Bab V Pemain Kedua Pria
Typo alert!!
******
Butik For Flower menjadi tegang karena perang memelototi antara Romellia dan rombongan Lily setiap kali mereka saling bersinggungan.
Sir Roxette, selaku pemilik toko mencoba menjadi penengah. Karena melihat bahwa selama ini Romellia selalu menjadi perempuan yang akan berulah seperti beruang buas yang lepas dari kurungan, maka Sir Roxette melayaninya lebih dulu dengan berhati-hati.
Apapun yang dimintanya, Sir Roxette tidak membantah. Apapun yang perlu diganti, Sir Roxette tidak menolak. Apapun ide aneh yang diberikan Romellia, Sir Roxette mengikuti.
"Ini tidak adil, Sir Roxette. Kediaman Redant telah lama dilayani di toko Anda. Jika seperti ini terus, ada kemungkinan di masa depan kita tidak akan bekerja sama lagi," ujar Lily menahan geram. Sikap pilih kasih Sir Roxette terlalu kentara.
"Bukan begitu, Nona. Saya tidak bermaksud. Tetapi..." Sir Roxette merasakan keringat dingin membanjiri. Jika Romellia adalah beruang buas, maka Lily Redant adalah harimau lapar. Mengapa dia begitu sial untuk bertemu kedua perempuan buas itu di tokonya hari ini?!
"Tetapi apa?!" Lily menaikan nada bicaranya dengan dagu diangkat tinggi-tinggi. "Apa Anda pikir kediaman Redant terlalu miskin untuk membayar seluruh gaunmu?!"
"Hohoho, Nona Redant." Romellia baru saja keluar dari ruang ganti bersama Leine. Melihat pemandangan di depannya yang terlihat seolah Lily akan memukul Sir Roxette yang bertubuh gempal, membuatnya merasa geli. "Jangan menaikan nada bicara Anda. Itu tidak seperti putri bangsawan. Sangat barbar dan tidak sopan."
"Jangan sama, kan, saya dengan Anda, Nona Amour," cibir Lily.
"Saya juga tidak sudi disamakan dengan Anda, Nona Redant," sahut Romellia santai.
Kedua perempuan itu saling melototi satu sama lain dengan tajam. Siapapun terlihat seolah akan menjadi orang pertama yang lebih dulu mengambil langkah maju untuk memulai perkelahian. Melihat itu, Sir Roxette maju ke tengah. Biarlah dia berkorban hari ini demi keutuhan dan kehormatan toko pakaiannya.
"Saya pikir, itu dapat dibicarakan baik-baik, Nona Redant. Anda telah salah paham. Setelah saya melayani Nona Amour, tentu saya akan melayani Anda." Sir Roxette memasang senyum bisnisnya dengan tulus.
"Kenapa dia yang lebih dulu dilayani? Saya yang lebih dulu tiba di sini!"
"Karena aku selalu akan didahulukan, Nona Redant." Romellia tersenyum penuh ejekkan.
"Su-sudahlah, Nona Redant. Anda benar-benar telah salah paham." Sir Roxette merasa bahwa sebentar lagi bom waktu dalam tokonya akan meledak. "Dan, Nona Amour, saya akan menyelesaikan seluruh pesanan. Anda bisa pulang dan beristirahat sekarang."
Romellia melototi Sir Roxette dengan jengkel setelah mendengarnga. "Anda mencoba mengusir saya sekarang??"
"Ti-tidak, Nona Amour. Tidak seperti itu. Anda juga telah salah paham." Sir Roxette merasa apapun yang dia lakukan saat ini, bukannya meredakan malah menambah bahan bakar pada api.
Di belakang Sir Roxette, Lily tersenyum penuh kemenangan. Melihat senyumnya, Romellia merasa tersinggung.
Hah, apapun yang terjadi, terjadilah! Meski nanti Duke Amour tidak akan memaafkannya lagi, Romellia tidak akan membiarkan hal ini berlalu dengan Lily sebagai pemenang. Tetapi sebelum dia bisa mengambil ancang-ancang, Leine menyela.
"Tidak, Nona. Sir Roxette ingin kita mengambil waktu istirahat karena kita telah berbelanja selama tiga jam tanpa istirahat. Benar begitu, Sir Roxette?" ujar Leine dengan senyum tipis.
Leine yang muncul bak malaikat jatuh nyaris membuat Sir Roxette meneteskan air mata. Dengan cepat dia mengangguk. "Benar sekali."
"Dan juga, jika pesanan yang telah jadi tidak sesuai keinginan Nona, Sir Roxette akan dengan senang hati ke kediaman Amour untuk datang. Benar begitu, Sir Roxette?" lanjut Leine dengan telaten.
"Benar. Benar sekali," sahut Sir Roxette semangat.
"Oh, begitu. Baiklah. Aku akan pulang sekarang." Romellia menghela napas. Hampir saja dia membuang-buang tenaga untuk menghadapi orang-orang tidak penting ini.
Mengabaikan senyum cemoohan Lily, Romellia berbalik santai. Tadinya dia pikir dia akan benar-benar lepas kendali. Tetapi secepat emosinya naik, secepat itu pula perubahan emosinya turun. Perubahan suasana hatinya terjadi begitu cepat.
Bagaimanapun juga sebagai antagonis dalam novel, tubuh Romellia Rozent Amour telah di setting agar gampang meledak. Jadi sedikit saja senggolan, Romellia bisa-bisa langsung menggigit lawannya.
Untungnya, terkadang hanya dengan sedikit ketenangan pikiran akan membuat emosi Romellia untuk memulai perkelahian segera menghilang tanpa bekas. Seolah tadi dia tidak pernah merasa begitu marah sampai-sampai ingin mencabik orang lain.
Awalnya Romellia juga tidak paham akan swing mood-nya yang selalu terjadi. Mungkin, ini karena dalam tubuh boneka seorang antagonis ada jiwa orang waras yang tidak gampang naik pitam. Oleh sebab itu, mungkin perputaran mood-nya dengan tajam dapat terjadi.
Setidaknya, itu yang Romellia simpulkan.
Selain itu, ada juga faktor lain yang membuatnya dapat sedikit mengendalikan amarah, yaitu keberadaan dari pelayannya yang selalu cepat mengambil kendali. Tidak salah dia memilih Leine sebagai pelayan pribadinya selama ini. Meski kadang Leine dapat menjadi sangat menyebalkan, tetapi hanya Leine yang benar-benar sadar kapan waktu untuk menghentikan dirinya. Ya, meski kadang masih tidak dapat menghentikannya.
"Ayo pulang, Leine!"
*****
Ada kalanya suatu kebetulan dapat sangat mengejutkan seseorang. Sama hal saat Romellia bertemu dengan orang yang paling tidak dia pikirkan dapat dengan mudah dia temui di jalan.
Sebelumnya, Romellia tidak terlalu fokus saat akan menaiki kereta kudanya. Dia masih merasa Sir Roxette sepertinya sengaja mengusirnya agar Lily menjadi tenang. Namun radar penangkap ketampanan miliknya melihat wajah tampan di atas rata-rata. Dan, happ! Pria tampan itu tidak lain adalah si pemeran kedua pria dalam novel.
Pria innoncet dengan senyum riang. Sosok good boy yang lembut. Dialah Marquis Horison, secondlead male yang membuat semua pembaca pernah tergila-gila karena rasa manis-nya kepada Pemeran Utama Wanita. Meski cintanya bertepuk sebelah tangan, tetapi cintanya membuat dia mengabdikan diri untuk melindungi Anivirella dalam novel itu. Dan salah satu penggemar gilanya adalah Romellia.
"Leine?!" Romellia memanggil pelayannya dengan semangat karena terlalu senang. "Apa yang baru saja kulihat?!"
"Eng... apa yang Nona lihat?" Bingung, Leine melirik arah pandang Nona-nya. "Tuan... Marquis Horison?"
"Ya, ya, ya. Aku melihatnya!" Romellia tampak sumringah, memandang idolanya dengan tatapan memuja. "Bukankah dia sangat tampan?!"
"Ya.... tapi," gumam Leine ragu.
"Tapi apa?! Hah!" Romellia mengernyit. Apa-apan?! Siapa yang berani mengatakan kata tapi untuk Pemain Kedua Luar Biasa Kita?!
Leine meringgis. Ini masalah besar seperti. Jika tidak dihentikan maka akan terjadi kekacauan besar. "Eng... itu Nona... tidak sopan untuk menyukai pria lain saat Nona sudah memiliki..."
"Memiliki apa, huh?! Leine, jangan membuatku bingung."
"Nona sudah memiliki kekasih, jadi tidak baik untuk..."
"Kekasih? Apa itu?" Romellia menatap Leine dengan terkejut, lalu menyadari sesuatu. "Tu-tunggu, apa maksudmu Leine?"
"Raja tidak akan menyukai ini." Leine menutup kalimatnya dengan senyum, 'kumohon jangan membuat masalah yang tidak dapat diselesaikan'.
Romellia merasa gatal di kepalanya karena melihat pelayannya yang satu itu. Menghela napas, dia berujar. "Jangan salah paham. Aku hanya menganggapnya idola."
Leine tampaknya tetap tidak percaya. Bahkan Carloss dan Gerald yang tidak berkomentar dari awal percakapan, meringis dengan terang-terangan atas upaya menyakinkan Romellia.
"Sungguh. Aku bersumpah!"
Ketiga orang di depannya tersenyum simpul.
"Bisakah kalian sesekali berada di sisiku?"
"Kami tidak pernah berada di sisi lain, Nona." Leine mewakili dan diamini oleh kedua orang di belakangnya. Bagaimanapun, hanya mereka bertiga yang selalu bertanggung jawab atas setiap kali Romellia berulah.
"Terserah kalian. Aku lelah," ujar Romellia menyerah.
Memperbaiki suasana hatinya, Romellia mendekati Marquis Horison yang baru saja turun dari keretanya. Ketika berhadapan dengan pria itu, Romellia disambut sinar menyilaukan dari wajah lembut Marquis Horison yang luar biasa.
"Selamat siang Marquis Horison," sapa Romellia semangat.
Pria tampan di depannya mengernyit tidak suka dengan kentara.
Tunggu. Tunggu sebentar!
Ekspresi apa yang baru saja dilihatnya? Apakah Marquis Horison tidak menyukai sapaan Romellia? Dimana letak kesalahannya sampai-sampai tokoh baik hati di depannya tampak jengkel dengan kehadirannya?
"Selamat siang, Nona Amour. Senang bertemu Anda di sini." Marquis Horison membalasnya dengan acuh tak acuh.
Apa Romellia salah ingat bahwa pria di depannya merupakan pemeran kedua pria yang sangat sangat sangattttt baik hati kepada Anivirella dan kepada siapapun. Apa dia salah orang? Tetapi nama Marquis Horison hanya satu dan dia berada di depannya sekarang!
"Senang bertemu Anda." Mengabaikan nada ketus Marquis Horison, Romellia tetap tersenyum lebar. "Apa yang Anda lakukan di sini?"
Marquis Horison mengernyit, merasa tidak suka dengan seseorang yang mencoba tahu mengenai urusannya. Dan siapa gerangan orang yang mencoba mengganggunya ini? Tidak lain perempuan nomor satu yang harus dihindarinya dalam daftar berbisnis. Romellia Rozenct Amour, putri Duke Amour, yang terkenal karena tingkah aneh dan kekejamannya. Siapa yang mau mengenal perempuan seperti itu jika bukan karena paksaan. Contohnya, Putra Mahkota mereka, Gideon Abore Bartolome.
"Ah, maaf atas kelancangan saya." Romellia tertawa kikuk ketika tatapan mata Marquis Horison tampak menahan kesal. Dia tidak pernah merasa canggung sebelumnya tetapi pria di depannya ini terang-terangan mengatakan bahwa dia tidak menyukainya. Bahkan Gideon pun tidak menunjukkan ekspresi kesal seperti itu ketika dia mengganggunya.
"Saya ada urusan di sini." Marquis Horison menjawab dengan paksaan. Dia harus tetap menghormati perempuan di depannya sekalipun dia sangat membencinya.
Romellia cukup kecewa dengan sikap Marquis Horison. Di masa lalu dia sangat berharap dapat bertemu dan melihat visual langsung dari pemain kedua pria yang membuatnya tergila-gila. Tetapi saat bertemu dia malah memberikan aura kebencian yang luar biasa. Sulit untuk tidak patah hati ketika idolamu menolakmu mentah-mentah. Hiks.
"Aaron? Kau telah tiba?" Suara seorang perempuan menyela dengan centil. Dan siapa dia?!
Perempuan itu membuat Romellia nyaris pingsan. Tidak lain, dia adalah Lily Redant. Perempuan yang sama, yang nyaris mengajaknya adu jotos. Dan perempuan itu datang dan langsung meraih lengan Marquis Horison dengan mesra.
"Kau? Apa yang kau lakukan?!" Romellia berteriak marah saat melihat Lily bersikap romantis pada Marquis Horison. Dan keseluruhan orang kini menatapnya dengan bingung.
Hancurlah sudah Romellia!
****
24 November 2020
Thanks to all readers!!!
Karena melihat bahwa pertumbuhan pembaca di lapak ini cukup bagus, penulis memposting satu chapter lebih cepat dari biasanya :)
Jadi, dukung penulis dengan meninggalkan jejak agar semangat menulis, misalnya dengan tidak pelit vote.
*Oh iya, jika kalian sadar nama FL kita seharusnya Romellia bukan Romelia, tetapi karena salah penulisan diawal tidak bisa diperbaiki secepatnya. Mohon untuk jeli membiasakan diri. Hehehe...
👇
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top