Empat

"Hay. Boleh duduk disini" Ralyn menyapa cowok ini duluan? Ah apa tidak terlalu murahan? Ayolah. Aliando mengangguk, seraya menggeser duduknya agar bisa muat dua orang, Ralyn dan aku.

"Lagi baca apa?" Ralyn bertanya pada nya lagi? Kau gila? Dia.. ah sudahlah, aku hanya bisa diam sekarang, mematung dan tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata. Aliando meladeninya dan memperlihatkan buku yang tengah dibacanya. Astaga! Itu novel berjudul 'Cahaya' karya Lian Kereh. Buku yang pernah kuberikan pada 'Digo kecil'.


"Tebak aku siapa?" Tanya Sisi kecil, sambil menutup mata Digo dari belakang.

"kamu Sisi kan?"

"Kok tau sih?" tanya Sisi yang sudah melepaskan tutupan tangannya pada mata Digo.

"Aku cium bau kamu" Kata Digo yang kala itu berumur 10 tahun.

"Hahaha, kamu kayak vampire aja bisa cium bau aku. Oiya, aku punya buku bagus banget tau, aku udah baca tujuh kali. Kamu mau baca gak? Kalo kamu mau ini bukunya buat kamu."

"Mana coba aku liat" Kata Digo dan mengambil buku ditangan Sisi. "Sebenernya, aku nggak suka novel, aku sukanya komik, tapi kalo dari kamu aku mau baca kok. Judulnya Cahaya? Yaudah ini buat aku ya"

"Iya itu buat kamu"

Sekarang, entah apa yang terjadi, padahal tak ada yang terluka dimanapun disetiap sisi tubuhku. Tapi aku menangis, mengingat kembali pada 'Digo kecil'ku.

"Karya Lian Kereh ya? Gue suka semua buku-buku karya dia loh. Ada yang judulnya Bintang, anggrek, ada yang paling gue suka sayap merah. Itu bagus banget." Ujar Ralyn pada Aliando.

"Em. Gue gak kenal sama penulisnya. Gue juga gak terlalu suka novel. Ini dari temen lama gue. Gue lagi kangen sama dia, makanya setiap hari gue bawa bawa nih buku." Jawaban Aliando membuatku tersedak, entah tersedak apa. Atau karena ceritanya sama dengan ceritaku? Lain kali aku harus bertanya padanya.

"Ohh gitu ya? Oiya gue Ralyn. Ini sahabat gue Prilly" Ralyn menjulurkan tangannya pada Aliando dan mereka salaman. Aku hanya diam, mengingat disini aku hanyalah nyamuk yang siap mengisap darah Aliando.

"Aliando. Panggil Ali juga gapapa. Gue duluan masuk ya, ada kelas" jawab Aliando setelah menarik kembali tangannya dari tangan Ralyn yang sengaja tak melepas tangannya dari salaman tadi.

Aneh. Sungguh aneh. Setiap kali aku melihat Aliando, aku selalu saja teringat akan 'Digo kecilku' apa ada hubungannya Aliando dan Digo? Sepanjang kelas hari ini aku tidak mood. Aku terlalu sibuk memikirkan sesuatu yang tak penting hari ini. Aliando. Digo. Apa dugaanku selama ini benar? Ah! Tidak itu tidak benar.

Aku berjalan sendirian menuju taman, tak lupa dengan scrapbook dari Digo ditanganku ini, aku terus memandanginya seraya berfikir keras. Aku duduk termenung, sulit bagiku untuk berfikir jika ramai dengan mahasiswa-mahasiswa disini. Tapi ya sudahlah ini kampus, masa iya aku harus menunggunya sepi dulu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top