Lembar Kelima

Teruntuk kamu,
yang menjadikanku candu akan rindu.

Akhirnya kisah sebentar ini selesai. Entah harus lega atau berteriak tega pada Tuhan di Atas Sana. Entah harus terima atau terus berairmata. Entah dapat dikatakan kumenyerah atau kalah. Tapi tetap, aku retak.

Mengapa jarak selalu cemburu pada rindu yang menjadikan hati kelabu? Mengapa pertemuan sehari denganmu menjadi candu jiwaku yang selalu memaksa untuk bertemu? Dan mengapa kamu, kenangan sebentarku harus menjadi hal yang dikagumi rindu?

Rinduku ingin kamu.

Kamu yang sudah mengikat gadis lain yang lebih lugu. Kamu yang yakin pulangmu bukan aku. kamu yang sangat yakin bahwa denganku hanya membuang waktu.

Sakit, Rindu.

Aku sakit karena cemburu. Harusnya aku yang mendekap kamu ketika Sang Rindu menembakmu dengan peluru. Harusnya aku yang menghapus peluhmu saat kamu berteriak marah ingin menyerah. Dan harusnya aku yang meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja ketika jarak menghapus perlahan rasa di dada.

Aku tak apa perihal jarak yang memakan rindu. Karena kuyakin aku dan kamu dapat memakan semua sendu. Namun ternyata, selama ini hanya aku yang berharap kita satu. Kamu sudah terbang entah kemana membawa janji bertahanmu.

Menyerah karena rindu membuatku ingin menertawakan waktu. Kufikir waktu dapat menyabarkan hatimu yang ingin bertemu. kufikir rindumu dapat memakan jarak menuju aku. Tapi semua persepsiku salah. Kamu sebegitu lemah hingga menyerah dan kalah. Begitu pula aku yang dungu dengan terus menunggu.

Baguslah semua ini berakhir. Tuhan begitu baik mempercepat sakit yang diberikan takdir. Biarpun sakit yang ini tak mudah pulih, biarpun retak yang ditinggal akan terus kekal, aku yakin Dia menyimpan adam yang lebih berakal.

Kamu yang dengan hebat membuatku cemburu, terimakasih atas sakit ini. Aku ikhlas melihat hatiku tercabik dengan ganas. Tapi berjanjilah untuk membuatnya menjadi gadis terberuntung di bumi dan kumohon jangan mematahkan hati wanita lagi. Aku tak mau airmata wanita membuatmu sakit di Alam Sana.

Dari aku,
gadis yang kau ajarkan merindu, yang sampai saat ini masih mengenalkanmu pada Tuhan dan sajadahku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top