24. Berapi-api

Kutarik napas panjang dan menahannya beberapa detik, lalu mengembuskannya perlahan.

"Aku siap."

"Santai saja, lagi pula otakmu juga butuh istirahat, Kayla. "

"Tidak apa-apa, aku sehat kok, tubuhku kuat, pasti aku mampu." Dengan penuh semangat aku engucapkannya.

"Tapi, Kay. Dokter tidak menyarankan kamu melakukan hal ini loh." Dion tetap saja tidak mendukungku.

Aku hanya ingin semuanya kembali normal, ingatanku kembali lagi. Terlebih saat-saat bersama Erlan.

Aku tidak menggubris perkataan Dion. Melompat dari jendela kamar, berlari melewati gang sempit dan sampai di persimpangan jalan. Melakukan adegan yang sama beberapa hari terakhir di persimpangan jalan, dan adegan berikutnya adalah berlari menyebrang jalan ketika lampu merah. Aku siap melangkah, akan tetapi tanganku dicekal dan dia menahnya. Sontak aku terhenti, malah dia yang berlari menggantikanku.

Suara klason berbunyi, terasa bising, aku melihat lampu lalu lintasnya tidak ada yang salah, masih berwarna merah. Namun, sebuah mobil sedan sama datang dari arah yang tidak semestinya. Dia menabrak orang itu sampai terpental dan membentur mobil lain.

Aku terpaku, gemetar dengan mulut membisu. Menunggu drama di depanku usai. Namun, bukannya selesai, malah semakin rumit, orang yang menahnku, berlari mendahului adegan yang seharusnya aku lakukan, dia tidak bangun kembali. Tabrakannya benar-benar nyata. Dia di tabrak seorang wanita yang tidak aku kenali. Dan orang mengenakan jubah hitam dengan penutup kepala itu dinyatakan sudah tak bernyawa oleh orang-orang di sekitar yang menolongnya, sontak aku menjerit merasakan sakit.

Dia, ayahku. Terbujur kaku.

Semangatku yang berapi-api melukai diriku sendiri. Tidak hanya itu, malah menyebabkan kematian salah satu orang yang aku cintai.

Ingatanku kembali, tetapi ayahku telah pergi menghadap sang Ilahi.

Satu hal yang aku pelajari, mungkin masa lalu memang memiliki bagian dan peran penting untuk masa depan. Namun, tidak semua masa lalu memiliki peran dan kenangan indah yang membantu bertahan di masa sekarang apalagi jadi pelajaran untuk masa mendatang.

Kayla

24, November 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top