Bab 45 pertemuan makan malam

Seorang wanita berhadapan ke sebuah cermin. Bibir merah serta dress merah menyala membuatnya terlihat sangat glamor dan cantik. Sebuah permata indah menguasai lehernya. Mata dengan manik indah itu menatap dirinya begitu dalam di cermin.

Dress merah menjuntai indah dengan belahan di samping menunjukan kaki jenjangnya yang sangat indah. Punggung mulusnya terlihat jelas tak tertutup.

"Lihatlah, Siti. Kamu terlihat bak bidadari. Sangat Cantik." Ibu Siti tak henti-hentinya memuji Siti. Ibunya benar-benar merasa bangga karena dia sudah menjadikan Siti gadis yang sangat sempurna.

Namun tidak dengan Siti, dia merasa sangat tidak nyaman dengan pakaian dan segala keglamoran yang ada padanya.

Rasanya palsu. Dia seperti melihat sebuah patung dengan topeng yang sangat tebal. Bahkan dia sama sekali tidak mau mengenal wanita yang tercermin di hadapannya itu.

"Dia sudah datang, dan sudah menunggu kamu di meja makan. Mari kita temui dia, Sayangku." Ibu Siti tersenyum sembari mengelus lembut rambut anaknya itu.

Seorang wanita cantik dengan dress merah turun dari tangga. Seorang pria tak henti-hentinya menatap Siti. Luar biasa Siti benar-benar sangat cantik.

Pria dengan jas silver dan sebuah kaca mata yang menghiasi wajahnya itu sangat terpesona dengan penampilan Siti.

"Selamat malam, Nona. Nama saya Alexander. Nona bisa memanggil saya Alex," ucapnya meraih tangan Siti.

"Siti," ucapnya singkat dan langsung menarik tangannya.

Dia benar-benar harus menjaga sikapnya kali ini. Karena ancaman ibunya tidak main-main. Dia harus menjaga nasib banyak orang yang ada di pabrik. Karena ibunya mengancam Siti dengan itu. Membuatnya tidak bisa berkutik kali ini.

Mereka kemudia duduk dan menyantap hidangan yang ada di atas meja.

"Aku mendengar dari ayahmu, jika kamu mengambil alih perusahaanya. Karena dia harus pensiun." Ibu Siti memulai pembicaraannya.

"Ah, benar tapi ada satu syarat yang harus saya penuhi. Yaitu menikah," ucap pria itu sembari tersenyum ke arah Siti.

Dasar bandit. Pantas saja dia ingin sekali Siti menikah dengannya. Karena jika Siti menikah dengannya keuntungan akan dia dapat jauh lebih besar. Selain perusahaan ayahnya dia juga akan dapat Saham besar dari ayah Siti serta beberapa anak perusahaan milik ayahnya akan jatuh juga padanya. Belum lagi bisnis dan perusahan yang di bangun Siti kemungkian akan dia ambil juga.

Siti benar-benar geram melihat tingkah pria itu.

"Lihat Siti, jika kamu menikah dengan Alex kamu akan jadi nyonya dan ratu di istana," ucap ibu Siti.

"Jika kamu jadi istriku, kamu bisa tinggal di rumah dan hanya melayaniku. Tidak usah bekerja, di rumah megahku ada dapur yang sangat luas kamu bisa memasakkan makanan untukku dan kita bisa makan malam bersama setiap hari."

"Apa kamu berniat mencari pembantu? Atau istri?" ucap Siti menatap tajam Alex.

Apa ini? Wanita seperti apa Siti ini. Baru pertama kali Alex bertemu wanita seperti ini. Sangat menarik, Alex bahkan tak henti-hentinya tersenyum ke arah Siti.

Ibunya Siti begitu khawatir dan langsung menyenggol kaki Siti untuk memperingatinya.

"Ah, apa kamu mau makan penutup yang manis? Alex?." Ibu Siti langsung menyuruh beberapa pembantunya untuk menyiapkan makanan penutup yang manis.

Tak beberapa lama, ibu Siti pergi pamit ke kamar mandi meninggalkan Siti dan Alex yang tengah menikmati makanan penutup.

"Kamu gadis yang sangat menarik, Siti." Alex meletakan sendoknya dan menatap tajam Siti.

"Berhenti bembual dan mundurlah. Aku sangat tidak tertarik dengan permainanmu." Dengan wajah datar yang mempesona itu Siti kembali menjawab dengan sangat ketus.

"Kau membuatku semakin penasaran kau tahu, aku jadi semakin ingin memilikimu."

"Kau hanya pria licik dengan ambisi dan nafsu binatang yang sangat aku benci. Psyaco."

Tadi setelah bertengkar dengan ibunya Siti mencoba mencari tahu siapa pria yang akan di kenalkan ibunya itu.

Alexandre, putra tunggal pengusaha yang sangat sukses di Malaysia. Dia juga pemilik perusahaan tambang emas yang sangat terkenal. Namun, dia adalah penjahat keji yang merampas hak para wanita tak bersalah.

Beberapa tahun Alexander pernah di laporkan sekretarisnya karena mencoba memperkosa dan mengancam. Dia adalah psyaco yang akan melakukan segalanya demi nafsunya. Tapi, dengan mudah tuduhan itu di cabut dan kasusnya hilang di telan waktu.

"Sepertinya kamu mencari sesuatu yang seharusnya kamu tidak tahu."

Alex mendekati Siti yang kini berdiri tepat di hadapan Alex.

"Kenapa? Kamu takut?"

"Kau!" Alex menarik tubuh Siti tepat menempel di tubuhnya. Melingkarkan tanganya di pinggang ramping Siti. Dia mencengkram tubuh Siti dengan sangat kuat.

Mata Siti tak bergeming menatap mata pria itu. Dia sama sekali tidak takut dengan pria berahang tegak dengan janggut tipis yang tumbuh mengitarinya.

Pria itu, yang melihat mata Siti begitu indah  sedikit terkejut dan terpesona. Karena Siti  terlihat lebih cantik di jarak yang sangat dekat ini dengannya, membuat dia melemahkan cengkeramnya, dan merasa lemah.

Dengan sigap Siti langsung memeluk pria itu dan membisikan sesuatu.

"Kau bahkan tak bisa melukaiku? Kenapa? Apa kau takut padaku?"

Pria itu langsung terdiam sesaat. Jantungnya terasa berdegup kencang, dia benar-benar terhipnotis pada wanita ini.

"Kalian?" Ibu Siti datang dan terkejut melihat Siti dan Alex yang tengah berpelukan di ruang makan.

Siti segera mendorong tubuh Alex dan kembali duduk di meja makanya.

"Sepertinya kami terlalu cepat beradaptasi," ucap Alex yang membuat ibu Siti tersenyum.

Sepertinya kali ini dia berhasil menjodohkan Siti dengan pilihannya. Melihat Siti dan Alex berpelukan membuat ibu Siti merasa sangat senang. Kali ini dia akan menikmati kekayaan yang semakin banyak. Dia bahkan berfikir akan mejadi ibu suri di istana yang sangat megah

Putrinya kali ini benar-benar mendengarkannya. Tak sia-sia dia mengancam Siti dengan para buruh dan juga teman-temannya.

Siti hanya diam tak menjawab apapun dan kembali menikmati makananya.

"Aku ingin lebih dekat dengan Siti, bagaimana jika kita menikmati pemandangan di luar sembari menikmati secangkir teh?" ucap Alex dengan tatapannya.

"Benar ibu akan suruh siapkan teh di halaman depan kalian nikmati moment berdua ya, biar semakin akrab.

Ibu Siti melangkah pergi meninggalkan mereka. Siti yang tidak bisa menolaknya akhirnya mengikuti Alex keluar dari rumah dan duduk di sebuah halaman dengan pemandangan kolam berenang yang sangat luas.

"Mungkin kau salah paham. Aku akan menjelaskannya, tentang aku dan sekertarisku."

Dia pikir Siti akan penasaran dengan hal itu. Tidak sama sekali.

"Ini hanya kesalah pahaman dan bisa di selesaikan secara kekeluargaan. Jadi kamu tidak perlu khawatir."

"Untuk apa aku Khawatir? Bahkan jika saat ini kau menghembuskan nafas terakhirmu saja, aku akan sangat bersyukur."

Siti bangkit dan langsung pergi meninggalkan pria itu. Dia benar-benar tak tahan lagi dengan orang itu. Lebih baik dia sudahi sampai di sini. Dia sangat lelah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top