Bab XI Mereka membutuhkan pemburu banteng
Lily Redant adalah tipe perempuan yang tidak suka berpetualang. Dia tidak terlalu menyukai pesta dan berlian. Dia tidak pernah merasa bangga menjadi perempuan bangsawan yang bisa duduk-duduk dan bersantai. Sebagai bagian dari keluarga Redant yang memiliki darah kesatria, Lily Redant tumbuh dengan pemahaman dan nilai seorang ksatria. Tidak peduli apa posisi seseorang, dia hanya akan berdiri di sisi benar.
Dan katarsis dari karakternya adalah Romellia, calon Putri Mahkota, Tunangan Gideon.
Dia benci perkumpulan bangsawan, Romellia menyukainya. Dia benci kekuasaan otoriter, Romellia selalu menjadi 'Ratu Lebah'. Dia benci perhatian, Romellia senang memancing keributan. Sejak dulu, sejak mereka masih kecil, keduanya sudah saling menolak. Padahal jika melihat kekuatan keluarga masing-masing, dia dan Romellia punya kesempatan untuk membangun hubungan yang erat dan harmonis. Tapi Romellia dan kelakuannya adalah satu hal besar yang tidak akan pernah disukai Lily.
"Jadi ... bagaimana kabar Anda dengan tunangan Anda, Marquis Horison?"
Theresa, putri Viscount Roger, mengalihkan perhatian Lily dari Romellia. Kelompok itu beranjak dari kegiatan mengamati setelah bosan dengan ketenangan Romellia yang terlihat kalem dengan aktivitasnya sambil menikmati wine. Dulu, bahkan tidak sampai lima menit kemudian, Romellia biasanya akan mempermalukan seseorang, atau mungkin merepotkan tuan rumah. Tapi malam itu, perempuan itu sangat tenang.
"Tidak ada," jawab Lily sekenanya.
"Saya sangat penasaran seperti apa rupa Marquis Horison di hadapan kekasihnya."
Theresa tampak berbinar, mengharapkan adanya kisah asmara antara Lily dan idolanya. Siapa yang tidak penasaran dengan hubungan romantis pria seperti Marquis Horison yang selalu tersenyum manis dan bertingkah laku paling baik diantara bangsawan kerajaan pada orang lain?
Marquis Horison adalah tipikel pria lembut yang sopan kepada siapa pun tanpa peduli posisi seseorang. Pria bijaksana yang dekat dengan hati rakyatnya. Calon ideal yang akan memanjakan perempuan pujaannya. Dan seseorang yang beruntung tersebut adalah Lily dari kediaman Redant, yang sama luar biasanya. Syukurlah perempuan obsesi sekelas Romellia hanya satu di kerajaan sehingga tidak akan ada perempuan bangsawan gila lain yang akan berusaha keras untuk mengekang seorang pria. Sangat melegakan melihat Romellia secara konsisten mengejar Putra Mahkota mereka.
Lily tersenyum ringan, membayangkan wajah tampan Aaron yang meski sangat pelit tersenyum padanya namun tetap enak dipandang—apalagi ia tipe idealnya—membuat hati Lily bersemi.
"Saya sangat senang, saya menjadi perempuan pilihan untuk kediaman Horison."
Theresa dan beberapa perempuan lain setuju. Mereka tidak dapat bersaing dengannya dengan cara apa pun.
"Syukurlah, Nona Amour tidak serakah pada pria bangsawan lainnya."
Lily sedikit mengernyit karena tidak senang. Tunggu, tunggu, mengapa ada yang mengatakan hal seperti itu?
"Apa maksudnya, Nona Roger?"
"Oh ... apa Nona Redant tidak tahu?"
"Tidak tahu apa?"
Lily terlihat tidak sabar, apakah ada yang benar-benar dia lewatkan?
"Itu ... kediaman Horison pernah menawarkan pertunangan dengan kediaman Amour."
Hei, kapan hal seperti itu pernah terjadi?
"Hanya saja saat itu, Nona Amour sudah mengirimkan lamaran ke Kerajaan," lanjut Theresa gelisah. Ah, sepertinya dia mengatakan sesuatu yang salah.
Suasananya langsung canggung.
"Saya tidak tahu bahwa ada kejadian seperti itu," gumam Lily serupa bisikan.
Jadi, sebelumnya dia bukan kandidat utama yang dianggap terbaik oleh kediaman Horison? Mengapa dia baru tahu sekarang?
Jika membandingkannya sejak lamaran Romellia ke Kerajaan yang sekitar dua tahun lebih dan pertunangan mereka enam bulan lalu, apakah selama jeda dua tahun inilah kediaman Horison masih berharap untuk perubahan situasi di mana Romellia berbalik untuk menerima lamaran mereka? Dan kemudian, dia tidak akan berkesempatan menjadi Marchioness Horison masa depan?
Apa kualitas seorang Romellia untuk dibandingkan dengannya? Selain kekayaannya, perempuan itu sebenarnya tidak waras. Tidak punya otak juga. Tidak punya hati nurani pula. Sangat tidak cocok untuk disandingkan dengan Aaron-nya!
"Nona Amour tolong berhenti membuat keributan!"
Suara teriakan perempuan yang merupakan tuan rumah pesta, Catherine dari kediaman Forbes meraung. Suaranya berasal dari sudut pesta yang menuju ke arah dapur. Beberapa pengawal sewaan kediaman Forbes segera masuk mengamankan situasi.
Lihat, apakah seperti itu Marchioness yang diinginkan kediaman Horison?
***
"Katakan, katakan padaku bahwa kau Anivirella!"
"No—Nona ... saya bukan orang yang Anda cari."
Pelayan itu meringkuk takut di sudut koridor, apakah dia tidak salah lihat, perempuan aneh yang menuduhnya sebagai orang lain adalah Romellia Rozenct Amour? Perempuan dengan track record sebagai penindas ulung pelayan lemah sepertinya? Jika demikian, bisakah dia pulang dengan selamat malam ini?
"Aku tidak percaya, Anivirella! Kau pasti berbohong!"
Aroma alkohol tercium dari bibir merah Romellia, dia terhuyung-huyung saat mencoba mendekati pelayan yang masih berusaha menempel di sudut dinding. Heh, dia masih bisa melihatnya dengan jelas, dia pasti Anivirella, protagonis novel. Ya, dia akhirnya muncul!
Romellia tertawa bahagia. Keinginannya untuk menemukan Anivirella ternyata jauh lebih mudah dari yang dia kira.
"Ayo, ayo, ayo ke sini protagonis, Sayang," rayu Romellia tetapi pelayan itu bahkan lebih ketakutan. Ada apa?
"Tidak—Nona tolong biarkan saya pergi. Saya bu—bukan Anivirella. Nama saya Elis, saya bukan Anivirella! "
"Eh? Elis?" Romellia berpikir sejenak tapi tak lama kemudian pikirannya menghilang lagi. "Tidak, tidak, namamu Anivirella. Ya, ya, namamu Anivirella. Aku tahu itu."
Romellia meraih lengan pelayan itu dan bermaksud untuk membawanya pergi. Mereka perlu bicara sebelum ... kekacauan datang.
"Nona Amour apa yang Anda lakukan kepada pelayan saya?"
Catherine sedikit terkejut menemukan Elis, pelayan pribadinya, tampak pucat dan gemetar. Dia sudah menduga pestanya malam ini akan kacau balau karena kehadiran ahli pembuat onar bernama Romellia tapi dia tidak menyangka perempuan itu akan menyerang pelayan yang lemah.
"Pelayanmu?" Romellia menilai situasi dengan pikirannya yang acak-acakan.
"Ya, pelayan saya Nona Amour." Catherine mencoba meraih salah satu lengan Elis yang tidak ditarik Romellia. "Tolong lepaskan."
"Oh, maaf Catherine, dia pelayan saya mulai sekarang." Romellia tidak mau mengalah.
Eh, enak saja! Susah tahu menemukan Anivirella-nya.
"Maaf, Nona Amour. Pelayan di kediaman kami tidak bisa diambil sesuka hati. Kami memiliki kontrak kerja. "Catherine menarik lengan Elis lebih erat.
"Saya bisa membayar denda kontrak."
"Saya tidak menerima denda dari orang lain."
"Apa bedanya? Keduanya uang, bukan, Nona Forbes?"
"Berbeda. saya mohon untuk melepaskan pelayan saya!"
Apa-apaan, sih, perempuan berambut kusut itu! Anivirella-nya susah payah dia temukan malam ini setelah pencarian seribu purnama dan si Forbes sialan di depannya itu malah menahannya. Jika begini, sudahlah. Kepalang kabut, dia siap memulai pertengkaran ...
"Nona Amour tolong berhenti membuat keributan!"
'Plak!'
Catherine memegangi satu pipinya yang baru saja ditampar. Ternyata sakit juga tamparan yang diterimanya. Apakah Romellia ini benar-benar perempuan? Kekuatannya sangat, sangat, sangat mengerikan dan ... menyakitkan. Hiks.
"Kau yang berhenti menggangguku!" teriak Romellia. Sudahlah, kepalanya sakit sekarang dan pikirannya gelap. Sudah mabuk tanpa kendali, dia juga merasa bahwa tubuhnya akan beralih ke mode boneka antagonist-nya. Malam ini akan berakhir buruk, sepertinya.
Terserah. Urusan nanti biar nanti diurus! Berkelahi sajalah dulu!
Catherine menarik lengan Elis lebih erat, begitu pula Romellia dari sisi berlawanan. Alhasil, Elis menjadi korban keduanya. Pelayan itu mengerang kesakitan saat dia merasa kedua sisi tubuhnya akan dengan paksa berpisah malam itu
Tiba-tiba sebuah kekuatan datang dari samping dan melempar tubuh Romellia menghantam dinding. Catherine dan Elis yang kehilangan keseimbangan malah jatuh ke arah yang berlawanan dengan Romellia, lalu mereka berdua segera menyingkir, memberi ruang dan waktu. Sementara itu, orang yang baru saja tiba adalah satu-satunya orang yang masih berdiri tegak.
Romellia tahu siapa dia. Itu si jalang sok pahlawan, Lily Redant sialan!
"Saya pikir, saya juga ingin turut bergabung dengan Anda," ujar Lily geram.
Awalnya dia tidak akan kesal. Awalnya dia tidak akan memikirkan apa-apa. Dia akan berpura-pura baik-baik saja. Pada awalnya ... tetapi amarahnya naik ke ujung kepalanya ketika dia melihat wajah Romellia dan mengingat Theresa menyebutkan lamaran kediaman Horison pada Romellia.
Setengah membantu, setengah cemburu, pada akhirnya dia melampiaskan amarah di dalam hatinya dengan langsung menghadapi biang pembuat masalah terbaik, Romellia Rozenct Amour, musuh bebuyutannya sejak kecil yang kini menatapnya dengan beringas.
"Halah! Perempuan sialan!"
Romellia melangkah maju dan menjambak rambut coklat Lily. Tak mau kalah, Lily pun menarik rambut pirangnya. Romellia kemudian menyeruduk hidung Lily dengan kepalanya dan berhasil membuat Lily mimisan. Tidak lama kemudian, Lily melepas jambakkannya dan langsung menampar Romellia dengan pukulan yang keras hingga Romellia terhuyung mundur dengan ujung bibirnya berdarah.
Namun anehnya, kedua perempuan itu tertawa girang saat melihat lawan satu sama lain saling meneteskan darah.
Para pengawal sewaan kediaman Forbes akan menengahi tapi melihat tawa kedua perempuan itu nyali mereka segera menciut. Kedua perempuan itu tampak menikmati pertikaian mereka. Lebih baik menyerahkan tugas itu kepada para pengawal pribadi mereka.
Romellia membalas tamparan itu dengan tamparan. Lily tidak menghindar tapi sengaja pasang badan.
Lily pun membalas tamparan itu dengan tamparan, dan kompak seperti Lily yang tidak menghindar, Romellia pun sengaja membiarkan. Seolah-olah dia telah menunggu tamparan yang sama padanya.
Keduanya menampilkan adegan saling tampar dengan senyum menyeringai di bibir masing-masing.
"Nona, tahan!" Gerald, pengawal Romellia mencoba turun tangan di tengah-tengah keduanya. Tetapi sebelum dia bisa menangkap Romellia, dia telah menjadi korban tamparan Romellia—yang meskipun seorang perempuan tetapi cukup membuat Gerald terhuyung.
"Lepaskan Gerald bodoh!" kata Romellia.
Romellia dan Lily terus menyerang satu sama lain. Senyuman menyeringai melintasi wajah mereka dan terus melebar menjadi tawa yang menakutkan.
"Nona, tolong hentikan!" Kali ini, Isaac, pengawal Lily yang segera menarik majikannya ke kuncian leher, tetapi perempuan itu memberontak dengan keras dan meloloskan diri seperti belut dengan mudah.
Astaga, kenapa perempuan- perempuan itu begitu kuat saat bertarung? Tetapi jika melihat tubuh fisik mereka, mereka terlihat sangat lemah.
Gerald mencoba peruntungannya lagi di hadapan Romellia. Dia sebenarnya sangat ingin ikut bergabung dalam adegan perkelahian antara kedua perempuan itu, seandainya saja dia tidak ingat bahwa dia adalah seorang pria yang seharusnya melakukan adu jotos saat bertengkar, mengingat ini adalah satu-satunya kesempatan emas untuk membalas perbuatan majikannya, yang selama ini senang memberinya sakit kepala dan keinginan untuk mundur dari ksatria.
Namun yang mengejutkan, perempuan selemah Romellia ini ternyata cukup kuat saat bertarung. Perempuan itu berhasil mendorong Gerald berkali-kali sementara Gerald mencoba menenangkannya.
Astaga, mereka membutuhkan pemburu banteng jika seperti ini! Darimana kekuatan Romellia untuk mampu menyingkirkan tubuh besar Gerald?!
Karena frustrasi, Gerald memberi isyarat kepada semua prajurit untuk bergerak bersama dalam menenangkan Romellia. Begitu juga dengan Isaac di sisi lain.
Seharusnya para bangsawan mempekerjakan lima pengawal untuk masing-masing putri mereka, jika putrinya bertengkar, mereka pasti akan sekuat dua perempuan bangsawan itu dan satu atau dua pengawal tidak akan cukup untuk melawan keganasan mereka.
Berhasil. Kedua perempuan itu akhirnya tidak bisa menyingkirkan pengawalnya. Segera Gerald menyeret tubuh majikannya ke kereta dan memanggil Leine untuk membantunya menyeret tubuh Romellia. Jika saja ada tali atau rantai, Gerald mungkin akan lupa bahwa Romellia adalah seorang perempuan dan bangsawan, dia pasti akan memilih untuk mengikat perempuan itu yang masih mengamuk meskipun telah terkunci di kereta mereka.
"Apa yang terjadi?" Leine bertanya ketika mereka sedang mempersiapkan kereta untuk meninggalkan kediaman Forbes.
"Seharusnya aku yang bertanya!" Gerald terlihat geram, jika saja malam ini dia tidak bertukar tugas dengan Carlos karena kalah taruhan, dia tidak akan berada dalam situasi yang konyol malam ini, dimana dia ditampar, dipukuli dan didorong berulang kali. Kebanggaannya sebagai seorang ksatria dan seorang pria benar-benar telah diinjak-injak oleh Romellia malam ini. "Kau tidak mengawasinya dengan benar!"
"Aku sudah mengawasinya tapi aku tidak tahu dia bisa menghilang dari pandanganku!"
"Astaga, sudahlah! Kita harus cepat kembali sebelum dinding kereta runtuh, ditendang oleh Nona."
Pada saat itu juga, Gerald, Leine, dan kusir kereta Amour segera meninggalkan kediaman Forbes dengan tergesa-gesa.
Selain kereta Amour, sebenarnya ada Isaac yang kesulitan menyeret Lily Redant ke dalam kereta meski sudah dibantu oleh para pengawal.
"Menyingkir Isaac! Biarkan aku urus perempuan jalang itu! "
Isaac menahan sakit kepalanya. Astaga, sejak kapan Lily, yang dia kenal, seorang perempuan bangsawan yang bijaksana dan anggun, bisa mengutuk seperti itu?
"Nona, harap menahan diri!"
"Huh, Isaac! Kau tidak mengerti."Lily memberontak, dia dengan cepat berlari mengejar kereta Romellia yang meninggalkan kediaman Forbes, tampak kesurupan." Aku akan menghabisi perempuan jalang Romellia sampai ke tulang-tulangnya. "
"Nona, tolong tenangkan diri Anda."
Isaac merasa kakinya gemetar karena kelelahan menahan Lily. Dia kemudian menggendong perempuan itu dan memaksanya masuk ke dalam kereta. Nyatanya menangani hanya satu perempuan lebih sulit daripada melawan sepuluh pria. Jika hanya seorang pria yang mengacau, maka Isaac akan memukulinya sampai pingsan. Tapi perempuan, apa yang bisa dia lakukan pada makhluk lemah yang berubah menjadi galak saat bertarung? Dia tidak tahu, terutama karena ini adalah pertama kalinya dia menangani seorang perempuan dalam perkelahian.
Inikah yang dirasakan para ksatria di kediaman Amour setiap hari? Jika, ya, dia sangat bersimpati kepada Gerald yang tetap berada di sisi Romellia sampai hari ini.
***
Pagi itu seharusnya baik-baik saja bagi Markus jika dia tidak menerima laporan tentang kegiatan ekstra Romellia tadi malam. Hanya mendesah saja tidak cukup untuk menghilangkan kejengkelannya dan nyeri kepalanya. Apakah itu tipe gadis yang diimpikan Putra Mahkota? Perempuan pembuat onar?
Sepanjang koridor Istana Zarzuq menuju ruang kerja Gideon, Markus terus melatih ekspresi tenangnya dan mencoba menyembunyikan ekspresi kesal seperti biasa. Dia tidak bisa seenaknya memakai ekspresi wajah saat bekerja, terutama ekspresi wajah kesal yang berkaitan dengan Romellia. Sebagai pria pemegang julukan wajah datar di seluruh Kerajaan, itu seharusnya mudah dilakukannya. Tetapi karena ketidaksukaannya pada Romellia telah mencapai sumsum tulang belakangnya hingga seluruh darah di tubuhnya, ekspresi wajahnya yang datar berpengaruh.
Ada apa dengan Putra Mahkota yang bahkan ingin menikahi perempuan seperti Romellia ini?
Jika itu dia, Romellia pasti sudah dipenggal sejak lama.
Ketika ajudan Gideon mengumumkan kehadirannya dan dia diantar masuk, dia segera menahan napas untuk detik pertama. Apa ini? Haruskah dia melaporkan aktivitas Romellia di mana kekasih dari pihak yang bersangkutan juga ada di sini? Situasi seperti apa pagi ini?
"Apa yang salah?" Gideon bertanya, biasanya Markus tidak memasang ekspresi rumit di wajahnya.
Markus tidak lupa mengamati wajah lain di ruangan, di mana Marquis Horison duduk dengan tenang di seberang Gideon. Apakah ini waktu yang tepat? Yah, biasanya akan baik-baik saja jika dia melaporkan aktivitas Romellia sementara Marquis Horison bersama mereka tapi ... masalah kali ini ada hubungannya dengan tunangannya juga.
Ah, haruskah dia mengambil cuti setelah ini?
***
TBC, 15/12/2020
Saya lagi mood nulis, jadi mengupload satu chapter lebih awal yang seharusnya akhir pekan ini.
semoga suka ya ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top