Chapter 1

Langit hari Sabtu ini tampak gelap. Tak ada cahaya matahari di luar sana, apalagi udara menyejukkan. Kanaya tak terkejut saat melihat sepinya komplek perumahan tempatnya tinggal di pagi ini. Tak ada lalu lalang yang terlihat diluar sana. Tak ada mobil, motor, atau bahkan kumpulan orang yang berolahraga seperti minggu-minggu lalu.

Sepertinya semua orang lebih memilih berlindung dalam selimut pagi ini. Tidur sedikit lebih siang. Atau setidak-tidaknya berada di dalam rumah sambil menikmati kopi hangat.

Bukankah terdengar menyenangkan?

Kanaya juga ingin sekali tidur. Beristirahat lebih lama setelah menghabiskan seminggu penuh lembur hingga pukul 11 malam di kantornya. Tapi sayangnya dia tidak bisa! Dia sudah memiliki janji dengan kekasihnya, Axel, pagi ini.

"Non, Tuan Axel sudah di tiba."

Suara Bi Sumi di depan kamarnya mempercepat gerakan Kanaya untuk menyelesaikan make up -nya. "Iya, Bi. Bilang aku udah siap! Bentar lagi turun!"

Kanaya tahu Axel tak suka menunggu lama. Pria itu memang sangat strict soal waktu. Oleh karena itu, setelah cukup yakin dengan tampilan make up sederhana, dress flower serta flat shoes miliknya, Kanaya segera turun menuju ke ruang tamu.

Tepat seperti dugaannya, Axel sedang duduk di sofa sambil berbincang santai dengan ayah dan Ibunya. Pria itu terlihat tenang tapi penuh wibawa. Suatu aura yang selalu membuat Kanaya bangga saat membawa Axel ke hadapan keluarga dan kerabatnya

Setelah berpamitan pada kedua orangtua Kanaya, Axel langsung menggandengnya ke mobil BMW X1 miliknya. Sebelum Axel menyetir mobilnya ke tempat lain, Axel masih sempat memberikan ciuman singkat di bibir Kanaya.

"You look so pretty, Sayang."

Uh! Sungguh sebuah moment singkat yang berhasil memunculkan ribuan kupu-kupu dalam perutnya. Axel dan mulut manisnya memang selalu membuatnya gila!

"Terima kasih. Aku senang kamu suka," jawab Kanaya sambil tersenyum malu.

Dia jelas tersenyum lega. Merasa bahagia karena Axel menyukai penampilannya! Padahal jika boleh jujur, Kanaya tidak yakin penampilannya sempurna. Jarang sekali dirinya menggunakan dress yang sangat feminim seperti ini. Demi sang pujaan hati, Kanaya sampai rela secara khusus meminjam baju kakaknya yang sejak beberapa minggu lalu telah menarik perhatiannya.

Kanaya tentu senang bahwa usahanya tidak sia-sia!

"Kita akan kemana pagi ini?" Tanya Kanaya saat mobil mulai melaju keluar komplek perumahannya.

"Rahasia. Tapi aku janji hari ini akan menyenangkan. I'll do my best for my birthday girl!"

Genggaman dan ciuman Axel di tangan kanan Kanaya membuat wanita itu terbuai. Dia tak lagi bertanya. Dia hanya perlu membalas genggaman tangan itu dan membiarkan pria itu memimpin langkahnya.

***


Hari ini adalah hari ulang tahun Kanaya yang ke 27. Apa Kanaya bahagia? Sangat! Sejak pagi mereka melakukan semua yang Kanaya sukai. Mulai dari nonton film genre crime mystery kesukaan Kanaya, makan siang di pinggir pantai, hingga menikmati aneka cemilan favorit kesukaannya. Mulai dari ice cream, souffle, sampai bubble tea yang membuat tenaga mereka terasa penuh hingga malam hari!

"Ini dimana? Kita ga pulang?" Kanaya mengernyitkan dahinya saat melihat Axel memarkirkan mobilnya di depan sebuah apartemen mewah di Jakarta selatan. Hari sudah menunjukkan pukul 9 malam dan dia pikir Axel akan mengantarnya pulang.

Tak menjawab, pria itu malah membuka sisi mobil dan menggandeng tangan Kanaya untuk mengikuti langkahnya. Sampai mereka tiba di depan sebuah unit di lantai 40 apartemen mewah itu.

"Coba kamu buka pakai kartu ini," kata Axel sambil memberikan kartu unit pada Kanaya.

Dirinya semakin bingung. Namun melihat anggukan kepala Axel dan antusiasmenya yang tinggi sekali, Kanaya menurutinya. Toh dia yakin jika mereka tidak akan pulang sebelum ia membuka pintu di hadapannya ini.

Apartemen di hadapan Kanaya itu sangat luas. Ada 3 kamar di dalamnya, juga dapur serta ruang tamu yang luas. Tak lupa juga aneka furniture berdesain classic yang ada disana. Membuat kesan classy dan elegan menjadi satu!

Disana - di ruang tamu - juga ada sebuah jendela yang sangat luas. Memperlihatkan setiap sudut kota Jakarta dengan indah. Lampu-lampu aneka warna yang menghiasi kota Jakarta membuat Kanaya kini tercengang. Sangat indah!

"Kamu suka?"

Kanaya terkejut saat merasakan pelukan Axel di belakangnya. Pria itu menghirup rambut lavender kesukaannya dengan sayang.

"Iya. This is so beautiful!" kata Kanaya sambil terus menatap keindahan di depannya. Meski jantung dan pikiran wanita ini jelas sudah terisi pada kehangatan yang Axel berikan.

"Kamu mau tinggal disini?" tanya Axel lagi.

Kanaya langsung terkejut. Dengan melepas pelukan Axel di perutnya dia berbalik. Menatap pria yang lebih tinggi darinya 20 cm itu dengan penuh tanya, "Apa maksudmu? Tinggal disini?"

Axel mengangguk, "Iya. Kalau kamu suka, aku ingin kita tinggal disini nanti, Sayang. Setelah kita menikah. Bagaimana? Kamu mau?"

Deg!

Detik itu Kanaya tak bisa lagi berpikir, "Meni.. kah?"

Menjalin hubungan bertahun-tahun dengan Axel tak membuatnya pernah berpikir untuk melangkah sejauh ini. Apa dia mencintai Axel? Sangat! Sejak kejadian kelam di umur 15 tahun – Kanaya tak pernah membuka hatinya pada siapapun. Sampai di usia 22 tahun, dimana dia bertemu dengan sosok Axel!

Tanpa direncanakan dia jatuh cinta. Hingga tanpa terasa sudah 4 tahun mereka menjalin asmara.

"Iya. Kamu mau kan menikah denganku, Sayang? Aku pikir kita sudah cukup lama bersama. Jadi aku ingin kita segera menikah. I want to spend the rest of my life with you," Kata Axel sambil mengusap wajah Kanaya yang terlihat tegang.

Kanaya tak langsung menjawab. Wanita itu masih berada dalam keterkejutannya seorang diri.

Dirinta tak sadar sejak kapan Axel berlutut di hadapannya, mengeluarkan cincin berlian dan menatapnya penuh harap "Kanaya Cellestine Aditama, will you marry me and grow old together?"

"Aku mau kamu menjadi orang pertama yang kulihat ketika membuka mataku di pagi hari dan menutupnya di malan hari. Aku mau kamu menjadi pendamping hidup yang menemani hari-hariku sampai maut memisahkan kita."

Kata-kata pria itu jelas tak membuat Kanaya semakin tenang. Dia mengerjapkan matanya berulang-ulang, masih tak ingin percaya bahwa ini bukanlah sebuah mimpi. Mimpi terindah dalam hidupnya!

"Kanaya, my love, will you marry me?"

Suara Axel terdengar lagi. Wajah pria itu semakin tegang menantikan jawaban Kanaya.

Ketika pria itu bertanya ketiga kalinya dengan semakin lemah, Kanaya menjawab dengan penuh haru "Yes, I'll marry you!"

Kanaya kini tahu Ia tidak bermimpi. Apalagi saat pria itu memasangkan cincin di jari manisnya, memeluknya erat dan mencium dahinya dengan penuh sayang "Thank you, sayang. Terima kasih untuk menerima lamaranku. I'll make you happy for the rest of your life. I promise."

Janji Axel terdengar sangat manis. Hingga Kanaya kini tak tahan untuk meneteskan setetes air mata. Berjinjit dan mencium bibir kekasihnya singkat. Lalu tersenyum manis "Thank you for making me the happiest woman today. I love you, Axel. Love you so much!"

This is the happiest day in her life. If she may ask, she hopes tomorrow never comes...

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top