Sang Pemegang Kunci

Jika ditanya, siapa yang paling berkuasa terhadap Alam Suratma? Jawabannya adalah Tuan Suratma. Pemimpin dari Tiga Belas Dewan Kematian, makhluk yang selalu duduk di singgasana pengadilan tiga alam. Tuan Suratma adalah makhluk yang bertugas menentukan kemana jiwa akan kembali. Nirvana, Neraka, atau Reinkarnasi kembali ke dunia.

Ada cerita yang mengatakan bahwa salah satu iblis mencuri kunci gerbang Suratma. Iblis itu turun ke bumi dan merasuki seorang manusia. Yang terjadi adalah, manusia ini memiliki kunci untuk masuk dan keluar Alam Suratma sebebasnya. Padahal, tak seharusnya, yang hidup mengunjungi mereka yang telah mati.

Cring~ Gemerincing lonceng tanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Karma cafe."

Seorang pria dengan rambut bergaya emo, masuk ke dalam kafe menggendong tas ransel jansport berwarna hitam. Smiley menatap pria itu sambil tersenyum. "Tidak seharusnya yang hidup berada di tanah orang-orang mati."

"Red Velvet Latte yang biasa," tuturnya pada Smiley dan langsung duduk di meja yang sama dengan Kiddy.

Smiley hanya menghela napas sambil memberikan pesanan tersebut pada Smooky. Sementara Sky bertanya pada Smooky karena ia hanya seorang anak baru yang tak tahu apa-apa. "Itu siapa?"

"Pernah denger istilah peziarah?" tanya Smooky pada Sky, sambil membuat pesanan milik orang tersebut.

"Manusia hidup yang memilik akses ke Alam Suratma? Aku pernah mendengar rumor itu dari Nyonya Kurih."

"Kurih?" Smooky menatap Sky dengan kening yang mengkerut.

"Sebelum berada di sini, di Bawah Tuan Yama. Aku bekerja untuk Nyonya Kurih," jawab Sky.

Kurih adalah salah satu dari Tiga Belas Dewan Kematian seperti Yama. Pada dasarnya tiga belas komandan dewa maut ini memegang tugas yang berbeda-beda. Yama adalah yang bertanggung jawab untuk menjemput arwah dan juga memberikan karma.

Smooky memberikan minuman yang baru saja selesai diracik pada Sky. "Berikan ini pada orang itu. Intinya dia adalah salah satu dari peziarah yang mampu keluar masuk Alam Suratma ini."

Sky berjalan ke meja Kiddy. Di sana orang itu membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah papan catur. "Aku sedang bosan, ayo hibur aku, arwah kecil," ucap pria itu pada Kiddy.

"Dasar manusia kerdil. Tidak pernah belajar." Kiddy memasang seringainya pada orang itu.

Sky berjalan dan meletakkan pesanan orang itu di atas meja. Ketika ia ingin pergi, Kiddy memanggilnya. "Sky, duduklah dipangkuanku, temani aku memberikan pelajaran pada orang bodoh ini."

"Kekeke dua lawan satu? Menarik." Ya, pria itu adalah pria dengan jaket merah dengan satu  tutup mata yang menutupi mata kanannya. Zahran Utomo, alias Uchul, salah satu dari enam anggota Mantra. "Di dunia, sudah tak ada yang mampu menandingiku dalam permainan. Jadi jangan kecewakan aku, Smally kekeke."

Kiddy hanya terkekeh. "Sky hanya menemaniku. Dia tak akan membantu apa pun. Ini adalah pertandingan satu lawan satu."

Uchul mulai menyusun bidak-bidak catur di atas papannya. Jika catur normal berwarna putih dan hitam, kali ini berbeda. Catur milik Uchul memiliki kubu hitam dan kubu merah. Pertandingan pun di mulai. Manusia terlicik di Bumi melawan arwah terganas di Alam Suratma. Uchul mengendalikan kubu merah.

"Aku akui orang itu gila," tutur Smiley. "Jika aku adalah rubah yang licik, mungkin orang itu adalah ular yang picik. Dia menggigit apa pun. Jika sudah terjerat racunnya, kau akan mati perlahan. Tak peduli arwah atau pun manusia, ia menjadikan yang kalah sebagai bidaknya."

"Tapi yang ia lawan adalah Kiddy. Kau tahu, kan? Betapa mengerikan dan tak tertebaknya jalan pikiran anak itu? Dia selalu membunuh keberuntungan lawannya." Smooky membakar ujung rokoknya, lalu menghisapnya. "Mau bertaruh?"

Smiley mengambil sebuah koin dan meletakkannya di atas meja bar. "Untuk manusia itu." Smooky hanya tersenyum dan memasang taruhan untuk Kiddy.

Pertandingan catur itu berjalan sengit. Mereka memainkan game tanpa waktu. Ya, game ini dalah game bebas, no time limit.

"Smooky, siapkan makanan untuk orang itu. Terakhir mereka bertanding, total durasi permainannya adalah tiga hari, empat malam. Aku yang akan bayar makanannya," tutur Smiley.

"Hahaha, kau membayar untuk sesuatu yang sia-sia, Smiley."

Pertandingan catur itu sungguh gila. Tekanan yang mereka berdua berikan, membuat aura di kafe ini memanas. "Sky, turun. Pergilah." Kiddy meminta Sky untuk menjauh darinya, kini bocah itu memutuskan untuk serius bermain dan menyelesaikan permainan secepatnya.

Tak ada langkah yang tak berarti, setiap langkah di papan itu adalah langkah kematian. Siapa saja yang tak fokus, pasti akan langsung kalah dalam sekejap.

Melawan orang yang bisa membaca pikiran itu sungguh gila, tetapi masih bisa dikelabuhi, tapi bocah ini berbeda. Dia tak bisa ditipu. Setiap gertakan tak berarti di matanya, ia tak pernah terpancing. Uchul memutar otaknya untuk menemukan celah.

Hari terus berganti. Rekor baru akhirnya tercatat dalam sejarah kafe Karma. Ini sudah hari ke lima sejak mereka bertanding. Bahkan, ketika makan, Uchul tak sedikit pun melewatkan matanya dari papan catur. Ia terus berpikir dan memacu otaknya untuk berpikir sepuluh kali lipat lebih keras.

"Kau ingin ini menjadi semakin menarik?" Kiddy menyeringai.

"Kekeke berikan aku sesuatu yang menarik itu!" jawab Uchul membalas seringai Kiddy.

Kiddy menggigit jarinya hingga berdarah dan menggambar sebuah lingkran sihir, itu adalah sebuah lingkaran kontrak. "Jika aku kalah, aku akan mengkhianati Tuan Yama dan menjadi budakmu," ucap Kiddy.

Uchul menyeringai dan menggigit bibir bawahnya hingga berdarah, lalu mengambil darahnya dan menempelkannya ke lingkaran yang Kiddy buat. "Jika aku kalah, setelah aku mati, aku akan mengabdi pada Yama di kafe ini."

Tiba-tiba saja gempa terjadi di sekitar kafe. Membuat Smooky, Smiley, dan Sky saling mencari tahu apa yang sedang terjadi. Papan catur milik Uchul tiba-tiba saja membesar hingga menjadi sebuah arena catur raksasa. Kiddy naik ke atas kuda dan memberikan perintah di atas kudanya, sementara Uchul mengambil posisi Raja dan memerintah pasukkannya dari belakang.

Satu per satu anak catur di papan semakin berkurang. Uchul lebih mendominasi karena jumlah perwiranya yang lebih banyak. "Kekeke, menyerah saja. Aku adalah majikan yang baik." Uchul mulai menyombongkan dirinya, dan berusaha memprovokasi Kiddy.

"Bagaiman jika aku langsung membunuhmu setelah kau kalah? Tuan Yama itu, baik." Kiddy tak menunjukkan raut wajah seseorang yang sedang merasa tertekan, justru ia semakin memberikan tekanan yang kuat pada lawannya.

"Kau harusnya tahu diri, bocah." Uchul memerintahkan perdana mentri untuk mengancam Raja milik Kiddy.

"Kau pikir aku takut?" Bukannya bertahan, Kiddy justru ikut menyerang. "Mari kita saling membunuh."

"Kesalahan terbesarmu adalah--kau terlalu sombong!" Uchul melancarkan serangan mematikan. Ia membuat skak. Hanya tinggal satu langkah lagi, ia mampu mengakhiri permainan yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu minggu ini.

"Kau terlalu berfokus untuk menang. Manusia tidak pernah berubah. Jika merasa punya kesempatan untuk menang, dia akan terus maju. Tak peduli dengan sekitarnya, dan pada akhirnya mereka akan terjatuh." Kiddy maju bersama kudanya menutup jalur perdana mentri milik Uchul. Tanpa Uchul sadari, langkah bertahan Kiddy barusan adalah langkah akhir dari permainan ini, mengingat ketika Kiddy bergerak, ia membuka jalur untuk bentengnya bergerak lurus ke arah Uchul. Kini Uchul hanya memiliki dua pilihan, mati di tangan benteng, atau kuda milik Kiddy. Bocah itu mengarahkan pedang miliknya ke arah tenggorokan Uchul. "Skakmat." Kiddy menatap rendah Uchul dari atas kudanya.

Smooky tersenyum dan mengambil koin taruhannya. Sementara Smiley hanya berdecak kesal.

Uchul menatap Kiddy dengan sorot mata yang tajam. Namun, secara mendadak, ia langsung ambruk di atas papan dan mendengkur dengan keras.

"Manusia itu butuh istirahat. Semakin dia lelah, semakin dia kehilangan konsentrasi. Kau memang kuat, tetapi jika tak dapat menang secara cepat, kau hanya menunggu waktu yang membunuhmu." Kiddy turun dari kudanya dan menyeret Uchul. Ia membawanya ke sofa yang berada di pojok ruangan Karma, lalu membaringkan Uchul di sana, kemudian Kiddy pergi meninggalkan orang yang sedang tertidur itu.

Kini Kiddy duduk bersama rekan-rekannya. Ia memperingati Smooky, Smiley, dan Sky. "Jika orang itu mengajak kalian bertaruh sesuatu. Jangan pernah mau untuk bertaruh dengannya. Dia adalah orang terburuk yang aku tau. Kalian tidak akan menang dengan cara jujur."

"Maksudmu, kau berbuat curang agar menang melawannya?" tanya Smooky.

"Kiddy membuat papan catur menjadi arena raksasa agar orang itu lebih cepat kelelahan. Secara, dia harus bergerak dan berteriak untuk memerintah pasukannya. Jika mereka hanya bertanding di kursi, orang itu mungkin akan bertahan lebih lama, dan memiliki kesempatan untuk menang lebih besar," jawab Smiley. "Aku lebih baik berjudi dengan orang itu, ketimbang denganmu, Kiddy." Smiley beranjak dan menghampiri seorang pelanggan yang baru saja datang. Sementara semua kembali ke posnya masing-masing.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top