BAGIAN KEDUA ''Cara Konyol untuk Menarik Perhatian''
Hai selamat malam,
Jangan lupa vota dan komentarnya yaa
Selamat membaca!!!
***
''Saya suka di sini.''
Gadis itu memasang wajahnya dengan sanggat serius, matanya tidak sedetikpun lepas dari layar 10 inchi di atas meja, telinganya siap tidak siap mendengarkan kelanjutan dari dialog mendebarkan yang sedang di tontonnya. Tanpa sadar tangannya mengepal di depan dada.
''Putus dong.'' katanya dengan suara pelan seolah sedang memberi sugesti pada pria berperawakan tinggi yang sedang di tontonnya di layar 10 inchi tabletnya.
''Putus aja sih.'' dia semakin tidak sabaran menantikannya. Pasalnya kedua tokoh yang sedang mengisi layar tabletnya tak kunjung ada yang mengeluarkan suara apapun.
''Saya suka bersama kamu. Saya suka kamu terlepas dari betapa kurangnya kamu di mata orang lain.'' lanjut laki-laki itu.
Lawan main si laki-laki meneteskan air mata, dia menangis namun di tahan-tahan sehingga tidak mampu mengeluarkan kata apapun. Yang dilakukannya hanya menatap di laki-laki, tatapan penuh rasa bersalah dan permintaan maaf yang sangat dalam. Perempuan itu baru saja melakukan kesalahan yang amat sangat dibenci si laku-laki.
''Saya mencintai kamu, Gina.''
''Maaf.''
Setelah sekian lama diam sambil menangisi kesalahan, perempuan itu akhirnya mengeluarkan kata.
''Tapi apalah arti cinta saya sama kamu kalau kamu terus-terusan merasa gak pantas sama saya. Apa arti saya mencintai kamu kalau kamu sendiri merasa kurang cocok jadi pilihan saya. Berkali-kali saya bilang bahwa saya bahagia memilih kamu.''
''Kamu yang bilang kaya gitu. Aku?'' perempuan itu menunjuk dirinya. ''Aku yang gak suka sama diri aku sendiri. Kamu gak akan ngerti rasanya berada di posisi aku. Dibanding-bandingin, dibilang gak pantas sama kamu. Sekali dua kali aku masih tahan, tapi itu udah terjadi selama tujuh tahun.''
Hening.
''Dari awal emang aku yang gak tahu diri karena pacaran sama kamu. Seorang Galang Kurniawan.''
''Ayo putus...putus…''
''Aku harusnya dari awal tahu diri, Lang.''
''Putus nih pasti.'' gadis itu tersenyum kian lebar.
''Jangan lupa kalau saya yang milih kamu. Bukan orang lain milihin kamu buat saya.''
Lalu kedua tokoh terdiam. Berpandangan mata cukup lama. Si perempuan sudah sangat sembab. Sementara si laki-laki menahan-nahan air mata di tengah emosinya yang memuncak sampai matanya merah serta urat-urat lehernya menonjol.
''Kita butuh waktu.''
Itu yang diucapkan si laki-laki sebelum melangkah pergi meninggalkan si perempuan. Si perempuan pun menangis sejadi-jadinya, ditelan rasa bersalah, kecewa, tak pantas, tapi masih mencintai.
''Yah kok gak langsung putus aja sih!'' tanpa sadar gadis itu berteriak. ''Gak suka gue gak suka!'' kemudian ia menggebrak meja membuat perhatian semua orang tertuju padanya sepenuhnya.
Sebuah panggilan masuk. Menahan sisa emosi yang diakibatkan tidak putusnya dua pemeran dalam film pendek yang di tontonnya ia pun menggeser tombol hijau.
''Hallo Zan, ada apa? Gue lagi sibuk nih.''
''Tadinya gue pengen cerita. Jangan sibuk dong demi gue, Ky.'' pintanya.
''Gak bisa gimana dong.'' katanya sambil menyeruput boba yang dipesannya. Matanya menatap awas melewati kaca bening cafe takut melewatkan momen yang ditunggunya sejak 2 jam berada di cafe ini.
''Ayo dong Kyra, temen gue yang paling cantik.''
''Bilang gue cantik pas ada maunya aja lo mah, Zan.''
''Ayo dong temen gue Kyra yang paling cantik se-Bumi Nusantara, yang pacarnya Agam Alexi.'' Di ujung sana Zanna masih belum menyerah membujuk Kyra.
''Sayangnya semua orang tahu gue cantik dan pacarnya Agam Alexi. Dan saat ini gue bener-bener sibuk. Gue lagi nungguin pacar gue dateng ini.''
''Yaudah.'' meskipun sempat terdengar helaan napas di ujung sana yang menunjukan bahwa Zanna kesal, namun Kyra sama sekali tidak peduli.
''Yaudah bye.'' ucapnya lalu memutuskan telepon secara tiba-tiba. Bersamaan dengan hal tersebut sebuah mobil van berhenti di depan cafe. Kerumunan perempuan-perempuan muda berlari menghampiri mobil van tersebut bagai ngengat yang mendekati lilin. Tak terkecuali juga Kyra, di berlari menyusul sambil mengeluarkan botol minuman dari tas selempangnya.
''Agaaaamm… Agaaamm…'' teriakan itu memenuhi bahkan sampai menyamarkan suara ramainya jalanan.
Laki-laki di dalam mobil belum juga keluar. Dia seperti menantikan waktu yang tepat untuk keluar atau mungkin sedang bersiap-siap karena akan bertemu dengan Kyra. Sementara itu, di tengah kerumunan Kyra juga mengeluarkan kaca kecil dan membenarkan penampilannya, rambunya yang berantakan dia sisir-sisir menggunakan sela-sela jari dan wajah berminyaknya ia lap mengggunakan tisu basah. Ia harus terlihat sempurna di depan Agam sebagaimana Agam juga mempersiapkan diri di dalam mobil untuk bertemu dengannya.
Setelah penampilannya tertata rapi ia juga ikut mendesak masuk ke dalam kerumunan, namun sayang karena tubuh kecilnya ia terdorong ke belakang. Ia mencoba lagi. Dan lagi-lagi terdorong ke belakang. Kyra berjinjit-jinjit demi melihat laki-laki yang dinanti-nantikannya.
Pintu mobil terbuka, dua orang laki-laki berperawakan tinggi dan kekar keluar lebih dulu membukakan jalan dengan tangannya yang terbentang. Jalan setapak terbentuk meski tidak panjang dan lebar. Dua pria itu mati-matian menghalau tangan-tangan para gadis-gadis sambil mempersilakan laki-laki yang duduk di jok belakang keluar.
Di belakang, Kyra berjingkat-jingkat, melompat-lompat lebih tinggi supaya Agam laki-laki berjaket bomber merah dengan potongan rambut cepak melihatnya.
Dibantu oleh dua pengawalnya Agam berjalan melewati kerumunan fans yang sejak tadi mengerubungi mobilnya bagai semut mengerubungi gula. Ya Agam adalah gula dan para fansnya adalah semutnya. Agam berjalan melewati para fansnya tanpa kesulitan berkat bantuan dua pengawalanya. Beberapa gadis tampak berhasil menyentuh Agam lalu berjingkat kemudian karena sudah berhasil menyentuh sang idola.
Sementara itu Kyra berjalan mengikuti Agam di barisan belakang, berjalan cepat mengikuti Agam. Minuman spesial yang dibawanya dari rumah masih berada di tangannya. Ia bertekad untuk memberikan minuman itu pada Agam hari ini. Kemarin ia boleh gagal, hari ini ia bertekad untuk berhasil. Jika tidak berhasil lagi, ia akan mencoba besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi, dan besoknya lagi sampai ia berhasil. Agam harus merasakan minuman spesial yang dibuatnya.
Karena Agam pacarnya, dia harus merasakan minuman yang Kyra buatkan untuknya.
Kyra memikirkan cara apa yang bisa membuat perhatian Agam terarah kepadanya. Melihat banyaknya gadis lain di sekeliling Agam ia tidak bisa mencari celah apapun untuk bisa mendekat padanya. Barisan gadis-gadis itu terlalu rapat, akan sangat sulit untuk menerobos. Yang ada mungkin tubuhnya remuk jika memaksakan masuk ke dalam kerumunan demi berhadapan dengan Agam.
Dari kejauhan terlihat seorang pengendara sepeda yang sedang berkendara di jalur yang sama tempat Kyra berdiri. Ia terpikirkan sesuatu. Senyum di wajahnya mengembang.
Ia lalu memasukan minuman yang dibuatnya ke dalam tas. Lalu tanpa pikir panjang ia melompat ke depan pengendara sepeda itu. Pengendara sepeda itu tidak sempat berbelok untuk menghidari Kyra sehingga akhirnya Kyra tertabrak. Tubuh kecil Kyra terlempar setengah meter lalu mendarat. Tak cukup hanya disana, Kyra melakukan aksi dramatis yang berlebihan seperti adegan-adengan di film-film yang banyak di tontonnya, ia berguling-guling beberapa kali. Terdengar teriakan panjang orang-orang di sekelilingnya, pasalnya tubuh Kyra berguling sampai ke jalan raya membuat mobil hampir saja menabrak tubuhnya jika saja sang pengendara tidak cepat menginjak pedal gas. Tubuh Kyra berada tepat di depan moncong depan mobil.
Teriakan panjang terdengar dari berbagai arah, tak terkecuali kerumunan fans Agam yang melihat kejadian tersebut. Kyra masih memiliki sedikit kesadaran saat seorang pria berhelem khas pesepeda mendekat padanya, matanya berkedip lambat, pria ini pasti pria yang menabrak Kyra dengan sepedanya. Matanya terbuka lagi, seseorang berjongkok di sampingnya. Jaket bomber merah itu… Kyra mengenalinya.
Senyumnya mengembang tipis sebelum akhirnya kesadarannya hilang sepenuhnya.
Agam benar-benar datang.
***
Kegelapan yang sebelumnya menarik semua cahaya yang ada di sekitar Kyra perlahan kembali. Cahaya samar-samar kembali hadir bersamaan dengan kerjapan-kerjapan mata pelan. Kyra sudah tersadar. Ia terbangun di ranjang sebuah rumah sakit.
Seorang pria langsung menghampirinya dengan panik begitu Kyra membuka mata. Detik berikutnya pria itu berhambur keluar dari kamar rawat yang lumayan besar seperti kamar rawat orang berada. Mungkin dia berlari untuk memanggil suster atau dokter dan mengabarkan bahwa ia sudah sadarkan diri.
Kepala Kyra terasa amat sanggat berat, pusing, matanya juga sedikit berkunang-kunang. Sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri? Cahaya matahari di luar jendela sudah berganti oleh kegelapan. Jam dinding menunjuk ke angka 11. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10 itu artinya ia tidak sadarkan 10 jam lebih.
Seseorang yang lain datang. Kyra masih menyesuaikan matanya dengan cahaya yang ada saat laki-laki berjaket bomber merah yang sama bersama seorang pria di belakangnya datang. Kyra mengenalinya. Memangnya siapa yang tidak bisa mengenali pacar sendiri.
''Agam.'' Jika bisa Kyra mungkin akan berteriak. Tapi apalah daya ia sedang amat sangat lemas saat ini. Sehingga hanya bisa mengeluarkan suara lembut itu.
''Apa yang kamu rasakan?'' tanya Agam sambil mengamati keadaan Kyra di ranjang rumah sakit.
Agam berada di sini, itu artinya Agam menungguinya sejak tadi. Senyum Kyra mengembang kembali. Hangat rasanya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Agam akan menungguinya seperti ini. Bukankah ini sebuah kemajuan?
''Aku pusing.'' Kyra memegangi kepalanya dan berbicara serta bertingkah belebihan padahal rasanya tidak sesakit itu.
Agam menatap laki-laki di belakangnya. Laki-laki yang berumur lebih tua dari agam. Kyra tidak mungkin tidak mengenali siapa laki-laki yang ditatap Agam, sebab Kyra tahu informasi lengkap mengenai Agam. Dan laki-laki yang lebih tua dari Agam itu adalah managernya. Seseorang yang sudah Agam anggap seperti kakaknya sendiri. Seorang yang mengurusi segala keperluan Agam sejak 7 tahun lalu sejak Agam memutuskan untuk terjun ke dunia hiburan. Namanya Ridwan, berumur 28 tahun yang berasal dari kampung yang sama seperti Agam, Pekalongan.
''Tolong panggilkan dokter.'' ucapnya pelan namun penuh wibawa.
Baru saja Ridwan hendak keluar melaksakanan perintah dari Agam, dokter bersama seorang perawat masuk. Di belakang perawat dan dokter itu ada seorang laki-laki asing.
''Kyra bisa dengar suara saya?'' tanyanya.
''Iya.'' jawab Kyra lagipula ia tidak terbentur apapun, ia hanya berguling-guling di trotoar, yang sialnya membuatnya berakhir telentang di depan moncong mobil. Ia pingsan pun karena kaget dengan keberadaan dirinya yang di depan moncong mobil. Tidak ada yang mungkin menyebabkannya tuli.
''Boleh saya periksa?'' dokter pria ini amat sangat ramah masih, juga masih muda. Perempuan yang dipinang dokter ini pasti sangat beruntung sekali. Laki-laki selembut, seganteng, dan seramah ini, sempurna.
Kyra mengangguk namun matanya terarah kepada Agam, pria berjaket bomber itu sedang memainkan ponselnya. Betapa tampannya pria itu. Kyra tidak akan bosan menatap wajah itu walau ratusan tahun berlalu. Wajah seperti itu tidak akan pernah membuat bosan meskipun ditatap lama-lama.
Setelah selesai memeriksa dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah membaik. Dokter itu menanyakan apakah ia masih mau menginap di rumah sakit atau pulang saja karena sebenarnya keadaannya sudah memungkinkan untuk pulang. Kyra pun menjawab bahwa ia lebih baik pulang saja dengan alasan bahwa mamanya mungkin khawatir di rumah.
Kyra mengatakan hal itu sambil menatap Agam, ingin melihat bagaimana reaksi Agam. Laki-laki itu tersenyum, Kyra melayang.
''Kamu pulang sama siapa?'' tanya Ridwan.
Kyra menatap Agam berharap pria itu menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
''Saya bisa antar dia pulang.'' pria asing yang sejak tadi ada, yang entah siapa itu menawarkan diri.
Kyra menatap pria itu memprotes. Namun yang diucapkan Ridwan selanjutnya mematahkan harapan Kyra.
''Bagus kalau begitu. Saya dan Agam harus segera terbang ke Balikpapan.'' ucapnya sambil menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. ''Saya khawatir kalau kami mengantar Kyra dulu kita akan ketinggalan pesawat.''
Ridwan menatap Kyra sambil tersenyum. ''Maaf ya Agam gak bisa nganter kamu pulang.'' katanya sambil menepuk pelan puncak kepala Kyra seperti dia menepuk kepala anak anjing. Membuat Kyra yang mau protes mau tidak mau harus patuh.
Agam menepuk pundak laki-laki asing itu. ''Titip Kyra ya.''
Dada yang dipenuhi protesan seketika luluh mendengar Agam menyebut namanya. Agam tahu namanya?
''Kyra saya pergi dulu ya.'' ujar Agam. ''Jaga kesehatan dan lebih hati-hati lagi nanti jangan sampai kecelakaan kaya tadi.''
Kyra mengangguk patuh bagai anak anjing yang baru belajar hal baru dari majikannya. Memperhatikan Agam secara seksama dari jarak dekat.
''Kak Agam tunggu.'' Kyra berteriak membuat Agam dan mangernya Ridwan yang sudah tiba di ambang pintu berbalik kembali. ''Ada yang harus aku kasih ke Kak Agam.''
''Apa?'' Agam kembali lagi.
Kyra mengambil tasnya dibantu oleh laki-laki asing itu. Dikeluarkannya minuman yang sejak semula hendak diberikannya kepada Agam beserta sapu tangan serta sapu tangan yang ia sulam menggunakan tangannya sendiri. Agam menerimanya dengan penuh rasa senang.
''Terima kasih banyak Kyra.'' Agam menepuk puncak kepala Kyra. ''Cepet sembuh ya.''
''Kak Agam maaf ya aku gak bisa hadir di konser Kak Agam yang di Balikpapan. Akunya kan baru aja kecelakaan.''
''Iya gapapa. Kesehatan kamu lebih penting. Cepet sembuh ya.''
Setelah itu Agam bersama dengan Ridwan benar-benar pergi. Setengah jam kemudian Kyra juga pulang bersama dengan laki-laki asing itu yang ternyata adalah pesepeda yang menabraknya. Tidak bukan seperti itu, pria ini tidak benar-benar menabraknya, Kyra yang menabrakan diri ke sepedanya untuk menarik perhatian Agam yang ternyata berhasil.
Namanya Bahar, kelas 2 SMA yang ternyata juga sekolah di SMA Bumi Nusantara. Kyra juga sekolah di Bumi Nusantara, bedanya Kyra di SMP. Satu yayasan dan juga satu tempat dengan SMPnya. Tapi ia tidak pernah melihat pria bernama Bahar ini berkeliaran seperti cowok-cowok SMA lain yang suka ngeceng anak SMP.
Bahar memesan taxi online, meninggalkan sepedanya di parkiran sepeda rumah sakit, dia nanti akan kembali lagi untuk mengambil sepedannya. Tak lama kemudian taxi online yang dipesan datang. Mereka berdua duduk di jok belakang.
Beberapa menit terjadi keheningan sampai kemudian Bahar mengatakan sesuatu yang tidak ia duga akan dia tahu.
''Kamu tadi sengaja menabrakan diri ke sepeda aku kan?''
***
Buat kalian yang belum tahu tentang garis besar cerita ini dan alasan kenapa aku ngasih judul cerita ini Karena Kita Jatuh Cinta alasan utamanya adalah karena aku sering kali melihat orang-orang yang bilang bahwa jatuh cinta itu menyakitkan atau orang yang terlalu over dalam mencintai seseorang dan sesuatu.
Cerita Karena Kita Jatuh Cinta merupakan kumpulan kisah-kisah beberapa tokoh yang berbeda dengan apa yang di cintainya:
1. Aziel yang mencintai Vira secara berlebihan sehingga di bodohi oleh rasa cinta yang dimilikinya
2. Kyra yang mencintai idolanya secara berlebihan sehingga mengabaikan dirinya sendiri. Sejenis fans fanatik yang terlalu over
3. Sasi seorang orangtua tunggal yang harus menjelaskan bahwa cinta yang dimilikinya untuk Zanna putrinya sama seperti kasih sayang orang tua yang lain meskipun dia sibuk. Dari cerita ini saya ingin membuka kacamata baru untuk anak yang lahir dari orang tua sibuk bahwa kasih sayang orang tuanya amat sangat besae, hanya saja ditunjukan dengan cara yang berbeda
4. Nara yang rela berubah karena dia jatuh cinta pada Fahar teman sekelasnya sampai melakukan berbagai hal untuk mengubah dirinya. Sejujurnya ini juga merupakan tamparan keras buat aku karena aku juga pernah mengalami hal ini. Dan ini gak seharusnya dilakukan
5. Ivan yang terlalu mencintai dirinya sendiri sehingga menganggap apa yang dilakukannya selalu benar. Makna I love myself yang keliru
Aku harap dari cerita-cerita mereka bisa membuka beberapa kacamata baru buat kehidupan kita
Nantikan kelanjutannya yaaa
Jangan bosen-bosen nunggu hhe
Sending hug
Iis Tazkiati Nupus
120420
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top