sementara.

"Kalau begitu, boleh saya tahu urutan kalian datang?" tanya sang inspektur. "Merah sudah ada di rumah sejak minggu lalu. Siapa yang datang pertama hari ini?"

"Em, saya," Hijau membuka suara seraya mengangkat tangan. Wajahnya kini terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Inspektur takut ia akan tiba-tiba pingsan di tengah wawancara. "Saya datang jam lima lewat dua puluh menit."

Inspektur segera mencatat informasi tersebut dalam buku catatannya.

HIJAU

1. Datang jam 17.20 (pertama), lebih awal 1 jam 40 menit

"Bapak datang lebih awal satu jam dan empat puluh menit. Apakah ini direncanakan, Pak?"

Ha. Inspektur sudah tahu jawabannya. Tentu saja ini direncanakan. Hijau merupakan seseorang yang selalu datang paling awal dan dipersiapkan matang-matang.

"Hijau mah memang selalu begitu ya?" sela Merah seraya tersenyum kecil pada adiknya. "Dia selalu datang pagi-pagi."

"Satu jam empat puluh menit?" Jingga ikut membuka suara. "Kemajuan, De. Biasanya bisa dua jam lebih."

Putih tidak berkata apa-apa, tapi kini badannya ia serongkan ke dalam. Kemungkinan untuk melihat kakaknya dengan lebih jelas.

Ketegangan berangsur-angsur berkurang dari badan Hijau mendengar suara saudara-saudaranya. Ia mengangguk cepat, membenarkan perkataan Merah.

Inspektur menulis kembali informasi tersebut.

(merupakan seseorang yang selalu datang awal)

"Apa yang Bapak lakukan seraya menunggu?"

"Saya diam saja di sini. Waktu itu, Kak Merah belum keluar dari dapur dan Kak Biru masih di ruang kerja."

"Apa ada yang bisa memastikan hal ini?"

"Em." Badan Hijau menjadi kaku kembali. Wajahnya terlihat berpikir keras. "Seingat saya ada salah satu staff yang mengecek saya di sini.

2. Mengisi waktu di ruang tengah

"Lalu siapa yang datang kedua?"

Putih mengangkat tangannya, tanpa berkata apapun. Maskernya bahkan masih menempel di wajahnya.

"Apa Bapak ada melihat jam?"

Yang ditanyakan menggelengkan kepalanya, tapi Merah kembali mengangkat suara.

"Putih datang saat aku sedang merapikan meja makan," ujarnya. "Jadi sekitar ... jam enam lewat? Mendekati jam setengah tujuh."

PUTIH

1. Datang jam 18.00-18.30 (kedua)

"Lalu Bapak kemana sebelum tubuh dilaporkan?"

Putih menurunkan maskernya kembali sebelum berbicara. "Saya ke ruang tengah juga setelah melewati ruang makan. Ada Kak Hijau di sana."

"Betul, Pak Hijau?"

"Ah, em, um," Hijau melirik Putih. Oh, apa itu keraguan di nadanya? Sebelum Inspektur bisa bertanya, Hijau segera menjawab, "Ya, saya rasa seperti itu."

2. Setelah datang, melewati ruang makan dan pergi ke ruang tengah juga

"Berarti Bapak datang setelah korban dilaporkan?" tanya Inspektur pada Jingga.

"Lucunya, aku datang pas Kakak sedang menelepon," jawab Jingga. "Waktu itu seisi rumah sedang panik. Hijau yang menjelaskan situasinya padaku."

JINGGA

1. Datang jam 18.30 (terakhir) saat Merah tengah menelpon polisi

Inspektur beralih kepada Hijau. "Ini benar, Pak?"

"Em, ya. Waktu itu kami semua ada di koridor depan ruang kerja."

"Satu hal lagi. Dengan tujuan apa Bapak pergi ke ruang kerja korban?" Inspektur berpaling ke Merah. "Bukankah acara baru akan dimulai jam tujuh?"

"Aku berencana menyeret Adik keluar untuk menyapa Dede," jawab Merah. Tangannya ia angkat untuk menggaruk lehernya. "Toh dia di sana hanya menulis diari saja."

"Ruangan kerja terkunci, betul?"

"Yep. Aku ketok juga tidak dijawab. Butuh sekitar lima menitan untuk mencari kunci cadangan sebelum akhirnya pintu bisa terbuka."

"Di rumah ini, siapa saja yang memegang kunci ruang kerja tersebut?"

"Adik pegang, tapi aku gak," Merah menjawab lagi lalu beralih ke ketiga adiknya. "Kalian ada yang pegang?"

Ketiganya menggeleng, membuat Merah kembali menatap Inspektur. "Berarti hanya Adik saja. Kunci cadangan semua ruangan di rumah ini ada di gudang."

"Jadi korban selalu mengunci pintunya saat ia di ruang kerja?"

"Hm, aku tidak pernah mencoba untuk membukanya sebelum hari ini sih. Rasanya itu pertama kali aku masuk ke dalam ruang kerja Adik. Lagi pula, ini rumah baru."

Inspektur mengangguk seraya mencatat semua informasi baru tersebut. "Baik. Akan saya simpulkan kronologinya."

MERAH

1. Datang ke rumah korban minggu lalu, menginap di rumah korban sejak itu

2. Korban terlihat sakit, tapi tingkah lakunya mencurigakan

3. Merah yang mengusulkan ide acara makan malam yang seharusnya berlangsung pada hari kejadian

4. Merah memberi tahu Hijau, korban memberi tahu Jingga dan Putih dan menentukan tanggal dan jam acara

5. Korban ikut membantu staff dalam persiapan acara

6. Jam 18.30 pergi ke ruang kerja dengan tujuan menarik korban untuk menyapa adik-adiknya yang sudah datang

JINGGA

1. Datang jam 18.30 (terakhir) saat Merah tengah melaporkan korban

HIJAU

1. Datang jam 17.20 (pertama), lebih awal 1 jam 40 menit

2. Mengisi waktu di ruang tengah

PUTIH

1. Datang jam 18.00-18.30 (kedua)

3. Setelah datang, melewati ruang makan dan pergi ke ruang tengah juga

"Sore hari, Merah dan dua staff lainnya menyiapkan makan malam di dapur. Jam lima sore lewat dua puluh menit, Hijau datang dan menunggu di ruang tengah. Di antara jam enam dan jam setengah tujuh, Merah keluar dari dapur untuk merapikan meja makan dan Putih datang. Jam setengah tujuh Merah menemukan korban dan melaporkan kepada polisi. Jingga datang di saat yang bersamaan di saat itu. Benar?"

Keempat bersaudara itu mengangguk dengan antusiasme yang berbeda-beda.

"Baik, terima kasih atas waktunya." Inspektur menawarkan mereka senyuman profesionalnya. "Maaf telah menunda jam makan malam kalian. Silakan."

Jingga merupakan yang pertama untuk berbalik dan segera bergegas menuju pintu. Putih mengikuti Jingga tepat di belakangnya. Hijau melemparkan lirikan-lirikan terhadap Inspektur sebelum akhirnya Merah mendorongnya untuk keluar ruangan.

Yang tidak Inspektur duga adalah tatapan bermakna dari Merah sendiri.

Inspektur mengerutkan keningnya, berusaha mengingat gelagat Merah selama wawancara. Ia lebih diam dari biasanya memang, sebuah hal yang wajar mengingat situasi, tapi selain itu, tidak ada yang aneh.

Mungkin setelah menginterogasi para staff, Inspektur harus mengobrol pada Merah sebentar.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top