30. Kebahagiaan Meluap
"Ternyata duda lebih menggoda."
"Iya, Duda memang lebih menggoda, tetapi cinta kita tidak akan tergoda oleh duda ataupun janda di luar sana."
Duda lebih menggoda, Erlan membenarkan pernyataanku. Mungkin karena kaum lelaki pun sering kali mengatakan bahwa janda lebih menggoda. Namun, bagi kami—Kayla dan Erlan, tidak ada godaan yang lebih berat kecuali takdir, yang pasti memisahkan dan menyatukan kita kembali seperti ini.
Erlan menatapku dengan tatapan tak terbaca. Aku membalas tatapannya. Bukan untuk mencari tau apa yang ingin dia sampaikan lewat tatapan itu. Aku hanya suka melihat mata indahnya yang berwarna cokelat, bulat, juga serasi dengan hidung, rahang dan alisnya tebalnya. Sayangnya dagu menggemaskan itu iya tutupi dengan kepalan tangan kanannya.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Menunggumu."
"Apa?"
"Jawaban darimu, pacar sekaligus calon istriku."
Aku berbalik membelakanginya. Terdengar langkah kaki yang semakin dekat. Aku melangkah menuju jendela kaca. Jarak antara aku dan jendela kaca sekitar satu meter. Lenganku digenggam tangannya, dengan sedikit tarikan aku berpindah ke dalam pelukannya.
"Apa yang kamu lakukan, Erlan?"
Aku tersentak, jantungku berdetak lebih cepat, merasa takut pada lelaki tampan ini.
"Jangan takut, aku hanya menahanmu beberapa detik saja, sampai semuanya benar-benar siap."
Keningku berkerut, alisku terangkat sebelah, tanpa membuka suara dia seolah tau apa pertanyaanku.
"Lihat, perhatikan baik-baik, dan beritahukan jawabanmu."
Erlan melepaskan pelukannya setelah berbisik lembut ditelingaku. Aku berbalik, kembali melihat jendela kaca di ruang kerja Erlan.
Hatiku melambung tinggi, setinggi ribuan balon berbentuk cinta dengan warna menggpda, lebih menggoda dari dua beranak dua, lebih manis dari gula, kata-katanya penuh cinta, menyejukan jiwa. Sunguh, kebahagianku meluap begitu saja.
"Yes, Erlan. Aku tidak mau jadi pacar atau calon istrimu lagi, aku menerimamu jadi calon ayah untuk anak-anakku."
Senyuman indah mengembang, pipi merah merona terlihat juga pada seorang pria, kupikir sebelumnya hanya wanita saja yang bisa tersenyum bahagia, malu dan membuat pipinya merah. Ternyata, Erlan, calon ayah dari anakku juga bisa.
Kayla
30, November 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top