kini berjalan disampingku, ia menoleh dan menaikkan alisnya. "Riku ingin pergi ke sana?" Ia bertanya kembali, aku mengangguk. "Hmm... Kalau begitu aku akan mengantarmu" setelah mendengar jawaban dari Tenn-nii aku merasa senang.
Aku meminta Tenn-nii untuk mengantarkan aku ke Toko Roti Izumi, yang dikelolah orang tua Mitsuki-san dan Iori. Baru beberapa minggu sejak terakhir kali aku dibawa oleh Iori kesana, namun entah kenapa aku ingin mengunjungi mereka lagi. Setelah beberapa menit berjalan kami akhirnya sampai, terlihat kini Toko Roti Izumi sedang ramai pembeli, dari kejauhan aku bisa melihat Mitsuki-san yang kewalahan melayani pelanggan.
"Sepertinya Izumi Mitsuki-san sedang sibuk. Kurasa kita lewat pintu samping saja" Tenn berujar kepadaku aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Mitsuki-san pernah bilang padaku jika ia pernah bertemu dengan Tenn-nii bahkan membantu Tenn-nii... Entah kenapa aku jadi penasaran?
Riku POV Off
.
.
"Oh, Nanase-san dan... Nanase-san" Iori membukakan pintu untuk kedua saudara kembar kenalan kakaknya tersebut, namun karena marga mereka sama ia jadi memanggil mereka dengan nama yg sama. "Iori! Kau bisa memanggilku Riku, supaya kamu tidak bingung saat memanggil kami berdua" Riku berujar dari balik tubuh kakaknya, "baiklah... Silahkan masuk" Iori membuka pintu lebar, membiarkan keduanya masuk lalu ia menutup pintunya kembali.
"Jadi ada urusan apa datang kemari? Tenn-kun dan juga Riku-kun?" Ibu dari Iori dan Mitsuki terlihat bertanya kepada Tenn dan Riku. "Iie... Saya hanya mengantarkan Riku berkunjung saja, lagipula sudah lama kami tidak berkunjung semenjak kejadian tempo hari" jawab Tenn dengan senyuman tipis, ia terlihat terkekeh mendengar jawaban Tenn. "Kalau begitu aku bawakan minuman dan camilan ya" ia beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju dapur, menyiapkan minuman dan juga minuman untuk tamu dari putra²nya.
.
.
Beberapa jam kemudian~
"Maaf membuat kalian menunggu" Mitsuki terlihat melepas apron yang ia pakai saat melayani pelanggan ditoko lalu menghampiri Tenn dan Riku yang sepertinya sedang menikmati donat kesukaan mereka. "Tidak apa² Mitsuki-san!" Jawab Riku disela saat mulut miliknya mengunyah donat. "Riku! Jangan makan sambil bicara!" Tegur Tenn sambil mengelap sudut bibir Riku yang nampak berantakan. "Hehe" teguran Tenn hanya dibalas kekehan kecil oleh Riku.
"Sudah... Seminggu ya, bagaimana kabar kalian? Tenn, dan juga Riku?" Mitsuki duduk disalah satu sofa. "Kami baik² saja, keadaan Riku mulai membaik." Jawab Tenn dengan senyuman terukir dibibirnya. "Syukurlah kalau begitu". "Oh apa kalian mau menonton CD Konser Zero??" Imbuh Mitsuki membuat Tenn tersentak dan Riku berbinar. "Zero! Idol legendaris itu ya!!" Riku mengucapkannya dengan penuh semangat, "benar sekali!" Jawab Mitsuki, Tenn terdiam sebentar... Ia jadi ingat masa lalu dimana ia pertama kali bertemu Mitsuki di tempat itu.
.
.
Flassback
Zero Arena... Merupakan tempat sekaligus terakhir kalinya Idol Legendaris, Zero tampil dan menghilang entah kemana. Mitsuki terlihat termenung menatap tempat dimana idol favorit-nya dulu pernah tampil. "Apakah menjadi Idol hanya mimpiku semata saja ya? Hanya karena tubuhku yg pendek..." Ia terlihat kesal, ia sudah mencoba untuk mendaftarkan diri sebagai idol, namun kebanyakan perusahaan menolaknya karena masalah tinggi dan kurang dalam skill menari. "Apa aku menyerah saja? Dan... Memilih melanjutkan bisnis keluarga saja?" Mitsuki menatap langit yang dihiasi bintang-bintang.
"Kami-sama?? Apa ini memang Takdirku?"
Dari kejauhan terdengar suara, ia terlihat sedikit merintih. Mitsuki yang mendengarnya segera menoleh kearah datangnya suara dan melihat seorang remaja berjalan sempoyongan kearahnya. "Hei? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mitsuki kepadanya, ia sepertinya memilih mengabaikan ucapan Mitsuki. Namun ketika tubuh remaja tersebut jatuh, Mitsuki dengan sigap menangkap-nya.
"Syukurlah... Tepat waktu... Apa yang terjadi?" Mitsuki bertanya kepada pemuda tersebut, namun ia hanya memegang kepalanya sesekali menjambak Surai pink miliknya kasar, Mitsuki membopong tubuhnya hingga ke kursi terdekat lalu membaringkannya disana. "Ari...gato..." Ucapnya, "Doita... Sepertinya kamu terlalu memaksakan diri, sebaiknya jangan terlalu memaksakan dirimu, bisa saja keadaanmu memburuk." Mitsuki memberikan teguran halus kepada remaja tersebut, dan ia terlihat mendengarkannya lalu ia mencoba duduk, Mitsuki yang melihatnya segera membantunya.
"Sekali lagi terima kasih... Namun aku tidak bisa istirahat sekarang, keadaan adikku akan memburuk jika ia tahu kondisiku seperti ini..." Mendengarnya Mitsuki terdiam, sebagai seorang kakak ia tahu perasaan remaja disampingnya tersebut. "Karena kami sudah tidak memiliki orang tua, hanya akulah yang bisa mencari nafkah untuk dirinya" imbuhnya pelan, Mitsuki menatap remaja tersebut lekat, entah kenapa remaja yang ia lihat saat ini begitu menawan, layaknya seorang idol... Namun nyatanya ia bukanlah idol.
"Izumi Mitsuki" Mitsuki memperkenalkan dirinya, "eh?". "Jangan 'eh', kau juga harus memperkenalkan dirimu" Mitsuki terlihat menatap lekat remaja disampingnya "baiklah..." "Nanase Tenn, salam kenal Izumi Mitsuki-san" remaja tersebut memperkenalkan dirinya. "Tenn.... Salam kenal ya" Mitsuki mengukir senyuman kearah Tenn, dan Tenn nampak membalas-nya dengan senyuman tipis.
.
"Lain kali mampirlah ke Toko Roti keluargaku, mungkin kau bisa sedikit membantu disana... Kami juga akan memberikan upah kok" Mitsuki berujar panjang lebar, "Terima kasih Izumi Mitsuki-san. Aa--sudah sangat larut... Aku pamit Izumi Mitsuki-san, adikku akan khawatir jika aku belum pulang." Tenn terlihat tergesa dan beranjak dari posisi duduk. "Baiklah, ingat jangan memaksakan dirimu... Jika apa-apa terjadi padamu, adikmu akan sedih. Itu saja saranku, hati² di jalan" Mitsuki melambaikan tangannya pelan, melihat Tenn yang semakin menjauh. "Hmm, sebaiknya aku juga pulang".
Flassback off~
.
.
"Aku jadi ingat Izumi Mitsuki-san bercerita panjang lebar tentang Zero malam itu" Ucap Tenn diikuti dengan meminum teh dihadapannya santai. "Karena aku sangat mengidolakan mereka, andai saja aku bisa menjadi Idol..." Suasana ceria Mitsuki mendadak memudar perlahan, Riku yang melihatnya juga ikut kehilangan semangat-nya. Melihat Mitsuki, mengingatkan akan dirinya yang lemah, jika dibandingkan dengan dirinya, Mitsuki masih bisa memasak dan bekerja, sedangkan Riku? Hanya bisa berbaring dan membuat masalah.
"Riku? Riku?!" Tenn memanggil nama adiknya berulang kali dengan cemas, "hah! Ada apa Tenn-nii??" Riku merespon panggilan Tenn dengan menatap wajah Tenn. "Apa kau baik² saja? Kau terlihat pucat, bagaimana jika kita pulang sekarang?" ujar Tenn dengan khawatir, namun Riku mengukir senyuman.
"Aku baik-baik saja, aku sudah bilang bukan ka---" namun sebelum menyelesaikan kalimatnya tubuh Riku mendadak oleng, namun sebelum jatuh Tenn menangkapnya.
"Riku?!! Riku!!"
.
.
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top