Bab 3: Diterima dan Kejutan

(There's Nothing Holding Me Back - Shawn Mendes)

Suka banget sama lagu ini, 😍😍😍. Gak bisa lepas.

Jangan lupa buat VOTE BAB YANG KAU SUKA.

Happy Reading...

***


Kring...

Kring...

Setelah dijebak oleh keempat sahabat terpercayanya, dengan berat hati Abi harus pulang dengan Ricko si Raja Ngebut.

"Gini, kami ingin membuktikan kepada semua orang jika kalian berdua itu pacaran," ungkap Caca.

"Dan itu kenapa kami melakukan drama ini," tambah Adam.

"Hei! Kau tidak apa-apa?" tanya Ricko membangunkan Abi yang duduk di belakangnya.

"Ya, aku baik-baik saja!" balas Abi.

"Masih kepikiran tentang pagi tadi?" tanya Ricko sembari mengingatkan Abi tentang kejadian di Ruang OSIS.

"Sudahlah. Toh, mereka sering melakukan itu hampir setiap hari," ujar Abi.

Ricko yang terus fokus ke jalan mengangkat sudut bibirnya ke atas setelah mendengar tanggapan Abi sembari meliriknya sedikit dari kaca spion motornya. Abi selalu saja mencoba untuk menjadi kuat, walaupun sebenarnya ia rapuh di dalam. Itu apa yang Ricko sukai dari Abi.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Abi. Dan di sebelah rumah Abi, di sanalah rumah Ricko berada. Percayalah, orang tua mereka sudah berteman sejak kecil, melakukan segalanya bersama, tinggal bersebelahan, dan hidup bersama.

Terkadang, Abi merasa aneh dengan perilaku orang tua mereka ini.

Tak ingin berlama-lama di dekat Raja Ngebut, Abi turun dari motor Ricko dan pergi menuju rumahnya. Ricko terus menatap punggung Abi yang semakin menjauh hingga menghilang dengan tatapan sayu.

Ricko sangat mencintai gadis itu..

Setelah Abi menghilang dari ambang pintu, Ricko menjalankan motornya masuk ke dalam rumahnya.

Saat Abi memasuki rumahnya, ia di sambut oleh Golddy, anjing betina Golden Retriver Abi yang berusia dua tahun.

"Hai, Girl!" sapa Abi sambil mengusap-usap kepala Golddy dengan gemas. "Kau merindukanku?"

Guk!

"Aku anggap itu sebagai 'Ya'."

Karena Abi keasyikan bermain dengan Golddy, tanpa ia sadari Marvel sudah berada di hadapannya.

"Uhum!"

Abi kemudian menatap ke sumber suara. Ia mendapati Marvel mengacak pinggangnya dengan pakaian kantor yang masih melekat pada tubuhnya. Sepertinya Marvel baru pulang kerja.

Abi langsung berdiri dengan ekspresi terkejut, "Ayah? Aku kira Ayah nanti ingin berbicara denganku saat malam."

"Ayah terpaksa harus pulang cepat," ujar Marvel, "karena kau anak nakal."

Elizabeth memperhatikan kedua orang yang ia amat cintai dari ambang pintu ruang makan yang berada di dekat pintu utama. Ia sepertinya khawatir, karena, suaminya menggunakan nada seriusnya. Sangat jarang bagi Marvel menggunakan nada seriusnya pada anak semata wayang mereka.

"Kau tahu apa yang kau lakukan?" tanya Marvel dengan nada serius.

Abi menundukkan kepalanya, ia tidak tahan dengan tatapan tajam yang diberikan Marvel saat ini. Ia sangat ingin menangis, namun, Abi tahan dengan kuat tenaga.

Abi menggeleng kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Marvel. Ia sama sekali tidak tahu apa yang ia perbuat sehingga Marvel marah besar seperti ini padanya.

"Kamu tidak tahu?" tanya Marvel. "KAMU TIDAK TAHU?!"

Golddy yang seakan tahu bahwa Abi sedih dan ketakutan menggonggong pada Marvel.

Guk!

Guk! 

Guk!

Marvel kemudian menarik tangan Abi dengan paksa, Eli yang melihatnya langsung mengeri saat melihat suaminya menarik anaknya dengan paksa, sedangkan Golddy menggigit celana panjang cokelat tua sambil menarik-nariknya.

"Marvel, sudah cukup!" seru Eli.

Mereka kemudian sampai di meja makan, di sana sudah terdapat sebuah laptop yang menyala. Marvel lalu mendudukkan Abi di kursi yang berada di hadapan laptop itu.

"BACA!" ketus Marvel.

Abi kemudian menatap layar laptop itu dan membaca isinya.


Selamat! Anda telah diterima di Madame Victiora University of Fashion in Paris dengan kedudukan di peringkat pertama dari tiga ribu peserta lainnya!


Madame Victioria akan datang secara pribadi ke Indonesia untuk menemui Anda, Abigail Clarisa Winata yang telah memperoleh nilai tertinggi.


Madame Victoria sangat menanti kedatanganmu di Universitasnya.


Sekali lagi, Selamat!


Abi yang membacanya tidak percaya bahwa ia diterima, dan Madame Victoria, The Madame Victoria akan datang ke Indonesia secara pribadi hanya untuk menemui Abi.

"Ayah sangat bangga padamu," bisik Marvel yang kemudian tertawa.

Abi yang mendengar tawa Ayahnya langsung bangkit dari kursinya dan memukuli Marvel hingga puas.

"AYAH!! GAK LUCU! GAK LUCU! AYAH JAHAT! BIKIN ABI JANTUNGAN!!" teriak Abi sambil memukul Marvel.

Marvel tertawa, tertawa, dan tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit, ditambah melihat putrinya marah dengan wajah khasnya menambah tawanya. 

Abi terlihat sangat lucu bila marah.

Golddy yang tadi menarik celana panjang Marvel kini duduk dan melihat Abi yang sedang menghabisi Marvel dengan tangannya sendiri.

Malam hari telah tiba, tidak ada aktivitas, tidak ada suara, semuanya hening. Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Abi kini sedang membaca buku di ranjangnya, sedangkan Golddy tiduran di samping Abi. Abi menaruh tangan kanannya pada punggung Golddy seraya mengelus-elusnya.

Kring..

Kring..

Tiba-tiba HP Abi berdering.

Abi menaruh pembatas buku di antara halaman yang ia baca sebelum ia bergerak mengambil HP-nya di nakas. Saat Abi menggenggam HP-nya, nama Ricko tertampak di layar benda pipih itu.

Tak ingin terlambat, Abi menggeser ikon hijau.

"Halo, Ricko," sapa lembut Abi.

"Kau sedang apa?" tanya Ricko.

"Membaca. Kau?"

"Lihat keluar jendela," ujar Ricko. 

Abi dengan kepo-nya melakukan apa yang dipinta Ricko. Saat Abi menatap keluar jendelanya, di sanalah Ricko berada, memperhatikannya. Kamar Ricko dan Abi saling berhadapan.

"Aku sudah melihat keluar jendela. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Abi.

"Tetap saja di tempatmu."

Abi menyeringai.

"Oh iya, tadi Om Marvel ingin bicara apa sama kamu?" tanya Ricko.

"Oh, itu bukan apa-apa. Aku hanya diterima di Universitas di Paris," jawab Abi.

"Madame Victoria University of Fashion? Yang ada di Paris itu?"

"Iya."

Ricko menyeringai, "Sudah kuduga kau akan diterima."

"Bagaimana kau bisa tahu itu?"

"Karena, jika mereka tidak menerimamu, maka mereka melakukan kesalahan yang sangat besar."

Abi terkikik, "Kau manis."

"Ya, tidak semanis dirimu," ucap Ricko yang membuat Abi tertawa pelan.

"Aku akan menutup teleponnya, besok kita ada sekolah. Aku tidak ingin terlambat."

"Mau berangkat bersama besok?" tawar Ricko.

"Tidak apa-apa, Ricko. Aku bisa sendiri," tolak halus Abi.

"Seandainya kau bisa berkata seperti itu, Abi," ucap Ricko yang membuat Abi mengkerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Abi.

"Kau lupa? Aku tidak menerima penolakan. Sekarang istirahatlah, kau akan pergi bersamaku ke sekolah besok. Sampai jumpa, Calon Istri!"

Pip!

Ricko langsung mematikan HP-nya sepihak, Ricko kemudian masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat. Abi yang Ricko tinggal pun menatap Ricko bingung. Apa yang tadi Ricko bilang? Calon istri? Di dunia mana Ricko berada?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top