Bab 75 Bioskop 2
"Sat? Ini sepi banget loh?"
"Iyalah sepi orang yang nonton kita berdua doang," saut Satria.
"Serius lu, Njir?"
"Lah iya, ngga liat ini semua kursi kosong." Satria menunjukan semua kursi yang kosong.
"Huaaaaa, gue mau pulang Sat," Arum benar-benar panik dan ketakutan melihat hanya mereka yang menonton.
Arum melihat sekeliling bangku dan semua kosong hanya ada mereka berdua duduk di kursi tengah bioskop.
"Sat, demi Allah gue takut."
"Makanya lu jangan jauh-jauh dari gue. Nanti gue tinggal sendiri di sini tau rasa lu."
Arum segera memeluk tangan Satria dan duduk sangat dekat dengan Satria. Dia tidak akan membiarkan pria di sampingnya ini meninggalkan dia di tempat mengerikan seperti ini. Awas saja jika Satria Berani meninggalkannya seumur hidup dia tidak akan memanfaatkannya.
Tak beberapa lama film di mulai dengan suara jumpscare yang menggema di ruang bioskop yang hanya ada Arum dan Satria.
Sepanjang film Arum hanya memeluk tangan Satria dengan kencang dan menutup matanya. Di sisi lain, Satria malah tersenyum bahagia melihat Arum begitu lucu saat ketakutan seperti ini.
Waktu berjalan dengan cepat dan film selesai di putar.
"Lu ngga mau pulang? Mau di sini aja?"
"Kaki gue masih lemes, Sat. Gue pengen cepet pulang tapi anterin gue pipis dulu ya?"
"Yaudah ayo, gue tinggal nih di sini."
Mereka keluar dari ruang bioskop dan mendapati mall benar-benar sepi bahkan beberapa lampu sudah di matikan.
"Kenapa diem? Katanya mau pipis?"
"Gelap banget, Sat di situ, mana sepi. Takut gue."
"Astagfirullahhh, Rum. Tinggal masuk kencing, cebok terus keluar kelar deh. Gue di sini kok."
"Jangan tinggalin gueeee," ucap Arum dengan wajah yang sangat lucu sembari menahan pipisnya.
"Siapa yang mau ninggalin lu, gue di sini ngga kemana-mana."
"Ayo masuk, tungguin gue di dalem."
"Lah, toilet cewe ini, masa gue ikut masuk sih, gue tunggu di sini aja."
"Lu harus tanggung jawab, karena ngajak gue nonton horor di bioskop malem- malem gini."
"Ya Gusti, yaudah ayo buruan."
Satria memasuki toilet wanita dan menunggu tepat di depan pintu bilik dan Arum segera masuk ke bilik toilet.
"Sat?"
"Apaaaaa??? Mau di ceritain horor lagi?"
"Ngga anjir." Arum segera menyelesaikan urusannya dan bergegas keluar.
"Udah?" tanya Satria yang melihat Arum sudah keluar dari bilik toilet.
Arum mengangguk dan langsung mengandeng Satria untuk mengajaknya langsung pulang.
"Btw, Rum. Tunggu di sini dulu ya, gue tiba-tiba mules."
"Yaelah, lu Sat. Tahan aja apa mulesnya. Bokernya di rumah aja."
"Ya, mana bisa? Orang mulesnya sekarang kok. Kalau gue cepirit gimana nanti mau tangguh jawab lu?"
Arum mengela nafas kesal.
"Yaudah tapi gue ikut."
"Mau ikut boker bareng gue?"
"Maksutnya gue ikut ke dalam, nanti kalo lu ninggalin gue tiba-tiba gimana?"
"Ngga sekalian aja lu nongrong samping tai gue, Rum."
"Is, udah buruan sana." Arum kini berada tepat di depan bilik toilet. Tak sengaja dia mendengar suara air mengalir dari salah satu bilik di ujung toilet.
Takut. Tapi Arum benar-benar penasaran. Bukannya bioskop dan mall sedang sepi malam-malam begini. Apa masih ada karyawan yang belum pulang.
Dan benar saja, tiba-tiba saja muncul seorang wanita dengan baju cleaning servis dan rambut panjang terurai keluar dari bilik toilet dan berjalan melewati Arum. Bahkan saat Arum menegurnya dia hanya diam tak mempedulikan Arum.
Arum yang ingin mengikuti wanita itu tiba-tiba saja berhenti saat Satria keluar dari bilik.
"Kenapa Rum?"
"Ngga, itu ada Mbak-mbak Cleaning servis. Gue kira udah pada pulang karyawan mall ternyata masih ada."
"Masa sih?" Bima yang tadi sudah memeriksa semua bilik dan memastikan tidak ada siapapun itu sedikit merasa curiga.
"Yaudah ayo pulang," ucap Satria sembari mengandeng tangan Arum dengan erat.
Eskalator sudah mati, dan terpaksa mereka menaiki lift yang masih menyala. Suasana terasa sangat hening karena mall benar-benar sangat sepi.
"Sat?" Arum semakin erat memeluk tangan Satria.
"Tenang aja, ngga usah takut."
Tak beberapa lama pintu lift terbuka dan menunjukan lantai dasar. Mereka berjalan menuju parkiran motor yang harus melewati lorong gelap.
"Astagfirullah." Arum memeluk tubuh Satria dengan erat saat dia melihat sebuah bayangan yang melewati mereka.
"Kenapa, Rum?" tanya Satria yang melihat Arum begitu terkejut dan langsung memeluk dirinya.
"Itu, Sat! Itu ada yang lewat," ucap Arum sembari menunjuk.
"Ngga ada apa-apa, kok."
"Huaaaaz gue mau pulang, Sat. Mau pulang."
"Iya iya ayo kita pulang jangan nangis ih," ucap Satria yang sedikit merasa bersalah melihat Arum ketakutan.
Wajah Arum kini benar-benar terlihat sangat pucat membuat Satria menajadi khawatir.
Dia segera menggandeng Arum menuju parkiran dan langsung membawanya pergi dari mall itu.
"Arum?" tanya Satria yang melihat Arum diam sedari tadi.
"Gue laper Sat, makan dulu yuk?"
"Astagfirullah, gue kira kesambet lu, ternyata kelaperan." Satria meminggirkan motornya di sebuah gerobak nasi goreng yang masih berjualan di pinggir jalan.
Dia memesan dua piring nasi goreng dan dua teh hangat.
"Jangan bengong begitu, nanti lu kesambet," ucap Satria sembari mengelus pipi Arum.
"Sat lu harus janji sama gue, jangan ajak gue nonton bioskop malem-malem begini lagi. Gue takut banget."
"Iyaaaa, dasar penakut."
"Ini nasi gorengnya, Mas Mbak." Tukang nasi goreng datang membawa kan dua piring nasi goreng.
"Makasih ya, Pak," ucap Arum.
"Kalian ini abis nonton bioskop di mall itu malam-malam begini ya?" tanya tukang nasi goreng yang sering mangkal di dekat mall.
"Iya, Pak." Satria tersenyum sembari menerima teh hangat.
"Wah, berani ya kalian berdua ini. Di mall itu kan angker. Makanya sepi pengunjung kalo malem gini. Banyak yang di ganggu."
"Hehhhh? Serius pak?" tanya Arum yang terkejut.
"Iya loh mbak, ada
Cleaning servis cewe yang aborsi dan mati bunuh diri di toilet Deket bioskop."
"Sattttt? Jangan-jangan Mbak-mbak Cleaning servis yang gue liat tadi?" Wajah Arum semakin pucat saat mendengar cerita tukang nasi goreng itu.
Satria hanya terdiam memandang wajah pucat Arum. Dia juga tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia berusaha menyembunyikan fakta bahwa memang tidak ada siapapun di bilik toilet karena dia susah memeriksa nya. Namun Arum mengatakan melihat wanita keluar dari salah satu bilik itu. Dia berusaha menyembunyikan itu agar Arum tidak ketakutan. Namun tukang nasi goreng ini malah menceritakan hal horor lainya yang membuat Arum semakin ketakutan.
"Udah abisin dulu makanya, ngga usah mikir aneh-aneh ih. Ngga ada yang namanya setan. Udah abisin dulu."
"Ngga mau, gue mau pulang sekarang."
"Hadehhh, yaudah pak tolong di bungkus aja nasi goreng ini. Udah ribet urusanya kalo gini."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top