Bab II Di mana sebenarnya Anivirella berada?

BAB INI BARU SAJA DIREVISI


***


Gideon berjalan menyusuri koridor, berbelok tiba-tiba menuju taman. Memotong kompas menuju ruangan lain. Sebelum itu dia berhenti melihat sekeliling dengan waspada, lalu naik menuju tangga lantai dua. Setelahnya, pria itu memasuki ruangan dimana beberapa orang telah menantinya di sana.

"Semua telah siap, Yang Mulia." Seorang pria berpakaian ksatria tingkat tinggi bergegas tanpa basa-basi seolah mereka diburu.

"Bagus."

Gideon meraih teropong panjang berwarna emas yang diberikan pria tadi. Melihat pemandangan yang ingin dia amati. Di sebuah ruangan, Romelia tidak menyadari bahwa gerak-geriknya baru saja diamati oleh tunangannya.

"Sejak kapan dia bertingkah seperti itu?" Gideon tanpa memindahkan pandangannya bertanya.

"Sekitar lima belas detik, selama Yang Mulia dalam perjalanan."

Jadi, kalian telah melihat tingkah centil perempuan ini yang sedang mengoyangkan dua buah dada montok miliknya?!

Gideon merasakan amarah. Perempuan manapun dapat dia berikan pada prajuritnya, tetapi tidak mengenai wanitanya. Meski sehelai rambut Romellia pun, dia tidak akan sudi membaginya.

Para prajurit itu jelas menyembunyikan rona merah di pipi mereka. Gideon melihat Markus, pria tadi yang menghampirinya, memiliki telinga merah ketika berbicara dengannya sekarang.

Mengapa Romellia selalu bertingkah tidak masuk akal? Ini benar-benar membuatnya frustrasi.

***

Setelah menerima pesan dari prajurit bahwa Romellia telah pulang dengan selamat sampai tujuan. Gideon melanjutkan kembali laporan kegiatan Romellia yang telah diamati beberapa waktu terakhir.

Kebanyakan dari semua laporan itu adalah dua sisi besar sikap Romellia yang saling bertolak belakang.

Perempuan itu dapat bertingkah normal dan tenang dalam beberapa hari. Tapi besoknya bisa tiba-tiba membawa bencana. Entah menyiksa pelayannya, atau mencari masalah di luar kediaman Amour.

Perempuan itu bisa saja mencari keributan secara acak pada perempuan bangsawan lain. Atau pada kasus yang lebih aneh, mencari masalah pada para pedagang di pasar.

Gideon mengenal baik karakter Romellia. Mereka telah hidup bersama sejak kecil. Sifat Romellia memang sedikit kurang ajar. Tetapi akhir-akhir ini, sikap Romellia menunjukan siklus yang aneh, yang tidak seperti karakter aslinya. Meskipun perempuan itu memang sedikit kurang waras, bagi Gideon selama sikapnya tidak sampai mencapai titik terendah kekurangajaran yang dia ketahui, dia akan mencoba paham. Namun akhir-akhir ini, dia menemukan bahwa perempuan itu seolah keluar dari karakter aslinya.

Romellia yang dia kenali adalah perempuan posesif. Tapi perempuan yang ditemuinya beberapa bulan ini hanyalah orang yang senang membuatnya marah. Romellia mencintainya dengan segenap jiwa dan raganya. Tapi Romellia yang sekarang tidak mencintainya.

Gideon memiliki sejarah panjang untuk berurusan dengan tingkah Romellia. Dia menyadari ada yang berubah. Tanpa sadar sebenarnya dia telah mengamati Romellia sejak dulu. Karena pada akhirnya perempuan itu akan menjadi ratunya kelak di masa depan. Tentu saja dia pasti harus mengenal calon-nya.

Dia sangat tahu bahwa perubahan Romellia yang paling besar itu adalah cinta yang perempuan itu miliki padanya. Dia menyadarinya ketika melihat mata Romellia yang selalu melihatnya dengan sinar kebahagian kini terganti dengan sinar keengganan.

"Dia mencari perempuan bernama Anivirella?" Gideon membaca lebih teliti laporan terbaru yang diterimanya.

"Ya, Yang Mulia. Nona Amour bahkan menyewa Serigala Merah."

"Untuk apa perempuan itu menyewa pasukan khusus kerajaan hanya untuk menemukan perempuan asing?"

"Hasil yang kami dapatkan belum jelas, Yang Mulia. Tetapi yang bisa saya katakan bahwa Nona Amour menginginkan pertemuan secepatnya dengan orang yang dia cari."

Gideon mencoba menggali ingatan. Apakah ada teman masa kecil Romellia yang tidak diketahuinya atau mungkin dia lewatkan? Tetapi nama Anivirella terlalu asing diingatannya.

"Baik. Amati terus perkembangan pencarian orang ini. Jadikan tugas utama kalian untuk penyelidikan."

***

"Belum ada laporan masuk?"

Romellia tengah memakan salad buah yang baru saja dibuat oleh pengasuhnya sekembalinya dari istana.

"Tidak ada." Madam Florie kembali merapikan rambut Romellia. Dia menyisirnya lembut dengan sisir khusus yang diberi ramuan untuk memperhalus rambut pirang Romellia.

Merasakan elusan lembut di kepalanya, Romellia menyandarkan kepalanya pada Madam Florie, lalu jatuh tertidur.

Madam Florie tersenyum seperti seorang nenek yang merasa bangga berhasil memberi makan cucu nakalnya. Ohh anak asuhnya memang masih imut meski telah dewasa. Madam Florie bersumpah untuk selalu menjaga rasa tenang dan damai di wajah Romellia-nya. Tidak seorangpun, bahkan seorang putra mahkota dapat menyakiti Romellia-nya.

Dia membungkus Romellia dengan selimut sutra. Membereskan sisa salad dan berjalan keluar. Ketika dia telah menghilang, Romellia terbangun. Rupanya, dia berpura-pura tertidur.

Romellia keluar dari kediamannya dengan mengendap-endap. Dia memakai jubah yang menutup gaun mahalnya. Berdiri di bawah pohon yang terletak diperbatasan taman kediaman Amour. Dia bersiul sebentar, lalu seseorang dengan gesit muncul tiba-tiba.

Terkejut, Romellia terhuyung sejenak. Jantungnya berdentum keras.

Entah berapa kalipun pertemuan ini, aku masih tetap terkejut dengan kedatangan mereka.

Pria yang terbungkus pakaian serba hitam memberinya surat. Setelah itu dia menghilang dalam sekejap.

Romellia langsung kembali ke kamar ketika menerimanya. Dia tidak bisa berlama-lama di sana dan menimbulkan kecurigaan pada Madam Florie atau orang-orang di kediaman.

Setelah tiba di kamarnya, barulah Romellia memiliki keberanian untuk membukanya.

Surat itu dibuat dengan trik rahasia dimana isinya hanya bisa dibaca ketika surat di dekatkan pada sumber terang. Tulisan dalam surat akan muncul dari selembar kertas kusut dan lecek.

Tidak ada perempuan bernama Anivirella di bagian Utara.

Lagi? Di mana sebenarnya Anivirella berada?

Romellia merasa pusing. Cepat-cepat dia membakar surat itu dengan korek api yang disimpannya khusus agar tidak dilihat orang lain. Hanya dia yang tahu bahwa dia menyewa Serigala Merah. Pasukan khusus dan tertinggi dengan bayaran paling mahal. Tentu saja Romellia menyewanya dengan identitas rahasia. Siapa yang akan mengira bahwa identitas itu dapat sampai pada Gideon, bahkan dia sendiri pun tidak tahu.

Itu telah menjadi rahasia besarnya selain rahasia bahwa dia bukan Romellia Rozenct Amour asli. Madam Florie hanya tahu bahwa dia menyewa prajurit untuk memberikan laporan mengenai para bangsawan yang dekat dengan putra mahkota.

"Nona, makan malam telah siap."

Suara panggilan pelayan pribadinya, Leine, berhasil membuat rambut belakang Romellia berdiri. Untung saja, api terakhir telah menyisakan abu dari surat itu. Buru-buru Romellia segera berjalan menuju pintu. Batinnya terus berucap bahwa tidak ada bukti yang akan tertinggal.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top