Bab 30: MEREDITH BERTERIAK

Suara yang ada di sanubari hati tidak bisa dilepaskan, Bimut pulang ke rumah Jihan dengan perasaan yang sangat gelisah namun di sisi lain ia merasa senang karena ada Yuna yang kini menemaninya. Ia yakin Yuna bisa menjadi alasan agar ia tidak menikah dengan Zahra.

Bimut masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Zahra. Di sana Zahra langsung mencecar dengan pertanyaan yang membuat kepala Bimut pusing. Rasanya ia harus bertanggung jawab namun ia malas.

"Mama sudah tahu. Kamu harus segera menikahi aku."

"Nanti kita bicarakan ini. Aku sedang mengantuk."

"Kamu dari mana saja? Mengapa kamu tidak ada kabar!"

"Aku mencari Wahid, Zahra."

"Kamu mencari angin?"

"Apa maksud kamu? Aku tidak melakukan hal yang macam-macam. Aku dari mencari Wahid namun tidak bertemu dia!"

"Kamu bisa nggak jangan keras-keras? Aku masih majikan kamu. Dengar dan nurut!"

Bimut menarik napas, ia bingung, tidak ada waktu lagi untuk melawan. Ia harus diam saja saat ini. Tidak ada gunanya melawan Zahra. Sungguh mengesalkan si Zahra, pikirnya. Namun bagaimana lagi. Ia pun melengos dan tidak berkata apa-apa lagi.

Hal ini tentunya membuat Zahra curiga. Mengapa Bimut diam dan seperti tidak menghormatinya sebagai majikannya. Ia harus memberi Bimut pelajaran agar ia tahu diri. Bimut harus diberi tahu cara sopan-santun.

***

Wajah Tiara masih sendu sejak tadi. Wajar ia sendu, bagaimana tidak, ia dan teman-temannya sedang berkelahi, dan kini ia hanya meminum kopi di depannya sambil memandang Dewi yang duduk di sebelahnya dari tadi.

"Sungguh nggak tahu diri mereka. Maksud gue, mereka seperti nggak ngerti kesehatan mental. Abby berubah banyak." Tiara berkata.

"Ada kejadian apa sebenarnya yang bikin sampai lo marah?"

"Dia kayak nggak pernah belajar kesehatan mental. Dia masih membela orang karena kasihan mereka orang miskin. Abby belain Bimut dan keluarganya serta Wahid karena mereka orang susah."

"Bukannya kita harus pintar-pintar membela orang lain?"

"Iya, betul. Tapi entah mengapa dia nuduh gue mau jadi RI 1 dan seakan-akan gue mengambil alih Dancing Girls. Gue nggak ada niat ngedepak dia. Gue keluar juga gue rasa gue lelah."

"Kenapa bisa begini? Kenapa dia jadi berubah banyak?" Dewi berkata, tak habis pikir kejadiannya bisa seperti ini.

"Gue dituduh coup dan gue nggak terima itu."

"Gue benar-benar pukul-pukulan sama dia. Gue masih ingat matanya Hera waktu dia mergoki gue sama Abby pukul-pukulan, dia kayak benci banget sama gue."

"Yang gue kaget Ti, dia bilang kalau Tante Jihan itu gila, tega banget dia bilang seperti itu. Dia nggak pantas bicara seperti itu kepada orang yang lagi dalam putus asa."

"Abby sudah berubah banyak. Gue malas banget ketemu dia untuk saat ini. Nggak ada manfaatnya kalau kita terus berseteru dengan Abby. Hera juga aneh. Orang kayak modelan dia kok mau sih belain orang yang melecehkannya dengan ucapan-ucapan yang nggak baik!"

"Ini sudah jadi perpecahan yang nyata banget Ti. Oh ya, Meredith jadi ke sini?"

"Kayaknya dia telat Wi. Kita tunggu aja."

Sebuah pesan masuk dari Meredith Tiara membuka pesannnya dan alangkah kagetnya ia dengan pesan chat dari Meredith.

Gue lihat Wahid lagi jalan-jalan sama oom-oom.

***

Di sebuah mall tampak dua orang lelaki sedang berjalan, mereka menuju toko baju, di dari kejauhan tanpa mereka sadari, Meredith sedang melihat mereka berdua. Wahid dan Claine cuek saja ketika ada beberapa pegawai lelaki yang melirik aneh karena Claine mrangkul Wahid dengan mesra.

Tampaknya beberapa pengunjung cuek karena banyaknya mereka sudah paham keberadaan pecinta sesama jenis di kota-kota besar, meski beberapa pengunjung lain ada yang segera meninggalkan toko dengan langkah cepat tanpa menyinggung perasaan mereka berdua.

Claine adalah seorang pria yang ekspresif, ia tidak malu namum Wahid masih ada rasa malu karena dididik dari nilai-nilai ketimuran sehingga ia bertolak belakang dengan Claine. Claine tidak segan-segan mencium pasangan gaynya di depan umum kalau di luar negeri. Tapi di sini ia lebih menahan diri agar tidak terjadi keributan. Tetapi tetap saja ia liar sekali.

"Abis ini kita main baby." Claine berkata tidak bisa menahan diri.

Setelah Claine membayar baju milik mereka berdua. Keduanya berlari ke kamar mandi. Suara lenguhan terdengar di jelas di sebuah bilik. Rupanya kedua pasangan itu memilih sebuah kamar mandi sedang bercumbu hingga seorang janitor mengetuk pintu.

"Apa ada orang di dalam? Kenapa masuknya berdua?"

"Saya lagu bantu teman saya. Dia berak di celana," ucap Wahid bohong.

Janitor tidak berkomentar namun suara lenguhan tidak berhenti, hanya saja semakin pelan. Mereka berhasil menipu janitor. Mereka keluar dari kamar mandi lalu pergi dari sana, meninggalkan wajah janitor mengkerut.

Wahid dan Claine langsung menuju ke tempat lain namun suara wanita menghentikan langkah Wahid dan Claine.

"WAHID!" teriak Meredith.

Wahid menoleh, namun ia melengos. Meredith lalu nekat berteriak dengan kata-kata yang tidak bisa dipikirkan oleh mereka berdua. "Lo suka sama oom-oom sekarang?!" teriak Meredith dengan segala kekuatan yang ada.

Claine maju ke depan langsung mendekati Meredith, melotot kepadanya. Rasa yang tidak terima dirasakan Claine karena ia merasa orang ini mengganggu privasi orang lain. "What is your business?!"

"I just ask him because he is person who says jerk to me. This guy! Your homosexual partner is bitch!" Meredith berteriak sambil menunjuk Wahid.

"Masalah lo apa?" Wahid mulai menghampiri.

"Gue hanya tanya baik-baik. Lo jadi homo?! Lo suka oom-oom sekarang?!"

"Apa masalah lo sih sama gue?!" Wahid mulai naik pitam tidak terkendali.

"Heh lo bisa bahasa Indonesia gak sih?! Gue nggak peduli lo tahu bahasa Indonesia apa nggak. Lo silahkan cari cowo lain Jangan ini cowo. Ini cowo berengsek!" ucapnya kepada Claine.

"Ini bukan urusanmu. Sudah kami mau pergi dahulu. Jangan ganggu kami."

"Oke, gue nggak akan ganggu kalian tapi lo bakal nyesel macari dia!"

Suara Meredith terdengar oleh beberapa orang. Beberapa orang memotret dirinya yang sedang marah-marah. Ada yang mengunggahnya di media sosial. Meredith menuliskan pesan kepada Tiara tanpa lama-lama.

Gue lihat Wahid lagi jalan-jalan sama oom-oom.

Meredith berputar arah,. Ia pergi ke tempat parkir namun beberapa pengunjung mall menghampirinya, hendak bertanya.

"Itu siapa Mbak?"

"Dancing Girls repot gegara dia tuh yang anak cowok. Mohon Dagirl Gomaos dukung kita. Maaf gue nggak bisa jawab lama-lama."

Meredith langsung menuju ke rumah Tiara, ia naik ke dalam mobil dan pergi meninggalkan mall. "Gila tuh anak tahu-tahunya homo. Aduh nggak nyangka gue." Bisik Meredith di mobil sendirian. Ia menginjak gas lebih keras karena ia sudah telat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top